Chapter 37

19.7K 1K 38
                                    

Dua bulan kemudian...





Hari demi hari terlewati sejak kehamilan Tasya dan sikap Tasya yang berubah menjadi sedikit lebih manja pada Axel dan meminta hal yang sangat membuat Axel harus bersabar menghadapi sikap ibu hamil dan mereka juga belum memberitahu pada Rick kalau Tasya hamil darah daging Axel. Kini kehamilan Tasya sudah masuk tiga bulan satu minggu yang membuat perut Tasya sedikit membuncit.

Didalam kamar Tasya ada Axel Yang duduk diranjang, sedangkan Tasya yang berdiri didepan pintu balkon dengan menggigit kuku ibu jarinya dengan hati dan pikiran yang risau.

"Axel apa yang harus aku lakukan? Semakin hari perutku mulai membuncit, aku takut Papa akan marah besar jika tau aku hamil anakmu. Apa yang harus aku lakukan, Axel? Aku takut sekali." Ucap Tasya dengan kecemasan.

Axel mendesah, lalu berdiri untuk menghampiri Tasya. Axel memegang kedua bahu Tasya dan memeluk Tasya dari belakang. Axel tau bagaimana kecemasan Tasya soal ini.

"Kita berbicara dengan Papa sekarang." Ucap Axel dengan suara lembut.

Mendengar itu Tasya berbalik menatap Axel. "Kamu gila?! Bagaimana kalau Papa sampai membunuh kita?"

Tasya tidak mau hal buruk terjadi secepat ini bila mereka mengatakannya sekarang pada Rick. Tasya tidak menjamin Rick akan menerima ini semua karena ini hubungan terlarang yang ditentang agama. Tasya tidak mau janin tidak berdosa ini menjadi korban, Tasya tidak mau hal buruk itu sampai terjadi.

Tasya bingung harus melakukan apa pada Rick soal kehamilannya, Tasya sungguh takut untuk kedua kalinya. Kenapa semua menjadi lebih rumit dari sebelumnya. Tasya takut Rick melakukan hal buruk jika dirinya memberi tau soal ini. Tasya benar-benar takut. Kenapa juga Axel masih belum bertindak dikandungnya yang mulai membesar ini membuat rasa kulut Tasya semakin besar saja.

Bayang-bayang dikepala Tasya, Rick membunuhnya terus berputar dikepalanya saat dirinya sedang memikirkan bagaimana cara memberitahu Rick soal ini. Bayang-bayang itulah yang membuat Tasya takut untuk mengatakannya.

"Dengarkan aku, Papa tidak akan membunuh kita. Percaya sama aku. Aku akan melindungimu dan juga bayinya jika Papa melakukan hal itu." Ucap Axel memcoba untuk membuat Tasya tenang.

Tasya diam.

"Kita tidak perlu takut untuk mengatakannya pada, Papa. Karena kita saling mencintai, aku yakin Papa pasti akan mengerti kalau kita tidak bisa dipisahkan. Kita tetap bersama tanpa ada yang memisahkan kita jika itu termasuk Papa sendiri. Aku akan tetap membuatmu berada disisiku dan tidak akan pernah membiarkanmu pergi." Lanjut Axel sambil memeluk Tasya.

"Aku hanya takut Papa akan marah besar, Axel." Ucap Tasya membalas memeluk Axel.

"Kamu tidak perlu cemas. Aku yang akan mengatakannya pada Papa besok, kamu cukup diam saja besok." Ucap Axel melepaskan pelukannya dan tersenyum lembut pada Tasya.

"Tapi bagaimana kalau kamu yang--"

"Suut!" Axel menempelkan jari telunjuknya dibibir Tasya agar Tasya tidak berbicara lagi. "Percaya padaku, semua akan baik-baik saja."

Tasya menatap Axel. Tatapan dalam Axel membuat Tasya sedikit bernafas lega. Tasya akan percaya dengan Axel kalau semuanya akan baik-baik saja seperti perkataan Axel. Dengan pasrah Tasya mengangguk pasrah dan langsung dipeluk Axel.

"Bagus."

"Apa akan baik-baik saja?" Tanya Tasya masih ada rasa sedikit kerisauan didalam hatinya.

"Iya sayang, semua akan baik-baik saja." Ucap Axel mengusap kepala Tasya dengan lembut.

Tasya hanya bisa bergantung pada Axel kali ini. Jika dirinya yang mengatakannya, sudah pasti mulutnya tidak akan terbuka karena ketakutan. Hanya Axel yang Tasya andalkan untuk mengatasi masalah ini pada Rick.

Step Brother's Obsession (COMPLETED)Where stories live. Discover now