BAB 01

3.8K 190 1
                                    

Publish : 30 Juli 2021
Revisi     : 15 November 2021

"Gue mau kita putus!"

Gina menatap tepat di mata seseorang yang  sangat ia cintai itu. "Kenapa? Aku ada salah apa?"

Jaemin Narendra, entah ada apa dengannya tiba-tiba ingin mengakhiri hubungan ini. Padahal mereka sudah hampir tiga tahun bersama. Suka duka di lalui bersama.

Jaemin hanya diam.

"Bosan?" Gina tertawa kerasa.

"Cowok brengsek. Oke sekarang juga kita putus."

Gina segera mungkin pergi dari hadapan Jaemin. Saat ia berlari meninggalkan Jaemin, air matanya keluar dengan sendirinya. Gina sangat membenci dirinya yang cengeng ini. Kenapa harus menangisi lelaki brengsek seperti Jaemin sih.

Gina pulang ke rumahnya dan langsung menuju kamarnya. Ia hanya diam di kamarnya, sampai waktu makan malam. Mamanya yang khawatir langsung menghampiri kamar Gina. Saat akan di buka ternyata pintunya di kunci oleh Gina.

"Gina sayang, buka pintunya dong. Sudah malam loh, ayo makan malam mama sudah masak banyak nih."

"Aku nggak nafsu makan ma."

"Hey nggak boleh gitu ah, ayo makan. Oh ya ada om Jaehyun loh nak, kita makan bertiga yuk."

Gina membuka pintu kamarnya dan langsung turun ke bawah. Melihat ada seseorang yang tiga bulan terakhir ini selalu dekat dengan mama dan dirinya, Gina segera menghampiri orang itu.

"Om Jaehyun."

"Gina kenapa kok matanya sembab sih, kamu habis nangis ya? Coba bilang sama om siapa yang buat kamu nangis begini."

Gina tersenyum, om Jaehyun terlihat sangat tulus. "Iya sayang kamu kenapa?"

Mama mengelus pundak Gina pelan, "aku di putusin pacarku ma, om."

Om Jaehyun juga ikut mengelus pundak Gina dan menghapus air matanya yang keluar lagi.

"Gina nggak boleh gini, nangis terus dan mengurung diri di dalam kamar apalagi nggak makan nanti kalau sakit gimana? Harusnya Gina buktikan sama mantan pacar Gina kalau Gina baik-baik saja tanpa dia."

Gina mengangguk lalu mulai makan malam bersama mama dan om Jaehyun sesekali bercanda.

Sudah satu Minggu Gina tidak bertemu dengan Jaemin. Dan tiba-tiba saja ia papas-an dengan Jaemin di tangga dekat ruangan guru. Jaemin tidak dengan teman-temannya se-gengnya dan tidak sendirian. Tapi Jaemin bersama perempuan, yang Gina tau perempuan itu teman kelas Jaemin.

Jaemin sama sekali tidak menatap Gina dan langsung pergi begitu saja sambil menggandeng tangan teman perempuannya. Gina menunduk, harusnya tadi ia tidak lewat sini dan berakhir melihat Jaemin.

Bel pulang sekolah berbunyi, Gina berjalan sendiri karena sahabat satu-satunya yang ia punya tidak berangkat sekolah bahkan dari tadi pun Gina hanya sendirian. "Pulang sama siapa Gin?"

Gina menoleh, ternyata kak Jeno yang bertanya. Kak Jeno ini salah satu teman baiknya Jaemin. "Di jemput mama kak."

"Masih lama nggak?"

Gina mengangkat bahunya, "entah."

"Kalau udah deket gue tungguin deh sampe mama lo datang, tapi kalau masih jauh mending pulang sama gue. Bilang mama lo nggak usah jemput."

Gina menggeleng, "nggak usah kak, mama udah deket kok."

"Karina pulang bareng gue yuk."

Gina dan Jeno menoleh ke belakang, di sana ada Jaemin yang sudah menaiki motornya dan Karina yang tersenyum menatap Jaemin. "Nggak ngerepotin kan?" Jaemin menggeleng pelan.

Setelah Karina naik dan berpegangan erat di pinggang Jaemin langsung saja Jaemin melajukan motornya dengan kecepatan rata-rata. Gina mendengus pelan, dan Jeno terkekeh.

"Apa lo kak!"

"Dih kok marah."

"Udah sana pergi-pergi yang jauh sekalian."

"Gak, gue nunggu sampe mama lo datang baru pergi."

"Dih tumben banget lo."

Tak lama setelah itu mama datang menggunakan mobil. Gina langsung berjalan menuju mamanya.

"Sayang mau nggak makan siang bareng om Jaehyun?"

"Aku lagi capek banget ma, maaf ya. Mama aja sama om Jaehyun, aku juga mau fokus belajar bentar lagi mau ujian tengah semester."

"Oke deh, mama antar kamu ke rumah dulu ya."

Gina mengangguk. Di rumah, ia hanya makan mie instan dan tidak pakai nasi. Hari ini bibi sedang sakit jadi tidak ada yang memasakkan dan Gina terlalu malas untuk memesan makanan.

Handphone Gina berdering dan menampilkan nama Winter. "Halo kenapa Ter?"

"Apa kabar? Gimana tadi di sekolah, sendirian atau gabung sama teman yang lain?"

"Kek gue punya teman lain selain elo Ter."

"Hahaha makanya Gin, kalo gue suruh cari teman tuh ya cari jadi lo nggak sendirian kan kalo gue nggak berangkat sekolah."

"Males Ter."

"Oh ya Gin, gue denger-denger lo putus sama kak Jaemin?"

"Iya, kenapa?"

"Harusnya gue yang tanya kenapa. Kenapa kalian putus?"

Gina menghela nafas pelan, "jangan tanya itu ke gue, karena jawabannya gue nggak tahu."

"Yang lagi nelpon siapa sih keknya asik banget."

Suara laki-laki, Gina yakin sih pasti itu Sungchan. "Kepo lu Yang."

"Udah ya gue tutup nih telpon."

Gina beralih dari WhatsApp ke Instagram, melihat postingan terkini. Ada salah satu postingan yang membuat mata dan hatinya memanas. Karina memposting fotonya dengan Jaemin. Mereka sedang berada di pantai, dan hanya berdua saja.

"Enak banget lu ya Jaemin. Baru putus seminggu yang lalu dan sekarang lo udah ada perempuan lain."

"Mereka dekat dari kapan ya? Haha keknya sih udah lama."

Gina membanting handphonenya ke kasur lalu pergi ke kamar mandi untuk mendinginkan badannya yang sudah sangat panas karena cemburu, mungkin.

Gina membanting handphonenya ke kasur lalu pergi ke kamar mandi untuk mendinginkan badannya yang sudah sangat panas karena cemburu, mungkin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jangan lupa vote dan komen ya beb,"
- Jaemin Narendra.

Sorry kalau ada typo:)

STEP BROTHER | JAEMIN [END]Where stories live. Discover now