Chapter 2

63.5K 2.4K 35
                                    

Tasya berjalan kearah meja makan menundukkan kepalanya, karena takut bila bertatapan dengan Axel. Semalam Axel mengancamnya dengan kejam yang terpaksa Tasya harus menututi keinginan Axel untuk tidak lagi mengurung diri didalam kamar itu akan percuma.

"Akhirnya kamu keluar juga dari kamarmu, sayang. Makanlah Papa sangat senang bisa makan bersama, duduklah" ucap Rick yang melihat Putrinya menghampiri meja makan dengan baju rapi serta Tas yang menggantung dibahu kirinya.

Tasya duduk disamping Axel dengan gemetar dan Axel saat ini terus menatapnya dengan mata tajamnya yang bisa membuat Tasya tak berkutik.

"Maafkan sikap kekanak-kanakan Tasya pa, Tasya tidak akan mengurung diri didalam kamar lagi" ucap Tasya menahan Rasa Takutnya disaat Axel menyeringai tanpa disadari Rick.

Rick yang Mendengar itu merasakan senang, "tidak Sayang, jangan meminta Maaf. Papa tau kalau kamu masih ingin sendiri waktu itu"

Tasya tersenyum tipis, namun tak lama senyumannya pudar seketika digantikan dengan ketakutan dan berdetak kencang saat tangan Axel meremas Pahanya tanpa diketahui Rick. Tasya menahan Air matanya agar tidak keluar karena Tangan Axel merambat semakin keatas hingga pangkal pahanya.

"Ayo kita Makan" ajak Rick tersenyum, dan diangguki oleh Tasya dengan linglung.

Axel menyingkirkan Tangannya membuat Tasya bernafas lega.

Selepas sarapan pun. Rick mulai berangkat kekantor dengan Tasya yang mengantarkan sampai didepan pintu utama bersama Axel. Rick sudah siap dengan setelan jaz mahalnya dan Tas kerjanya yang sedang dibawa oleh Mickhel yang sebagai tangan kanan Rick.

"Papa hati-hati dijalan, jangan lupa sarapan nanti siang" ucap Tasya tersenyum, namun masih ada kesedihan diwajahnya.

Rick tersenyum lalu mengusap kepala Tasya lembut, "Kamu juga jangan lupa sama sarapanmu dan hati-hati dijalan"

Tasya hanya tersenyum sambil menganggukan kepalanya.

"Axel, jaga Kakakmu" ucap Rick dengan tegas, namum hanya balasan deheman dari Axel yang terus menatap Tasya tajam.

"Kalau begitu papa berangkat dulu" ucap Rick lalu berjalan memasuki mobil hitamnya dengan Mickhel dan melajukan mobilnya.

Saat mobil Rick sudah hilang dari pandangannya, tubuhnya mulai gemetar dan melayang pada pikiran buruk jika Axel akan melakukan sesuatu hal Buruk padanya dan membuatnya semakin takut. Dirinya benar-benar takut saat berduaan saja didalam rumah dengan Axel, beruntung dirinya akan berangkat kuliah.

Lama melamun ketakutan hingga tidak menyadari kalau Axel sudah ada didepannya dan menayapnya dingin lalu menyeringai. Tasya masih belum menyadari jika Axel sudah sangat dekat dihadapnnya yang hanya tinggal 1 inci.

Axel yang melihat Tasya tampak melamun seperti berfikir, membuat Axel sangat yakin kalau Tasya berpikir bagaimana caranya agar bisa lepas darinya dan tidak lagi bersamanya. Oh itu, tidak akan Terjadi. Tasya akan selalu tetap berada disampingnya sampai kapanpun.

"Akkhh! Axel sakit" pekik Tasya lalu menangis saat merasakan kepalanya berdenyut akibat jambakan Axel pada Rambutnya secara kuat dan Pinggangnya juga ditarik mendekat sampai menempel pada tubuh tegap Axel, hingga mendongak saling menatap, namun Tasya memejamkan matanya dan masih saja menangis diam.

"Buka matamu!" Desis Axel tajam tepat didepan wajahnya hingga Tasya bisa mencium harumnya nafas Axel.

Tasya menggeleng-gelengkan kepalanya tidak mau membuat Axel murka.

"Aku bilang buka matamu, sialan!!" Bentak Axel keras dan semakin menjambak kuat Rambut Tasya sampai membuat Tasya memekik kesakitan.

"Aakkh!!"

Step Brother's Obsession (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang