10 | Anagatatita

1.5K 301 34
                                    

10 | Anagatatita
Lain Waktu (Another Time)



***



Jakarta, 18 April 2020

Pagi ini Putri mandi lebih awal karena suasana hati gadis itu sedang amat baik, semalam ia dapat tidur dengan nyenyak setelah membabat habis materi pelajaran yang diberikan oleh gurunya. Pukul enam pagi ia sudah tampil cantik dan segar dengan balutan kaus berwarna hitam polos. Putri meraih ponsel yang ia taruh di mejanya, mengecek kembali pesan yang dikirim oleh Devandra tadi malam. Hari ini ia akan pergi ke acara pesta Keluarga Gunawan. Sebenarnya Putri tidak tahu acara apa yang diselenggarakan oleh keluarga crazy rich itu, tetapi apapun acaranya, Putri yakin bahwa acara tersebut akan sangat mewah! Kini Putri tengah berdiri menatap cermin di kamarnya, kemudian melakukan pijatan-pijatan di wajahnya untuk rileksasi.

"Put, ada teman-temanmu tuh," ucap Bunda Lita dari ambang pintu kamar Putri. Teman-teman? Siapa yang datang berkunjung untuk menemuinya sepagi ini? Tidak mungkin Devandra, kan?

Dengan handuk yang masih menempel di kepalanya, Putri menemui tamu yang dimaksud oleh bundanya. Wajah Berlian, Dita, dan Jolanda yang tersenyum sumringah seolah tengah menyambut Putri. Ada apa gerangan ketiga sahabatnya datang tiba-tiba ke rumahnya? Jolanda yang sadar bahwa Putri masih bingung dengan kehadiran mereka pun berkata, "Jadi enggak, Put?"

"Apanya yang jadi?" Putri balik bertanya kepada teman-temannya. Sembari melepas handuk di kepalanya, gadis itu mengingat-ingat janji apa yang telah ia buat dengan ketiga sahabatnya itu di pagi ini.

Dita yang sudah tahu betul bahwa Putri sering lupa akhirnya bersuara, "Katanya hari ini mau belajar bareng?"

Oh, sekarang Putri mengingatnya! Ia memang telah berjanji kepada sahabat-sahabatnya untuk belajar bersama di hari Sabtu ini. Namun, di sisi lain ia juga lupa memberitahu mereka kalau ia akan pergi ke acara pesta Keluarga Gunawan sore nanti. "Ah, I forgot that. Anyway, nanti kalian enggak bisa sampai malam ya di sini. Gue mau pergi nanti sore."

"Mau ke mana lo?" tanya Berlian. Putri pun menjelaskan kepada mereka tentang Devandra yang memintanya untuk ikut menemani laki-laki itu datang ke acara keluarga sepupunya. Sontak saja ketiga sahabatnya terkejut bukan main. Mereka tidak menyangka bahwa nama Putri sudah tercatat ke dalam daftar tamu di acara tersebut.

Deretan buku yang terpajang di kamar Putri adalah saksi betapa kerasnya gadis itu dalam menuntut ilmu. Jolanda sudah sering melihat buku-buku tersebut, tetapi kali ini matanya menangkap kehadiran buku baru di antara deretan buku milik Putri. "A new book, huh? Kali ini buku apalagi yang lo beli, Put?"

Fokus Putri yang pada awalnya tengah tertuju pada buku pelajaran yang ada di meja belajarnya pun teralihkan kepada Jolanda. "Yeah, I got it from Perpusnas a few times ago."

Buku berjudul Panji di Ranah Seni itu ia dapatkan dari Perpustakaan Nasional beberapa waktu yang lalu. Beruntungnya ia karena bisa membawa pulang buku bersampul hijau itu secara gratis. Usai ia bertekad untuk mulai menulis fiksi sejarah, Putri pergi mengunjungi Perpustakaan Nasional untuk mencari bahan-bahan yang akan ia tulis di dalam bukunya. Keempat remaja yang telah bersahabat sejak SMP itu kini tengah duduk melingkar, mereka berdiskusi, membahas tentang materi Trigonometri yang sedang menjadi materi bahasan oleh guru Matematika mereka. Tak terasa berkutat dengan soal-soal Matematika membuat waktu berjalan begitu cepat. Jam yang menggantung di dinding kamar Putri sudah menunjukkan pukul satu siang, tanda bahwa gadis itu harus segera bersiap-siap untuk pergi ke acara Keluarga Gunawan.

PratiwimbaWhere stories live. Discover now