BAGIAN 18 | Pengakuan Eric

21.3K 2.5K 27
                                    

Bagian ini selesai direvisi.
___

... se-sebentar. Me-mengapa, mengapa aku bisa mengobrol sama Eric? KENAPA?!

"Kau baru menyadarinya? Memang benar kau bodoh"

Berisik! Aku syok mana mungkin sadar? Oke aku aneh sekarang. Mengapa aku menjawab dia dan mengapa aku berpikir dia bisa menjawabku? Aku bingung. Apa karena ada air yang masuk ke kepalaku? Apa aku jadi gila setelah hampir tenggelam?

"Pfft.. HAHAHAHA menggelikan sekali"

...

Jadi benar? Si es batu ini ternyata... jangan-jangan bisa baca pikiran?

Tuk. Eric menyentil dahiku main-main.

Aw!

"Panggil aku kakak, dan kau masih bertanya soal itu bahkan setelah aku berbicara padamu sejak tadi?"

Hah? Tapi.. yang aku tahu, Eric dalam cerita punya kekuatan mengendalikan air. Bagaimana bisa dia punya kekuatan lain?

Eric tidak menjawabku lagi karena sekarang perhatiannya teralihkan pada Lily yang kebingungan.

"Kau," ucap Eric dingin pada Lily. Kemudian pusaran air yang tadi mengangkatku muncul kembali.

Seketika itu juga air itu memutari kaki Lily. Dan..

Byur.

"Uhuk-uhuk. Tolong! Am-ampun pangeran," teriak Lily.

Lily! Apa yang Eric lakukan?

"Kau tidak becus sebagai pengasuh," ucap Eric. Tatapan matanya sangat dingin. Julukan es batu sekarang benar-benar ku rasakan pada dirinya.

Eric! Berhenti! Apa yang kamu lakukan?!

Aku berusaha berkomunikasi dengan Eric lagi. Tapi dia tidak menjawabku sama sekali. Bahkan tidak menatapku.

Aku memukul-mukul lengannya dengan tangan kecilku, berharap dia memberikan perhatian pada permintaanku.

Eric melihatku.

Eric! Tolong berhenti! Lily tidak bersalah, jangan berbuat seenaknya!

Entah kenapa Eric menampilkan ekspresi seperti orang yang baru ingat sesuatu. Dia kemudian melepaskan Lily ke darat lagi.

"Aku hampir saja melakukan hal bodoh. Jika ingin melakukannya seharusnya nanti saja," bisik Eric yang mulai sibuk dengan pikirannya sendiri. Aku dengan jelas bisa mendengar bisikannya karena kami sangat dekat.

Lily! Lily tidak apa-apa?

Aku memandang ke arah Lily, menggapai-gapainya.

Eric! Aku ingin Lily!

Aku menatapnya tajam. Eric melihatku tanpa ekspresi. Kemudian ia menghela napas dan membawaku pada Lily.

Aku segera memeluk Lily. Kami berdua basah kuyup.

"Sebaiknya kau berganti pakaian dulu. Aku pernah dengar orang yang kebasahan bisa sakit. Kau juga pasti akan begitu kan?" ucap Eric padaku.

Lily kemudian membawaku berganti pakaian di istana Eric. Itu karena taman tempat kami piknik ini lebih dekat dengan istananya.

.

Ini pertama kalinya aku ke istana milik Eric. Nuansa istana ini abu-abu, entah kenapa cocok sekali dengannya.

Yang aku anggap aneh adalah mengapa di istana Eric ada baju anak perempuan yang pas ukurannya denganku? Aku, tidak mengerti.

Sekarang kami sedang berada di ruang tamu. Lily tidak diperbolehkan masuk ke sini. Tapi syukurlah, Eric tak menyakitinya lagi. Tadi itu sangat mengangetkan.

Aku dan Eric duduk bersebrangan. Eric menatapaku dengan intens.

Emm.. Jadi.. Sejak kapan kau dapat membaca pikiran?

"Sejak aku melakukan upacara pengikat kekuatan," jawab Eric santai sambil meminum tehnya.

Apa? Mengapa di cerita rasanya tidak ada hal seperti itu? Ucapku pada diriku sendiri.

Eric tidak berkomentar apapun. Memang pada dasarnya Eric agak pendiam. Jadi harus aku yang memulai pembicaraan. Aku tidak akan mendapat informasi yang banyak karena sifatnya itu.

Setelah dipikir-pikir, pantas saja sikapmu aneh sekali. Kau, selalu mendengar setiap kali aku berbicara di dalam hati?

Aku mencoba berbicara pada Eric lagi.

Aku sedikit was-was. Kalau benar Eric selalu mendengar ucapanku dalam hati. Itu artinya ketika aku mengumpat.. dia dengar.

"Tidak semua. Aku hanya bisa mendengar ucapan orang di dalam hati atau pikirannya jika menatap matanya," jelas Eric.

Wow! Ada kekuatan semacam itu di sini?

"Kau tidak tahu itu? Aku pikir kau tahu karena kau berasal dari dunia dimana di sana ada yang menceritakan kehidupan kami," ucap Eric.

Deg. Eric tahu itu?

"Ya, semenjak kita pertama bertemu. Kau berkata dengan kata-kata yang aneh dan kau menyebutkan 'tokoh kesayangan', kau bahkan sakit karena rindu orang tua mu di sana," ucap Eric yang membuat jantungku hampir berhenti.

Dia tahu sebanyak itu?

Tanyaku pada diriku sendiri.

"Sebenarnya, itu pun bukan hal yang aneh karena aku sebelumnya pernah bertemu seseorang yang mirip sepertimu," ucap Eric.

Yang mirip sepertiku?

"Ya. Aku rasa kau tahu siapa itu," ucap Eric.

Seketika dalam otakku muncul sebuah nama. Syina. Ya. Dia adalah orang yang mirip situasinya sepertiku saat ini. Kenapa aku hampir lupa?

Jiwa Syina, juga berpindah tubuh. Perbedaannya denganku hanya bahwa jiwa Syina bukan berasal dari dunia lain. Tapi berasal dari dunia cerita ini dari ratusan tahun yang lalu.

Syina dulunya seorang putri juga. Dia jatuh cinta pada seorang pangeran. Syina bahkan tergila-gila padanya. Saking tergila-gilanya, Syina tidak peduli bahwa sang pangeran hatinya kotor sekali. Wajar saja karena awalnya Syina tidak tahu itu.

Tapi pada akhirnya, Syina terbunuh karena ulah pangeran tersebut. Ia memanfaatkan Syina sampai akhir hayatnya. Para rakyat membenci Syina dengan tuduhan-tuduhan yang dibuat oleh sang pangeran agar dapat secara hukum mengeksekusinya. Mengerikan sekali. Dan bodohnya mengapa Syina bisa tergila-gila pada orang itu?

Jujur saja, jika dipikir-pikir tokoh-tokoh di cerita ini banyak yang punya masa lalu kelam. Hah.. ternyata cerita ini penuh drama di balik ke gemasan scene-nya.

Entah kenapa setelahnya Syina masuk ke tubuh seorang putri kecil keluarga Zoren. Itulah Syina yang sekarang. Setelah bertahun-tahun hanya memikirkan pangeran pujaan hatinya yang bahkan tidak mencintainya.

Di kehidupan barunya ini Syina berniat hidup dengan baik tanpa cinta. Ia juga ingin mendapatkan semua kasih sayang keluarga dan orang-orang sekitarnya supaya memudahkan kehidupannya.

Bahkan tanpa perlu perjuangan keras, keimutan Syina sudah menyihir semua orang. Ia juga mendapatkan semua perhatian karena ramalan 'Pembawa Kemenangan' yang disematkan padanya. Hidupnya untuk sekarang, sempurna. Kaisar, Juan, dan Eric -tokoh yang kuat di kekaisaran Zoren- bahkan dapat dikatakan 'bucin' padanya.

Ya, itulah kehebatan Syina kami. Hehehe.

Tanpa sadar aku melamun sendiri.

Tapi, berbeda dengan kelahiran Syina. Kelahiraku yang tidak terduga ini bisa dibilang 'pengusik'. Aku jadi terpikirkan sesuatu dan ingin menanyakannya.

Eric.. Apa kau.. membenciku?

__________________________________

Hai readers, maaf malem banget up nya, aku baru bisa buka Wattpad sekarang :')
Hope you enjoy this part!

Klik tanda bintang ⭐ supaya aku makin semangat ><

Makasih yang udah vote 🙏

[Diupload oleh Sisi Shalla 12-09-2021] -> [Direvisi 30 Januari 2022]

Aku Adik dari Anak Kesayangan Keluarga IniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang