15 | Bhuwahpada

1.5K 304 58
                                    

15 | Bhuwahpada
Atmosfer



***



Malang, 29 Mei 2020

Sri merayakan hari raya Idul Fitri di rumahnya, tak ada tetangga yang berkunjung karena Covid-19 masih merajalela. Hanya Dipuy sekeluarga yang menyambangi kediaman Kuncoro. Pakdhe Gangsar yang biasanya sibuk mengajar mahasiswa melalui laptop pun ikut singgah, begitu pula dengan Eka, kakak sulung dari tiga bersaudara yang selama wabah merajalela kembali ke kota kelahirannya. Sri langsung duduk di dekat Eka yang tengah mengenyam pendidikan di ITB jurusan Teknik Elektro. Sebagai seorang jurnalis yang kepo, gadis itu menanyakan proyek robotik Eka dan rekan-rekannya.

Sebenarnya, Ekalah yang menginspirasi Dipuy untuk menjadi seorang presiden. Ekaatmaja Agastya adalah seorang lelaki yang bercita-cita mengembangkan beberapa robot dan artifical intelligent agar negera tercintanya ini semakin maju. Dipuy tentu saja ingin seperti Eka, tetapi ia tak memiliki kemampuan seperti kakak sulungnya itu. Sebaliknya, ia unggul di bidang organisasi dan non-akademik. Itulah yang membuatnya ingin menjadi pemimpin yang baik untuk rakyat-rakyatnya kelak.

"Memangnya sekarang Mas Eka sedang membuat robot apa, sih?" tanya Sri penasaran. Para bapak tengah membincangkan sistem ronda yang semakin kemari, semakin tidak pernah terurus, sedangkan para ibu membicarakan produk terbaru dari merek alat dapur kesukaan mereka. Eka dan Sri sedang asyik berbincang karena sudah lama tak berjumpa. Dipuy dan Tri? Jangan ditanya. Tak ada angin dan tak ada hujan, mereka saling melempar tatapan tajam untuk satu sama lain. Padahal duduk mereka dipisahkan oleh Sri, sedangkan gadis itu lebih tertarik mengobrol dengan Eka yang duduk sedikit jauh darinya.

Menanggapi Sri, Eka tersenyum jahil. "Rahasia dong. Nanti kalau produknya sudah jadi, pasti kamu kukasih lihat kok. Untuk sekarang, semuanya masih dirahasiakan. Kamu sendiri apa ada proyek cerita baru setelah yang Majapahit tamat?"

Sudah bukan rahasia bagi orang-orang terdekatnya bahwa Sri merupakan seorang penulis fiksi sejarah di Wattpad yang mengambil tema Majapahit. Bahkan, Pakdhe Gangsar dan Budhe Pudji juga mengetahuinya. Namun, mereka bukanlah penggemar berat sastra, cenderung jarang membaca novel malahan. Sri berani membeberkan rahasia itu, sebab tahu bahwa orang-orang dekatnya tidak akan pernah mengunduh aplikasi Wattpad dan membaca karyanya. Gadis itu heran, di keluarganya tidak ada darah penulis. Hanya dirinya seorang.

"Sebenarnya ada," Sri mendesah pelan. "Tentang sejarah Kota Malang waktu Agresi Militer Belanda yang pertama tahun 1947. Tapi, aku sedikit kesusahan karena tidak memiliki teman untuk mendiskusikan sejarah aslinya. Kalau tentang kerajaan, 'kan, ada Mbah Kem sama Pakdhe Gangsar. Kalau tentang Rajasakusuma, aku sudah ada ide, sih. Tapi, risetnya juga susah. Mbah Kem sama Pakdhe Gangsar pasti tidak tahu banyak."

"Eh, apa ini kok Pakdhe dipanggil?" tanya ayah dari tiga remaja tampan.

"Ini lho, Pa. Mbak Manyu katanya mau membuat fiksi sejarah tentang Agresi Militer Belanda yang pertama di Kota Malang, tetapi tidak tahu harus mewawancarai siapa. Tentang Rajasakusuma juga pasti Papa tidak tahu banyak," sahut Tri yang sedari tadi hanya diam bersama Dipuy. Kini, keduanya kembali melempar tatapan tajam. Orang-orang yang mengenal keduanya sedari kecil pasti kebingungan, sebab Dipuy dan Tri sejatinya saling menyayangi. Entah kenapa secara tiba-tiba, belasan tahun silam setelah berlibur ke Bogor, mereka saling membenci. Sri sempat berasumsi jika salah satu dari mereka dirasuki oleh lelembut.

"Kamu nguping, ya?" serbu Sri.

"Mbak Manyu lantang ketika membicarakannya dengan Mas Eka. Tentu saja aku mendengar. Itu tidak termasuk menguping, ya."

PratiwimbaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang