BAB 07

1.4K 136 1
                                    

Publish : 12 Agustus 2021
Revisi     : 19 November 2021

Gina dan mamanya sedang berbelanja bulanan di supermarket. Awalnya bibi yang ingin belanja tapi mama yang kebetulan sedang tidak melakukan apa-apa alias sedang gabut jadi ingin belanja dan mengajak Gina.

Gina dan mama tidak hanya berbelanja saja, mereka juga menghabiskan waktu untuk bersenang-senang di tempat karaoke. Kebetulan Gina dan mamanya sama-sama suka menyanyi.

Sebenarnya bisa saja sih karaokean di rumah tapi rasanya pasti akan berbeda dan ayahnya juga pasti akan ikut nanti rusuh jadinya.

Saat pulang ke rumah, wajah Gina langsung muram karena melihat pacar sang kakak berkunjung ke rumah. Dan saat hari semakin sore, bahkan langit sudah hampir gelap, Karina tidak mau pulang.

"Karina nggak pulang?" Tanya ayah Jaehyun dengan hati-hati takut Karina merasa ter usir.

Karina tersenyum lalu menggeleng, "di rumah nggak ada orang om. Boleh nggak kalau Karina ikut makan malam di sini?"

Melihat ekspresi Karina membuat ayah Jaehyun tidak tega dan langsung mengangguk pelan. "Boleh, tapi setelah makan malam kamu pulang ya, sudah malam nggak baik anak gadis malam-malam begini masih di rumah orang lain."

"Iya om, dan terima kasih ya udah izinin Karina makan malam di sini."

Gina yang mendengar percakapan ayah dan pacar kakaknya hanya bisa mendengus kesal. Setahu Gina, Karina itu anak orang kaya dan pasti ada pembantu yang bekerja di rumahnya. Tapi memang dasarnya tukang modus, pasti Karina makan di sini supaya bisa berlama-lama dengan Jaemin.

"Jaemin antarkan Karina pulang sekarang."

Jaemin menoleh ke arah ayahnya. "Aku nggak bisa yah, mau ngerjain tugas besok harus di kumpulkan. Aku lupa dan baru mau ngerjain sekarang kalo aku nganterin Karina pasti tugasnya nggak cepat selesai."

"Nggak papa kok om, aku bisa naik taksi online."

"Ya sudah, hati-hati ya."

Gina terkekeh pelan saat melihat raut wajah Karina yang berubah. Mungkin Karina pikir ayahnya akan terus memaksa Jaemin agar mau mengantar kan dirinya. Jaemin langsung pergi ke kamar, Karina berpamitan lalu keluar dari rumah ini.

Mama sedang membereskan bekas makan tadi di bantu Gina juga. Ayah menatap handphonenya sebentar lalu berbicara. "Ayah nggak suka Jaemin pacaran dengan Karina. Nggak tau kenapa rasanya Karina itu bukan gadis baik-baik."

"Mas, nggak boleh gitu. Nggak baik tau, menurutku sih Karina itu cocok banget sama Jaemin. Cantik dan tampan, dia juga sopan kan."

Gina merasakan nyeri di dadanya mendengar ucapan sang mama. "Karina itu kelihatan memang kayak orang sombong, tapi sepertinya wajar karena dia dari anak orang kaya."

"Bukan kelihatannya saja tapi memang orangnya sombong."

Ayah dan mama langsung melihat Gina, "kok kamu bicara gitu?"

"Ah eh, enggak. Maksud aku bukan kak Karina tapi temen aku ada yang sombong. Karena tadi mama bahas tentang orang sombong jadi aku keinget sama temenku yang sombong itu."

"Oh gitu, ya udah sama kamu ke kamar aja. Ini biar mama saja yang beresin."

                                   ☁️☁️☁️

Sepulang sekolah, Gina bersama Winter, Sungchan, dan Chenle pergi ke cafe dekat area sekolah. Mereka akan mengerjakan tugas kelompok.

Tentang kemarahan Gina ke Chenle sudah selesai. Chenle menunjukkan chat nya pada Gina dan Gina jadi tau kalau itu bukan salah Chenle. Gina ingin membuat perhitungan dengan Jaemin tapi Chenle melarangnya. Karena itu akan memperpanjang masalah mereka berdua.

"Le elo yang traktir kan?" Tanya Sungchan santai sambil meminum minumannya.

"Ck iya gue yang bayar."

"Le udah selesai nih," Gina menyerahkan lembaran kertas folio itu pada Chenle.

"Tugasnya di gue ya, dan cepat habisin makan dan minumannya terus pulang udah sore nih nanti Winter sama Gina di cariin lagi."

"Iya-iya," Winter menyandarkan kepalanya pada bahu Sungchan.

"Chan gue mau jadi tentara kayak papa sama kakak, lo setuju nggak?" Tanya Winter tiba-tiba.

"Aku selalu dukung apapun itu, aku yakin kalau kamu bisa jadi tentara. Aku juga sebenernya pingin jadi tentara tapi aku lebih pingin jadi pilot. Maaf ya nggak bisa samaan sama kamu."

"Hilih bucin."

"Apa lo iri ya? Makanya punya pacar jangan jomblo terus udah dua tahun lo nggak pacaran," ejek Sungchan. Chenle terkekeh pelan.

"Lo tau kan tipe cewek yang gue suka itu gimana, jadi kalo gue nggak pacaran berarti gue belum nemu cewek yang sesuai dengan tipe cewek gue."

"Banyak cewek yang deketin gue, secara langsung dan nggak langsung. Bahkan ada yang sampe tau nomor telpon gue, jujur gue benci banget sama orang yang nyebarin nomor gue ke sembarang orang."

Ucapan Chenle seakan menyindir Gina. Tapi memang benar sih karena Gina sudah memberikan nomor Chenle ke Sisca.

Gina menyentuh lengan Chenle, "Le, maafin gue ya. Gue udah nyebarin nomor elo ke Sisca, gue kasihan sama Sisca."

"Gara-gara elo gue jadi ganti nomor lagi."

"Lah kok sampe ganti nomor?"

"Ya ganti lah, si Sisca nyebarin nomor gue ke banyak orang. Bahkan dia jual nomor gue ke cewek-cewek yang suka sama gue seharga lima puluh ribu. Gila nggak tuh cewek?!"

Gina melotot, ia tidak menyangka kalau Sisca malah menjual nomor Chenle. "Parah banget si Sisca."

"Nanti bakal gue jambak tuh si Sisca."

"Nggak usah, nanti malah ribut."

"Gin, pulang udah sore!"

Tidak hanya Gina yang menoleh ke samping tapi Sungchan, Winter, dan Chenle juga. Apa-apan ini, Jaemin datang tiba-tiba dan langsung menyuruhnya pulang.

Melihat Gina yang hanya diam saja, Jaemin langsung menarik pelan tangan Gina keluar cafe.

Sorry kalau ada typo.

Sorry kalau ada typo

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
STEP BROTHER | JAEMIN [END]Where stories live. Discover now