BAGIAN 21 | Penitipan Anak

17.3K 2.2K 34
                                    

Bagian ini selesai direvisi.
_____

Paman Robin, sebenarnya kenapa?

Aku menatap matanya dengan heran dan sedih. Aku penasaran alasan paman robin hari itu. Jika disebut jahil aku rasa paman Robin keterluan.  Aku pun bisa percaya kata-katanya seperti orang bodoh waktu itu. Tapi setidaknya Paman Robin mencegahku masuk ke dalam kolam bukan?

...

Sebenarnya, dengan aku memanggil pangeran Robin "paman", aku jadi teringat paman-paman ku di duniaku yang asli. Kami semua punya hubungan yang baik. Seketika ingatan tentang momen masa kecilku dengan paman-pamanku berputar. Salah satu pamanku ada yang mengajariku bagaimana menjalankan kendaraan, bermain sepeda, pamanku yang lain kadang mengantikan Mama menjemputku, dan hal-hal lain yang membuat hatiku merasa hangat. Waktu begitu cepat berlalu bahkan aku sekarang mungkin sudah 21 tahun di dunia sana.

Aku benar-benar tidak bisa bertemu mereka lagi? Akh! aku benar-benar rindu mereka! 

Hatiku rasanya tidak nyaman. Aku merasa sedikit sesak. Aku mengalihkan pandanganku ke jendela, melihat langit-langit indah yang biru. Melihat langit biru selalu membuatku nyaman.

Paman Robin beda jauh dengan paman-pamanku.

Mengingat aku hampir tenggelam, tiba-tiba pikiranku merasa lelah.

Aku udah cukup lama di sini, mungkin tidak apa-apa jika aku pergi sekarang. Dari tadi aku hanya duduk dipangkuan Lily, aku sudah bosan, dan lagi aku ingin menghindar dari paman Robin.

Setalahnya aku langsung memeluk Lily dan merebahkan kepalaku di pundaknya. Aku berpura-pura mengantuk dan menutup mata.

"Putri, ada apa?" tanya Lily yang mengelus-elus pundakku. Aku pura-pura menguap.

"Anda sudah mengantuk lagi, Putri? Hmm apa karena ini pertama kalinya Anda berada di tempat dengan orang sebanyak ini?" tanya Lily tetapi lebih seperti bergumam pada diri sendiri.

Lily akhirnya berdiri.

"Pangeran, mohon maaf saya izin undur diri. Sepertinya Putri agak lelah karena baru pertama kali ada di tempat dengan orang sebanyak ini," ucap Lily.

Bagus Lily! Hah... susah sekali hidup di sini. Baru beberapa bulan aku datang ke dunia ini dan sudah ada yang ingin mencelakakanku? Sudah ku duga, posisiku membawa bencana!

Yang bisa aku percaya di sini hanya Lily. Aku bingung, apa tujuan paman Robin? yang jelas aku harus menjaga jarak dulu sampai aku benar-benar tahu motifnya. 

.

Aku dan Lily sampai di ruang istirahat. Ruangan ini yang biasanya orang-orang pakai untuk beristirahat ketika diadakan pesta di istana, tetapi khusus untuk wanita, serta anak-anak masuk. Ada balkon yang mengarah ke taman utama di ruangan ini.

Aku didudukan di sofa panjang dan Lily duduk di sampingku.

"Permisi," tiba-tiba ada yang masuk ke ruangan ini. Seorang wanita yang menggendong seorang anak laki-laki. Aku rasa anak itu seumuran denganku.

Rambut mereka warna merah cerah. Unik sekali. Orang-orang di sini memiliki warna rambut yang unik. Tadi di ballroom aku juga melihat ada yang rambutnya berwarna hijau, biru, merah muda. Wow.

"Ah, salam nyonya Carabella. Silahkan nyonya, masih banyak tempat yang tersedia," ucap Lily diawali memberi hormat. 

"Terima kasih nona Lily," jawab nyonya itu sambil tersenyum ramah. Kami akhirnya duduk berdekatan.

Mereka saling kenal?

Si anak kecil rambut merah didudukan di sebelahku. Matanya lebar sekali.

"Bukankah ini putri Zinnia?" ucap nyonya tadi dengan kaget.

Aku Adik dari Anak Kesayangan Keluarga IniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang