31| Lebih dari seharusnya

4.4K 590 24
                                    

Saat matahari telah kembali bersinar setelah sebelumnya bersembunyi sesaat untuk berganti peran dengan bintang dan bulan yang menjadi perantara sinarnya, barulah sosok bermarga Kim membuka mata

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

Saat matahari telah kembali bersinar setelah sebelumnya bersembunyi sesaat untuk berganti peran dengan bintang dan bulan yang menjadi perantara sinarnya, barulah sosok bermarga Kim membuka mata.

Manik Hazel indah miliknya mengedar. Berpencar kesegala penjuru ruangan yang menjadi tempatnya meneduh. Rumah sakit, tempat yang sangat membosankan.

Dalam hening, Taehyung mengingat kembali potongan-potongan kejadian saat ayahnya mengamuk tanpa sebab. Sesungguhnya Taehyung telah sangat terbiasa dengan segala amukan serta keegoisan sang ayah. Bahkan dirinya menjadi sasaran empuk untuk melampiaskan kemarahan ayah kandungnya.

Lalu ketika ingatan tentang pemuda Jeon melintas, Taehyung kembali mengedarkan pandangannya untuk menemukan hanya dirinya sendiri yang menempati ruangan putih ini.

Ada rasa kecewa saat dalam hitungan detik lalu Taehyung telah berbesar kepala mengenai keberadaan Jeongguk yang akan menemaninya.

"Kau bangun?" Suara kelewat familiar itu kembali menyapa, menunjukkan eksistensinya yang baru saja selesai membersihkan diri.

"Jeongguk.." Lirihan Taehyung mengundang rasa panik kepada sang empunya nama.

Tungkai panjang miliknya dibawa melangkah cepat mendekati pemuda Kim yang menatapnya dengan hazel berkaca-kaca.

"Apa ada yang sakit? perlu kupanggil dokter?" Nadanya mengalun lembut, Taehyung tidak pernah merasa secengeng ini sebelumnya.

Atas pertanyaan yang Jeongguk layangkan, Taehyung memberikan sebuah gelengan kepala sebagai bentuk jawaban tanpa suara.

"Sungguh?" Sapuan lembut Jeongguk berikan di pipi kurus Taehyung dan kembali, sebuah jawaban tanpa suara berupa anggukan yang didapat Jeongguk sebagai balasa akan pertanyaan yang dilayangkannya.

Ada keheningan yang mendominasi selama beberapa menit. Kedua pasang manik milik keduanya saling beradu. Menyuarakan isi hati lewat tatapan. Meski begitu sebuah senyuman langka terbit di wajah berparas indah Jeongguk.

"Tidurlah kembali. Terlalu pagi untukmu bangun." Menarik kembali tangannya, Jeongguk hendak membalikkan tubuh menuju sofa panjang yang menempel di dinding.

Cekalan lemas pada pergelangan tangannya menjadi faktor utama Jeongguk untuk tetap diam disisi brangkar pesakitan yang Taehyung tempati.

"Tetap disini." Mengabaikan segala ego yang kini berteriak dalam diri, Taehyung pada akhirnya menyuarakan isi hatinya.

Namun ketika cekalan tangannya dilepas oleh Jeongguk, tatapan mata Taehyung menyendu. genangan air mata tanpa sadar telah membuat pandangannya memburam.

"Aku hanya akan duduk disana. Apa kau butuh sesuatu?" Menggenggam tangan kanan Taehyung, sebelah tangan yang bebas Jeongguk gunakam untuk menunjuk kearah sofa panjang berwarna abu-abu.

Rasa lega memenuhi diri Taehyung. Pikirnya Jeongguk akan pulang saat ini juga. "Maaf." Taehyung menunduk, mengalihkan wajahnya untuk menyembunyikan rona merah yang menjalar di pipinya tanpa permisi.

Our Relationshit [KV]✔Onde as histórias ganham vida. Descobre agora