BAB 03

1.7K 161 5
                                    

Publish : 2 Agustus 2021
Revisi     : 15 November 2021

Gina menggeret kopernya dengan malas dan mengikuti kakak tirinya masuk ke dalam rumah sang ayah. Ya, Gina dan mamanya tinggal di rumah om-- ayah Jaehyun. Mamanya dan om Jaehyun sudah resmi menikah.

"Cepetan jalannya."

Gina mendengus sebal dan menghentakkan kakinya. "Lo kira bawa dua koper gampang apa! Bawain kek, gak ada gunanya banget sih lo jadi kakak."

"Manja banget jadi orang."

"Dih nggak ngaca, lo juga manja kali."

Tiba-tiba Jaemin berhenti berjalan lalu berbalik badan dan langsung mengambil dua koper milik Gina ke kamar yang sudah di sediakan di lantai tiga. Gina tersenyum senang, karena ia tidak kesusahan lagi membawa barang bawaannya.

Sampai di kamar, Gina langsung mendorong tubuh Jaemin agar keluar dari kamarnya. Lalu menutup pintu dengan keras dan tak lupa mengunci nya.

Jaemin kesal, dia menendang pintu kamar Gina. "Dasar nggak tau terima kasih lo!"

Keesokan harinya, Gina sudah siap dengan pakaian sekolah dan saat ini sedang memakai sepatu. Dengan penuh semangat Gina menuruni tangga sampai di lantai dasar dan berjalan menuju dapur. Ternyata mama, ayah, dan man- kak Jaemin sudah ada di meja makan.

"Gina makan yang banyak ya sayang."

"Iya yah," Gina duduk di sebelah mamanya, matanya tidak sengaja menatap Jaemin yang ternyata juga menatapnya.

Selesai sarapan, ayah Jaehyun menatap Gina lalu Jaemin.

"Nana tugas kamu sekarang berangkat dan pulang ke sekolah sama Gina-"

"Gak bisa yah, aku berangkat dan pulang sama Karina."

"Kamu lebih mementingkan pacar kamu daripada adik kamu sendiri?"

"Gina udah besar yah, dia bisa naik motor sendiri atau naik ojek."

Jaehyun menghela nafas lelah, "aku berangkat sendiri bisa kok yah. Ayah tenang saja."

"Kalau kamu nggak mau antar, biar ayah saja yang antar jemput Gina."

"Ya udah," setelah itu Jaemin pergi keluar rumah.

Jaehyun memandang istri dan anak tirinya sendu, wajahnya terlihat sedih tidak ceria seperti tadi. "Maafkan sifat Nana ya sayang, ayah nggak tau kenapa sifatnya tiba-tiba berubah begini."

Gina berangkat sekolah diantarkan ayah Jaehyun dan mamanya. Saat melewati parkiran, ia melihat Karina yang sedang memeluk erat tubuh Jaemin. Karina menatapnya dan langsung tersenyum, seperti meremehkan dirinya.

"Jijik gue, pagi-pagi dah lihat orang gak waras."

Saat masuk ke dalam kelas, Gina dikagetkan akan kehadiran sosok lelaki tinggi. Sungchan.

"Heh tower ngapain sih di tengah pintu, ngalangin gue mau masuk aja."

"Apaan sih orang gue lagi nungguin yayang gue."

"Lah tumben nggak berangkat bareng?"

"Winter nggak mau berangkat sama gue katanya sih mau di anterin sama kakak sepupunya."

Winter berangkat hampir terlambat, Gina hanya tertawa saat melihat Winter yang masih ngos-ngosan karena berlari dari gerbang depan ke kelas. "Gin bawa minum nggak?"

Gina mengangguk lalu memberikan minuman miliknya pada Winter. Sungchan mengelus pelan rambut Winter.

"Yang, besok-besok berangkat sama gue aja ya biar nggak kayak gini lagi."

"Hilih bucin."

"Apaan lo Gin, iri ya? Masa kalah sama mantan, dia udah punya pacar masa elo belum. Gue denger-denger sih mantan lo udah dua bulanan pacaran."

Gina memukuli badan bongsor Sungchan, dua terus menghindar dan tak sengaja menyenggol tubuh Chenle. "Chan bisa diem nggak?! Gue pusing denger suara lo."

"Sorry Le."

Gina mendekati Chenle, melihat wajah pucat nya membuat Gina menempelkan punggung tangannya ke dahi Chenle. "Le elo demam ya?" Chenle mengangguk lemah.

"Udah makan apa belum?" Chenle menggeleng lagi.

"Chan sini lo, jangan pacaran terus. Nih bawa Chenle ke uks dia demam tuh."

"Lo bisa demam Le?" Tanya Sungchan dan Winter bebarengan.

Chenle mendengus sebal, "nggak guna kalian berdua."

Sungchan tertawa lalu menuntun Chenle ke uks. Gina walaupun sering bertengkar dengan Chenle, tapi ia masih punya rasa kasihan kalau melihat Chenle lemah seperti ini.

"Ter gue ke kantin dulu ya mau beli bubur buat Chenle."

"Eh gue ikut lah."

Akhirnya Gina dan Winter pergi ke kantin membeli bubur lalu mampir ke ruangan guru untuk izin dan pergi ke uks.

Gina, Winter, Sungchan, akan pergi ke kelas tapi tangan Gina di tahan Chenle. Akhirnya yang ke kelas hanya Winter dan Sungchan. Gina menemani Chenle di uks, ia hanya bermain handphone sedangkan Chenle sudah tertidur pulas.

Gina sudah berteman lumayan lama dengan Winter, Sungchan, dan Chenle jadi ia tidak keberatan menunggui Chenle yang sedang sakit.

                                    ☁️☁️☁️

Pulang sekolah Gina di jemput ayahnya, saat akan masuk ke dalam kamar ada yang memegang tangannya. Gina menoleh dan mendapati Jaemin.

"Apa?"

"Ada hubungan apa lo sama Chenle?"

"Ngapain tanya-tanya, terserah gue lah mau ada hubungan apa sama siapa aja."

"Gue kakak lo jadi gue berhak tau hubungan lo sama Chenle."

Gina terkekeh, "jadi lo anggap gue adik elo?"

"Iya."

"Tapi sayang, gue nggak anggap elo kakak gue. Stop ngurusin urusan gue, lo bukan siapa-siapa gue lagi."

"Oke, gue cuma mau tanya doang hubungan lo sama tuh bocah putih apa dan lo malah nggak berperilaku sopan sama gue, bahkan lo nggak anggap gue kakak lo."

Gina membuka pintu kamarnya, "jangan ikut campur apapun urusan gue, apapun itu, ngerti?!"

Jaemin memukul kepalanya berkali-kali, kenapa Gina berubah seperti ini. Jaemin seperti tidak mengenal Gina karena sifatnya sangat berbeda saat Gina masih bersamanya dulu.

"Gue kenapa sih, move on Na move on dia itu adik elo. Gue sama dia itu nggak akan mungkin bersatu."

Vote dong, jangan cuma baca doang:(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote dong, jangan cuma baca doang:(

STEP BROTHER | JAEMIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang