5 | Antaradhana

2.3K 404 26
                                    

5 | Antaradhana
Hilang



***



Jakarta, 10 Januari 2020

Di petang yang temaram, Putri duduk di dekat jendela rumahnya sembari membuka buku catatan dan melihat daftar tugasnya. Beberapa hari yang lalu, Putri mendapat tugas dari guru sejarahnya untuk membuat makalah tentang Kerajaan Majapahit. Tenggat waktunya masih lama, tetapi Putri ingin menyelesaikannya secepat mungkin. Seperti malam yang sudah-sudah, ia menyalakan laptopnya dan mulai menelusuri satu per satu jejak sejarah kerajaan adidaya itu melalui mesin pencarian. Sumber yang pertama ia baca adalah terjemahan dan tafsir Kitab Negarakertagama yang tersedia di Google Books. Meski sudah hafal seluruh isi kitab tersebut, Putri memutuskan untuk membacanya kembali dan menelusuri beberapa hal yang kurang ia mengerti.

Teman-temannya mengandalkan Putri, meminta bantuan gadis itu untuk memeriksa hasil kerja keras mereka dan membenarkan jika mungkin ada yang salah. Gadis itu memang jatuh cinta dengan Majapahit setelah tertarik untuk membuat cerita fiksi sejarah beberapa tahun silam. Ia hafal segala sesuatu tentang Sri Rajasanagara di luar kepala. Kapan sang maharaja dilahirkan, tempatnya memerintah saat muda, nama gelar lengkapnya, bahkan prestasi-prestasi gemilang Hayam Wuruk tak luput dari ingatannya. Hanya saja, sampai saat ini ia penasaran dengan candi pendharmaan sang maharaja. Menurut kepercayaan yang beredar, Hayam Wuruk didharmakan di sebuah candi bernama Ngetos di lereng Gunung Wilis. Namun, sampai saat ini belum ada bukti yang kuat.

Ia juga merasa tertarik dengan Perang Bubat yang tercantum dalam Kitab Pararaton, tetapi tidak tertulis di Kitab Negarakertagama. Jika penulis Desawarnana sudah diketahui dengan jelas, Pararaton sebaliknya. Para ahli meyakini karya tulis tersebut merupakan fiksi, tetapi banyak pula yang meyakini jika kitab tersebut memang memuat fakta-fakta aktual mengenai Kerajaan Singhasari dan Kerajaan Majapahit. Lalu permasalahannya sekarang, siapakah penulis Pararaton? Mengapa ia mengenal betul selak-seluk kedua kerajaan itu? Apakah mungkin jika pengarangnya adalah kerabat kerajaan? Entahlah, sampai sekarang masih belum ada penelitian tentang hal tersebut. Bisa dibilang ia jadi tertarik akan segala sesuatu tentang Hayam Wuruk semenjak membaca Negarakertagama.

Mengabaikan tugas makalahnya, kini Putri malah berselancar untuk mencari informasi mengenai Perang Bubat yang tersohor itu. Ia sudah pernah mendengarnya, bahkan sering, tetapi ia masih belum puas dan ingin mengetahui kisah lebih lengkapnya. Dari hasil pencariannya, ia menemukan beberapa teori yang menarik.

"Menarik. Gue jadi penasaran sama hipotesis-hipotesis yang lain, siapa tahu bisa dijadiin ide cerita gue nanti," gumam Putri sembari membuka halaman baru di layar laptopnya. Ia membaca semua itu tanpa menyadari bahwa bulan sudah semakin naik dan gorden kamarnya masih tersibak lebar. Lampu kamarnya sudah dinyalakan tepat saat matahari tenggelam tadi. Satu hal yang ia lupakan adalah jendela masih terbuka walaupun pendingin ruangan dinyalakan. Meski begitu, Putri merasa gerah malam ini, padahal ia juga sudah mandi sore. Mungkin Jakarta memang tengah panas-panasnya malam ini.

"Dikisahkan bahwa Hayam Wuruk jatuh cinta dengan lukisan Dyah Pitaloka Citraresmi yang beredar di tanah Majapahit. Nama pelukisnya adalah Sungging Prabangkara. Ibaratnya kalau di masa ini, Hayam Wuruk jatuh cinta lewat media sosial gitu, ya? Mungkin melalui foto Instagramnya," lanjut gadis itu, ia membaca kembali artikel tersebut. "Lalu, Hayam Wuruk mengirimkan Patih Madhu untuk melamar Dyah Pitaloka melalui sepucuk surat."

Putri sedikit tertawa. "Kalau diibaratkan sama masa sekarang, mungkin jadinya Hayam Wuruk nge-hit up direct message-nya Pitaloka."

Saat asyik-asyiknya tenggelam dalam kesibukannya, listrik di kamar Putri tiba-tiba padam. Lampunya mati sehingga ruangan itu gelap gulita dan sambungan internetnya terputus. Lantas, ia menyalakan senter di telepon genggamnya dan membuka pintu kamar. Namun, ruangan-ruangan lain di rumahnya masih terang benderang. Aliran listriknya tak terputus.

PratiwimbaWhere stories live. Discover now