BAGIAN 16 | Pembuat Onar

22.3K 2.6K 19
                                    

Lily meminta pelayan di sana mengecek jendela itu kemudian berjalan kembali. Kami melewati jendela lagi dan di luar jendela aku melihat seseorang seperti sedang terbang.

Apakah mungkin ada manusia terbang? Dia.. Dia! melempar bola tepat ke arah kaca yang sedang aku lewati!

Hah! Li-Lily, bola itu!

Prang!

.

Seketika itu entah kenapa aku ingin membiarkan kaca-kaca itu pecah dan mengenaiku. Baru saja aku berpikir apa terkena kaca pecah pula lah yang bisa membawaku pulang?

"Putri!!" terdengar teriakan Lily yang langsung merangkulku dan menunduk.

Aku langsung tersadar dan menutup mata.

Apa yang aku pikirkan?! Aku takut! Aku tidak ingin kaca-kaca itu mengenaiku atau Lily!

Brag! Prang!

Terdengar suara pecahan kaca yang jatuh dimana-mana. Jantungku berdebar sangat kencang.

Apa aku akan pingsan lagi seperti waktu itu??

"..." tidak asa suara apapun.

Setelah tidak terdengar suara apa-apa lagi, aku mengumpulkan keberanian kemudian membuka mataku. Yang pertama kulihat adalah pecahan kaca yang berserakan jauh di depan ku. Bahkan ku lihat guci-guci pajangan yang agak jauh dariku pecah disekitar kumpulan pecahan kaca-kaca itu.

Bagaimana kaca-kaca itu bisa sampai di sana?

Aku mencoba merasakan badanku sendiri.

Hah? Aku tidak merasakan apapun? Jangan-jangan semuanya... Lily?!

Aku memperhatikan wajah Lily dengan khawatir. Tapi ekspresinya malah terlihat kebingungan.

Aku meraih wajahnya, aku benar-benar ingin bertanya apa dia tidak apa-apa.

Lily berdiri kemudian berkata, "A-aneh sekali, aku tidak merasakan apapun."

Lily juga?

"Akh! syukurlah kalian baik-baik saja," ucap pelayan laki-laki yang baru datang. Aku malah melihat luka dilengannya.

Bukankah itu pelayan yang tadi Lily suruh?

"Apa yang terjadi dengan lenganmu?" tanya Lily.

Pelayan itu menggeleng.

"Saya tadi sangat terkejut karena kaca itu tiba-tiba pecah dan akan mengenai kalian. Tapi pecahan kaca-kaca itu seperti terkena angin besar, terbang ke segala arah dan salah satunya mengenai saya."

Kami semua kebingungan dengan kejadian ini.

Terbang ke segala arah? Apa karena angin dari luar? Secara logika harusnya jika terkena angin maka kaca-kaca itu akan lebih cepet mengenaiku dan Lily.

Akhirnya selang beberapa detik orang-orang mulai berdatangan. Mereka menanyakan suara apa tadi dan terkaget-kaget melihat apa yang sudah terjadi. Aku dan Lily masih syok dan kami akhirnya dibawa ke suatu ruangan untuk istirahat.

.

Setelah kejadian tadi, kami tetap pergi menemui Kaisar Edgar, tapi akhirnya kami tidak makan bersama. Namun kami disuruh menunggu si suatu ruangan sebelum akhirnya Kaisar memanggil kami.

Kami memasuki ruangan kerja Kaisar. Ada seorang pria yang tidak aku kenal sedang bersama Kaisar. Dia duduk dengan santai sambil menyilangkan kakinya ke atas di sofa.

Ha- orang itu.. bajunya seperti orang yang terbang tadi!

"Kalian sudah datang," ucap Kaisar Edgar.

Kaisar Edgar mengulurkan tangannya dan menggendongku.

"Syukurlah kau baik-baik saja. Maaf aku tidak bisa memeriksa keadaanmu langsung. Aku harus mengurus kejadian tadi terlebih dahulu," ucap Kaisar yang kemudian ku lihat melirik tajam ke arah pria yang duduk di sofa.

"Woah saudaraku, jangan menatapku begitu. Kau kejam sekali," ucap pria itu dengan wajah main-main.

Kaisar kemudian duduk di sofa dan memangkuku.

"Kau, minta maaf padanya. Kau sudah keterlaluan," ucap Kaisar Edgar.

Minta maaf padaku? Untuk apa? Dia benar-benar orang yang terbang tadi??

"Aku hanya sedang bermain saja tadi. Tanganku kelepasan melempar bolanya kearah anakmu," dia berbicara dengan nada meremehkan sambil mengangkat kedua tangannya tanda pasrah.

Jadi bener-benar dia? Apa katanya? kelepasan?  Keterlaluan! Aku bener-bener melihat dia tadi terbang mengarak kepadaku. Entah kenapa.. aku merasa tidak dapat percaya padanya.

"Minta maaflah, aku tahu aku tidak bisa mempercayai kata-katamu seutuhnya, Robin," ucap Kaisar.

"Hee.. jahatnya. Memang apa yang sudah kulakukan? Lagi pula pada akhirnya kaca itu tidak melukainya karena kekuatannya sendiri."

Apa? Kekuatanku? Apa maksudnya?

"Dan bagaimana jika kaca itu mengenainya?" tanya Kaisar Edgar.

Kaisar tidak terkejut orang itu berkata aku selamat karena kekuatanku sendiri? Sebenernya siapa dia? Robin siapa? Rasanya aku tidak pernah tau tokoh yang bernama Robin di cerita ini.

"Baiklah. Zinnia kecil, maafkan pamanmu ini, ya?" ucapnya yang kurasa sekarang berkespresi lebih dewasa sambil mencoba menyentuh wajahku tapi aku refleks menghindar.

APA? PAMAN?? Dia adiknya Kaisar?

"Keponakanku yang manis sebegitu bencinya padaku?" ucap Paman membuat ekspresi sok sedih.

Ya! Entah mengapa aku tidak suka padamu.

"Hah.. dan jangan pernah bawa ayam itu masuk lagi ke istana. Berisik sekali, memang mirip dengan pemiliknya," ucap Kaisar dengan wajah seriusnya.

Ayam? yang tadi subuh ku dengar? Wow! Pantas saja, rasanya selama ini aku tidak pernah mendengar ada ayam di istana ternyata... ck ck.

Aku rasa Paman ini benar-benar pembuat onar. Jika begitu ayam itu berkeliling ke seluruh istana sambil berkokok? Tidak bisa dibayangkan, gimana terganggunya orang-orang di sini yang biasanya menikmati pagi yang damai.

"Aku membawanya supaya suasana di sini lebih seru. Kau jadi bisa bangun lebih pagi bukan? Rajin-rajinlah seperti hari ini," ucap Paman sambil menepuk-nepuk pundak Kaisar.

"Gil! Ambilkan pedangku!" perintah Kaisar kepada kepala asistennya.

"Oke, oke, aku tidak akan membawanya lagi," Paman Robin menyerah.

Kaisar tidak merespon.

"Jadi, kenapa kau tiba-tiba datang ke sini?" tanya Kaisar.

"Entahlah.. aku hanya merindukan rumah," ucap Paman sambil mengerak-gerakan ujung jari telunjuknya dan membuat buku-buku di sana melayang.

Itu kekuatannya? Paman ini juga tadi terbang tanpa menggunakan alat apapun. Sebenernya jenis kekuatan apa ini?

"Kau bisa tinggal, tapi jika kau membuat ulah aku akan menendangmu dari sini," ucap Kaisar.

"Kau ingin mengusir adikmu sendiri dari rumah? Kakak yang jahat sekali," ucap Paman.

"Ya, aku memang jahat," ucap Kaisar. Mendengarnya Paman Robin langsung tersenyum.

"Haha.. mungkin saja memang benar," balas Paman.

"Kalau begitu aku akan pergi, sampai berjumpa lagi keponakan," lanjutnya kemudian keluar.

Paman yang menyebalkan.

__________________________________

Jika kamu suka ceritanya, jangan lupa klik tanda bintang ⭐ ^_^

Makasih yang udah vote 🙏

[Diupload oleh Sisi Shalla 28-08-2021] -> [Direvisi 29 Januari 2022]

Aku Adik dari Anak Kesayangan Keluarga IniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang