Perkara Mie Instan

1.8K 344 7
                                    

Rose tertawa keras mendengar cerita dari Lisa. Mengingat gadis itu yang ditinggalkan Bambam karena pacar cowok itu yang tiba-tiba ngambek, membuat hidungnya kembang-kempis karena tak kuasa menahan tawa. Lagi pula, Lisa juga tau jika Bambam sudah punya pacar, namun sahabatnya itu malah dengan santainya menerima tumpangan yang ditawari Bambam.

Katanya sih, bensin sekarang naik tingkat. Setara dengan satu porsi makanan pokok sehari-hari. Makanya Lisa langsung gas tanpa mikir panjang menerima tebengan—entah siapapun itu, yang penting sampai rumah.

"Si Selyn suka ngegas orangnya," dengus Lisa.

"Yaiyalah, cewek mana yang nggak marah cowoknya bonceng cewek lain padahal dia sendiri butuh tumpangan?"

Lisa kembali mendengus, "Ya lo tau sendiri 'kan, Bambam sama gue tuh sepupu."

"Serah deh, sekalian aja Bambam nggak gue balikin. Biar tambah setress itu orang."

Rose hanya menanggapi dengan senyum geli. Bunyi deep terdengar kemudian setelah sandi yang ia masukkan terverifikasi. Mereka berdua masuk ke dalam apartement Rose.

Lisa buru-buru melempar tubuhnya ke sofa. Mengabaikan bunyi keras sebab tas laptop beserta isinya berhasil menghantam lantai. Gadis itu berteriak melengking, meluapkan rasa lelahnya ke udara bebas.

"Aaaaaaaaggghk!!"

"Rose siaaal!" Lisa melempar kaos kaki yang bertengger di wajahnya. Padahal kaos kaki tersebut juga merupakan kaos kaki Lisa sendiri yang gadis itu lempar sembarang arah.

Rose melengos, mengambil posisi duduk di samping Lisa. Mengabaikan tatapan mematikan yang diberikan oleh sang sahabat.

"Kenapa? Gue cuma ngebalikin ke pemiliknya 'kan?"

Lisa bangkit dari posisi tidurannya. Mendengus dan menyalakan televisi. Sedangkan tangannya dengan gesit memasukkan kacang almond ke dalam mulutnya.

"Jangan dihabisin," sela Rose saat menangkap Lisa mengambil kacang satu kali genggaman penuh, berulang kali terus seperti itu. Bisa-bisa kacang-nya habis dalam lima menit.

"Seloww." Lisa mengibaskan tangannya. Kembali fokus pada film yang kini tayang di salah satu chanel.

"Ce ... " panggil Lisa pelan. Kunyahannya semakin pelan

"Apa?" tanya Rose.

Lisa memberi gestur untuk diam, wajahnya menghadap ke samping, telinganya searah dengan arah dapur.

"Lo ... denger nggak?" bisik gadis itu.

Rose cepat-cepat menggeser tubuhnya mendekat ke arah Lisa. Ia tinggal sendiri, tidak ingin tenggelam pada rasa ketakutan yang entah memang ulah usil Lisa atau memang benar ada sosok penunggu di apartemennya.

"Denger apasih?? Lo—"

"Sssst! Denger lagi!"

Rose kini duduk terdiam. Terhenyak saat mendengar suara samar dari arah dapurnya. Wajahnya mulai menunjukkan gelagat panik, tangannya mencekal Lisa seolah-olah gadis itu akan pergi jauh darinya.

"Pliss Lis, nginep sini ya?" bujuknya.

Lisa berdecak. Melepaskan tangan Rose dari tangannya.

"Ck. Coba samperin."

"Iih nggak mau. Takuut." Rose segera menarik tangan Lisa untuk kembali duduk.

"Ce, masa lo gitu aja takut siih? Makanya ayo coba samperin, siapa tau dia maling." Lisa kembali berdiri.

"Gue yakin, itu bukan maling." Pada akhirnya Rose ikut berdiri, berjalan di belakang Lisa dengan tangan menggenggam erat ujung baju sahabatnya.

"Trus apa? Palingan cuma tikus."

[✔] LongtempsWhere stories live. Discover now