BAB 15 [ENDING]

1.5K 117 10
                                    

Publish : 26 Agustus 2021
Revisi     : 19 November 2021

Jaemin menggeret kopernya keluar kamar, turun ke bawah dan langsung menaruh kopernya di bagasi mobil. Ayahnya sudah duduk di kursi kemudi, mama dan Mayla ada di kursi penumpang belakang.

Jaemin menoleh ke arah sekitarnya, dia tidak menemukan keberadaan Gina. "Sayang ayo berangkat, nanti ketinggalan pesawat," ucap mama.

"Ma, Gina nggak mau ikut nganterin aku?"

"Semalam Gina bilang dia nggak mau ikut, nggak tau kenapa padahal mama udah bujukin tapi tetep nggak mau."

Jaemin menghela nafas pasrah, Gina pasti sangat kecewa dengannya.

Saat mobil akan keluar pagar, terdengar suara teriakan dari belakang. Jaemin menoleh, Gina mengejar mobil yang dia tumpangi.

Ayah mengerem, Gina langsung masuk dan duduk di sebelah mamanya. Jaemin menoleh ke belakang untuk melihat Gina, tapi yang dia lihat raut wajah Gina sangat lah datar.

Tibalah mereka di bandara, mama masih dengan menggendong Mayla. Gina dan Jaemin berjalan bersebelahan, tadinya Gina bersebelahan dengan ayah tapi secara perlahan ayah memperlambat jalannya dan membuat Jaemin menggantikan posisi ayah di sampingnya.

Sekita sepuluh menitan, mereka duduk menunggu. Jaemin berdiri, dia memeluk ayah lalu mama dan Mayla. Terakhir Gina.

"Aku sayang sama kamu, selamanya. Maaf aku bukan kakak yang baik. Seperti yang kamu bilang, kalau aku pilih ke Inggris itu artinya kita putus. Ya, aku pilih itu. Aku mohon lupain segala kenangan kita sebagai kekasih dan jangan anggap aku pacar kamu lagi karena aku adalah kakak kamu."

"Aku janji akan berusaha jadi kakak yang baik untuk kamu dan Mayla. Sampai jumpa empat tahun lagi."

Terakhir, Jaemin mengecup dahi Gina.

                                   🌧️🌧️🌧️

Gina tidak bisa tidak menangis, dari tadi air matanya selalu menetes. Pintu kamarnya di ketuk tapi Gina sama sekali tidak berniat untuk membukanya. Handphone nya juga terus-terusan berdering, Gina hanya diam.

Hancur, hatinya hancur.

Ia sudah tau apa penyebab Jaemin yang tiba-tiba memutuskan untuk kuliah di luar negeri. Gina tidak membenci ayahnya, tidak pula membenci Jaemin. Ia membenci dirinya sendiri, yang bersikap egois.

Gina membuka kotak pemberian Jaemin yang ia temukan di depan pintu kamarnya saat keluar tadi. Kotak ini lah yang merubah keputusannya agar ikut mengantar Jaemin ke bandara.

Di dalamnya ada satu surat, dua foto polaroid, dan kalung. Gina langsung mengambil kertas itu dan membaca tulisannya.

[Maaf, hanya kata itu yang ingin selalu aku ucapkan. Maaf karena meninggalkan mu, maaf karena tidak pernah mengerti posisi mu, dan maaf karena aku selalu memikirkan diri sendiri.

Aku berharap, kamu sehat dan bahagia selalu. Aku bodoh Gin, nggak bisa bertahan di samping kamu. Aku pengecut, karena aku nggak berani jujur ke mama dan ayah kalau kita pacaran.

Sekarang... Kamu harus terima kalau kita kakak-beradik dan bukan sepasang kekasih.

Jujur, aku sedih tapi aku mau jadi seorang kakak seperti yang seharusnya. Kamu boleh benci aku, tapi satu yang harus kamu tau.

AKU SAYANG KAMU SELAMANYA.]

- Jaemin Narendra -

Gina menghapus air matanya lalu tersenyum. Mulai sekarang ia harus bisa melupakan rasa cintanya pada Jaemin.

STEP BROTHER | JAEMIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang