BAGIAN 15 | (Masih) Ingin Pulang

23.1K 2.7K 28
                                    

Bagian ini selesai direvisi.
___

Kaisar, Juan, Eric, bahkan Syina belum pernah sakit sebelumnya adalah fakta yang baru aku ketahui. Di ceritanya tidak pernah disebutkan tentang ini, apa fakta ini tak terlalu penting? Jika memang keluarga ini punya fisik yang kuat dan tidak mudah sakit, kenapa aku tidak seperti mereka? Apa karena aku bukan dari dunia ini? Apa karena aku.. bukan termasuk keluarga mereka?

Memang di cerita aslinya Zinnia tidak pernah ada. Ratu meninggal saat melahirkan Syina dan Kaisar tidak pernah punya anak keempat.

Lalu, mengapa tiba-tiba aku jadi anak keempat keluarga ini? Ini.. pertanyaan yang paling penting. Aku bahkan masuk ke dunia ini sejak Zinnia dilahirkan.

Mengingat kelahirkanku membuatku mengingat ratu juga. Apakah aku lahir ataupun tidak, sedih sekali pada akhirnya sang Ratu meninggal setelah melahirkan. Memang setiap makhluk hidup akan merasakan mati, tapi tetap saja hatiku tidak akan pernah bisa terbiasa dengan rasa kehilangan.

Ratu yang sering sekali disebutkan oleh Lily. Ibuku di dunia ini, Ratu Alodie, wanita pertama yang aku temui ketika pertama kali membuka mata di dunia ini. Aku tidak akan pernah bisa melupakan mata hijau cantiknya, bahkan wajahnya aku masih sedikit ingat. Lily selalu menceritakan bagaimana baiknya sang Ratu, pedulinya Ratu pada kesejahteraan kekaisaran ini, bagaimana Ratu sangat suka Hutan Putih karena menurutnya hutan itu cantik dan ajaib.

Mendengar cerita tentang Ratu sebenarnya membuat hatiku cukup hangat. Kesan pertamaku pada sang Ratu begitu baik, pelukannya dikala aku syok dan kata-kata lembut khas seorang ibu itu selalu menempel di otakku. Aku tidak menyangka Ratu Alodie yang bahkan tidak muncul kecuali di awal cerita yang aku baca dulu, sekarang bisa sangat berkesan seperti ini.

"waah, kau hebat! Hahaha!" tiba-tiba terdengar suara Juan yang membuyarkan lamunanku.

Eh? Ada apa? Aku melamun tadi sampai aku lupa mereka masih ada di sini.

Seketika itu juga aku yang baru sadar melihat ada tumbuhan rambat mengelilingi kamarku.

Hah?? Apa ini!?

Tanaman itu mengelilingi barang-barang kamar, bahkan memenuhi bagian atas kamarku. Ujung tanaman itu merambat di atas kasurku kemudian menuju ke arahku.

Ini kekuatan? Sihir? Kalau tanaman, apa ini kekuatannya Syina? Ujung tanaman mengarah padaku!

"Untukmu Zinnia," ucap Syina. Dari ujung tanaman itu tumbuh buah seperti apel. Aku merasa takjub melihatnya.

"Ambil dan makanlah, itu lembut sekali, bisa kau makan," ucap Syina. Kemudian aku mencoba menggapai buah itu. Buahnya jatuh di hadapanku. Akupun mengambilnya.

Ringan sekali, seperti kapas. Luar biasa, baru kali ini aku melihat sihir Syina.

Karena penasaran, aku pun mulai memakannya. Benar-benar seperti kapas, ketika masuk mulutku buah itu meleleh.

Enak. Manis. Teksturya seperti permen kapas tapi ada sensasi rasa dan wangi buah. Buah apa ini?

"Sepertinya kau suka," ucap Syina tersenyum manis padaku.

"Sihirmu sudah berkembang sepesat ini? Rasanya baru saja kau melaksanakan Upacara Pengikat Kekuatan," ucap Juan mengusap-usap rambut Syina bangga.

Ah, upacara itu. Syina pasti sudah melakukan upacara itu tepat sebelum aku lahir. 

Aku terus memakan buahnya hingga habis.

Karena aku sudah masuk ke dunia ini, apakah itu artinya aku juga punya kekuatan? Kira-kira kekuatan apa ya yang aku dapet?

.

"Hua.. hua.." aku tidak bisa berhenti menangis. Aku bermimpi buruk dan lagi-lagi tentang keluarga asliku. Aku berpikir, apa ini karena efek demam? Seharusnya demamku sudah reda. Tengah malam begini terbangun karena mimpi buruk aku harus bagaimana untuk menenangkan diri?

Jujur saja, sampai saat ini aku masih merasa ingin pulang dan merindukan mereka. Bagaimana tidak? 20 tahun hidup bersama keluargaku apa sebegitu mudahnya aku melupakan itu?

Karena pria yang memecahkan kaca itu, aku jadi begini!!

Sebenarnya ada apa dengan pria itu? Aku bahkan tidak ingat wajahnya. Ku harap dia memang benar-benar ditangkap dan diadili!

"Kukuruyuk!" terdengar suara ayam berkokok.

Eh? Suara ayam? Aku salah denger? Kok bisa ada ayam di istana? Selama di sini aku belum pernah denger suara ayam.

Aku melihat jam kecil yang diletakkan Lily di nakas. Jam 5 pagi. Yang awalnya kukira sekarang waktu masih tengah malam, ternyata sudah menjelang pagi.

"Kukuruyuk!" suara itu muncul lagi. Semakin lama semakin berisik.

Ya ampun.. siapa yang menaruh ayam di istana? Berisik sekali.

Aku mencoba masuk ke selimut dan menutup telinga.

Beberapa saat kemudian suara ayam itu mengecil dan menghilang.

Akhirnya tenang kembali. Sepertinya ayam itu pergi. Walau berisik, tapi karena si ayam, aku jadi lupa tentang mimpi buruk tadi. Bagus juga, hahaha.

.

Matahari sudah meninggi. Dokter yang waktu itu memeriksaku tadi datang dan bilang bahwa aku sudah sembuh total. Sang dokter bahkan bilang energi dalam tubuhku tiba-tiba terlihat stabil. Selain itu, aku merasa tubuhku lebih ringan. Itu hal yang bagus kan? yang penting aku sekarang sudah sehat kembali, syukurlah.

Lily mengatakan bahwa aku harus mendapatkan udara segar. Akhirnya ia berniat membawaku ke luar istana. Aku dipakaikan baju yang manis. Aku digendong sementara Lily mengelilingi taman, memperlihatkan bunga yang bermekaran.

"Kepala pelayan, ada apa?" Lily tiba-tiba berbicara pada seseorang yang baru saja datang.

"Yang mulia Kaisar ingin makan bersama dengan Putri Zinnia. Beliau mendengar nona Lily sedang mencari udara segar untuk Putri, bagaimana kalau Putri ke taman istana Kaisar setelah itu baru makan siang di sana?" ucap pelayan itu.

Itu ide bagus. Aku sudah beberapa kali ke taman ini, aku juga ingin melihat taman yang lain.

"Pa, pa,"

"Apa Putri ingin bertemu Kaisar?" aku hanya mengedip-ngedipkan mata.

"Pasti begitu. Setelah menemani Anda tidur waktu itu, akhirnya Kaisar tidak datang lagi. Anda pasti merindukannya," Lily mengucapkan asumsinya sendiri.

Sebenernya tidak juga, tapi anggap saja begitu.

.

Akhirnya Lily membawaku ke istana utama. Kami sedang berjalan di koridor. Aku di gendonganya melihat ke jendela.

Tuk.

Terdengar suara ketukan batu yang terlempar ke kaca. Kaca itu hampir pecah, terlihat dari retakan yang muncul.

Hah? Siapa orang usil yang melempar itu? Kaca itu hampir saja pecah. Berani sekali mengusili istana Kaisar.

"Bagaimana bisa? Untung saja kacanya tidak pecah," ucap Lily yang sepikiran denganku.

Kaca pecah.. entah kenapa aku jadi teringat kembali kejadian 'itu'. Jika dipikir-pikir, kaca pecah yang membuatku ke dunia ini. Apa kaca pecah juga jalanku pulang ya?

Lily meminta pelayan di sana mengecek jendela itu kemudian berjalan kembali. Kami melewati jendela lagi dan di luar jendela aku melihat seseorang seperti sedang terbang.

Apakah mungkin ada manusia terbang? Dia.. Dia! melempar bola tepat ke arah kaca yang sedang aku lewati!

Hah! Li-Lily, bola itu!

Prang!

__________________________________

Jika kamu suka ceritanya, jangan lupa klik tanda bintang ⭐ ya ^_^

Makasih yang udah vote 🙏

[Diupload oleh Sisi Shalla 21-08-2021] -> [Direvisi 29 Januari 2022]

Aku Adik dari Anak Kesayangan Keluarga IniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang