Chapter 04

52.5K 1.8K 48
                                    

"Hallo Albi, ada apa kamu telfon aku?" Tanya Tasya melalui sambungan telefon yang terhubung dengan seorang yang bernama Alby.

"Ini Sya, gue mau kasih tau lo, kalau lusa lalu kita satu kelompok buat tugas kimia sama Madam Helly, gue lupa kasih tau lo" ucap Alby.

Tasya menghembuskan nafasnya sedikit ada kesedihan.

"Oh gitu ya Al, memang siapa aja yang satu kelompok? Maaf aku gak masuk waktu itu, jadi gak tau" ucap Tasya dengan penuh sesal dan merasah bersalah sudah meropatkan Alby.

"Gapapa kok, gak masalah. Madam Helly cuma bikin dua anggota kelompok disetiap kelompok saja, jadi hanya kita anggotanya. Memamg kenapa loh gak kuliah? Gue lihat lo gak kuliah sudah hampir seminggu loh, apa terjadi sesuatu?" ucap Alby sekaligus bertanya dari seberang yang merasah tidak masalah.

Beberapa saat Tasya diam, "Enggak ada apa-apa kok. Hanya butuh istirahat aja"

"Lo yakin? Nada suara lo kayak gak yakin gitu" ucap Alby serasa ada tidak yakin dari nada bicara Tasya.

"Iya Al, gak ada apa-apa kok aku" ucap Tasya mempercayakan Alby.

"Yaudah deh, kirain lo kenapa-kenapa" ucap Alby mempercayai Tasya.

"Yaudah kalau gitu, kapan kita kerjainnya?"

"Besok aja dicafe Excelso, gue tunggu jam 10 siang ya? Besok soalnya kita gak ada kelas"

Tasya diam sejenak, berpikir apa dia bisa pergi sementara Axel dirumah? Pikir Tasya.

Besok Axel akan ada jam kelas, jadi aku bisa pergi buat kerja kelompok' batin Tasya semoga aja besok Axel kuliah.

"Iya Al, besok aku samperin kamu ke--"

Ucapan Tasya terhenti karena Seseorang merebut ponselnya dengan kasar membuat Tasya tersentak membalikkan badanya, ternyata Axep yang merebut ponselnya dengan merah.

Prak!!

Tanpa diduga Tasya, Axel membanting ponselnya kelantai hingga ponselnya pecah dan bertebaran dilantai, Tasya tidak meenyangka kalau Axel merusak ponselnya tanpa apa kesalahan yang Tasya miliki.

"Axel! Kenapa kamu rusakin ponsel aku?!" Tanya Tasya tanpa sadar mengeluarkan Suara keras.

Plak

Axel menapar Tasya hingga membuat Tasya tertoleh kesamping dengan pipi merah akibat tamparan keras Axel.

Tasya menangis memegangi pipinya yang terasah perih akibat ditampar Axel sambil menundukkan kepalanya. Selalu saja begini.

Axel menarik rambut Tasya hingga mendongak dan menampilkan ekspresi wajah Tasya yang menangis serta kesakita karena tarikan Axel pada rambutnya. Pipi Tasya sudah basah dengan Air mata dan juga masih memerah.

"Beraninya kamu meninggikan suaramu, baby girl!" tekan Axel tajam dengan Rahang yang sudah mengeras.

"Maaf hiks.." cicit Tasya memejamkan matanya dan masih menangis.

"Mau bertemu dengan laki-laki lain, huh?! Kamu mau aku membunuhnya? Iya?!.. Berani sekali kamu berhubungan dengan laki-laki lain" bentak Axel murka membuat Tasya semakin takut dan menangis keras.

Tasya menggeleng-gelengkan kepalanya, "Tidak Axel. Aku tidak berhubungan dengan siapapun hiks.. dia hanya teman kuliahku, dia memberi tau kalau kita satu kelompok, hanya itu. Biarkan aku pergi besok untuk mengerjakan tugas kelompok, aku mohon?" ucap Tasya dengan suara gemetar dan tetap menangis.

Axel terkekeh, "Itu alasanmu? Itulah mengapa aku melarangmu kuliah, sialan!! Jika kamu kuliah, kamu akan berdekatan dengan laki-laki lain atau bersentuhan dengan laki-laki lain!! Aku tidak menyukainya!!" Bentak Axel murka didepan wajah Tasya membuat Tasya semakin menangis kencang.

Step Brother's Obsession (COMPLETED)Onde histórias criam vida. Descubra agora