BAGIAN 25 | Aneh

15.5K 2.1K 25
                                    

Bagian ini selesai direvisi.
_____

"Sudahlah, berhenti menangis," ucap Eric sambil menepuk ringan punggungku dengan wajah kebingungan. Aku pun berhenti menangis.

Pokoknya terima kasih penjelasannya, Eric. Maafkan aku.

"Hah.. kau licik. Padahal aku masih ingin marah padamu," ucap Eric.

Aku pun cemberut.

"Baiklah, aku maafkan. Tapi selain itu, jangan sekali-sekali lagi menganggap dirimu bukan bagian dari keluarga ini. Kau anak terakhir Ibunda. Bagaimana bisa kau bukan keluarga Kaisar?" ucap Eric.

Ada perasaan aneh di hatiku.

La-lagi pula, Eric. Bagaimana aku tidak berburuk sangka pada kalian? Juan dengan mudahnya berkata untuk menyambuk mereka.

Entah kenapa aku ingin mengalihkan pembicaraan tentang keluarga ini.

"Kau tahu Juan seperti apa, jangan pedulikan dia," ucap Eric dengan wajah santainya.

Jangan pedulikan? Kau bercanda? Dia hampir saja bisa mempengaruhi keputusan Kaisar.

Eric tidak menjawab dan hanya meminum teh nya lagi. Aku tahu sebenarnya sifat Juan dan Eric tidak jauh berbeda. Walau Eric yang di hadapanku ini terlihat santai.

Rasanya sekarang Eric lebih banyak berbicara. Padahal setahuku Eric di hadapan Juan dan Syina tidak begitu.

Eric ku lihat seperti terpaku memikirkan sesuatu.

"Zinnia," panggilnya tiba-tiba.

Iya?

"Sebelumnya apa yang kau bicarakan dengan Paman Robin?" tanya Eric.

Aku membulatkan mataku.

Bukankah kau tau?

"Aku hanya tau kau berkata mata Paman Robin memancarkan cahaya ungu dan ia yang mengatakan ada pintu di kolam bukan?"

Aku mengangguk.

Iya. Aku bingung. Sebelum jatuh, orang terakhir yang mengobrol denganku adalah Paman Robin. Aku..

Aku ragu untuk meneruskan kata-kataku. Bagaimana pun Paman Robin adalah adik dari Kaisar.

"Ada apa?" tanya Eric.

Bagaimana jika aku bilang, aku merasa Paman Robin berniat jahat padaku?

Aku memberanikan diri bertanya.

Tidak seperti dugaanku, Eric merespon dengan tenang, "Kenapa kau berpikir demikian?"

Aku tidak yakin. Sebenarnya paman Robin tidak melakukan apapun selain berbicara soal kolam waktu itu. Aku sendiri yang merangkak ke kolam itu. Anehnya, kenapa Paman Robin hilang, bukannya menyelamatkanku ketika aku tenggelam?

Eric terpaku tidak merespon apapun.

Eric, kau.. mampu mengetahui ucapan hati dan pikiran. Apa kau tau apa yang dipikirkan Paman Robin di pesta? Atau sesuatu yang berhubungan dengan kejadian di kolam?

Eric diam sejenak. Ia kemudian berkata,

"Aku tidak tau,"

Apa?

"Aku tidak bisa membaca hati atau pikirannya," jawab Eric.

Aku terkejut mendengarnya.

Bagaimana bisa??

"Itu yang aku tanyakan semenjak aku punya kekuatan ini," ucap Eric.

Kau benar-benar tidak bisa?
Tanyaku masih tidak percaya.

Aku Adik dari Anak Kesayangan Keluarga IniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang