32 | Daksinasagara

1.1K 225 38
                                    

32 | Daksinasagara
Laut Selatan



***



Malang, 31 Oktober 2020

Stress yang dialami Sri karena overthinking-nya semakin menjadi-jadi, terlebih ketika tanpa sadar dirinya merasakan bahwa Putri menyembunyikan sesuatu darinya. Sri tak pernah menuntut Putri untuk bercerita, membiarkan gadis tersebut siap secara mental dan fisik untuk menceritakan perasaan terdalamnya. Sri merasa bahwa Putri mengingkari janjinya sendiri. Putri meminta Sri untuk bercerita jika ada apa-apa, tetapi gadis itu tak melakukan hal yang sama.

Masih pusing memikirkan hubungannya dengan Ken yang penuh misteri dan magis, serta Dipuy yang ternyata reinkarnasi Hayam Wuruk, kehadiran Ayu sebagai reinkarnasi dari istri sang maharaja, juga Putra dan Dewa yang menjadi titik awal keanehan di hidupnya, ditambahi dengan Putri yang tak kunjung menceritakan penderitaannya, walau Sri sudah merasakan ada hal yang salah sejak dua bulan yang lalu. Gadis itu merasa bahwa otaknya bisa meledak kapan saja.

Sri memelas kepada kedua orangtuanya agar diperbolehkan berlibur keluar rumah, menginap di suatu tempat barang satu atau dua malam agar pikirannya yang kacau dan semrawutan bisa sedikit mulus seperti benang yang semula menggumpal ketika kembali lurus. Mengetahui tingkah putrinya memang aneh dan merasa bahwa Sri tertekan karena sama sekali belum pernah berlibur semenjak pandemi, bapak dan ibu gadis itu memberi izin dengan catatan Sri tidak boleh pergi sendirian.

Kegirangan, Sri langsung mengajak Dipuy dan Dara untuk menghabiskan waktu di pesisir selatan Jawa Timur selama liburan Maulid Nabi. Sayang seribu sayang, Dara ternyata harus pulang kampung ke Ponorogo dan merayakan Maulid Nabi bersama keluarga besarnya di sana. Sri sempat putus asa, memikirkan bahwa tak mungkin dirinya berani tidur sendiri di penginapan yang berada tepat di pantai selatan. Tak mungkin juga dirinya satu kamar dengan Dipuy, bisa-bisa digrebek dan dimasukkan ke penjara oleh para polisi yang bisa jadi tengah berpatroli.

Ragu-ragu, akhirnya Sri menghubungi Ayu untuk menemaninya, sekaligus Damar dan Elang jika mereka mau bergabung. Untungnya, Elang malah menawarkan diri untuk menyediakan mobil sekaligus menjadi sopirnya dalam perjalanan mereka. Ayu dan Sri memang semakin dekat selama beberapa bulan ini, sering bertemu di mall untuk sekadar mencuci mata atau mencoba menu terbaru di beberapa kedai minuman. Bisa dibilang, Ayu adalah sahabat perempuannya, selain Dara dan Putri.

Namun, rupanya Ayu menganggap Sri lebih dari itu. Ayu memperlakukan Sri selayaknya anak perempuannya, amat kontras jika dibandingkan dengan ibu Sri yang menyebalkan di mata putrinya sendiri.

Selama seharian penuh, Sri dibuat gemas dengan Ayu yang terlihat mendekati Dipuy walaupun tidak secara terang-terangan. Sejujurnya, ia juga ingin memiliki nyali seperti Ayu. Ia juga ingin berani mendekati Ken seperti Ayu mendekati Dipuy. Memang wajar jika jiwa Gauri berani mengejar reinkarnasi Hayam Wuruk terlebih dahulu karena keduanya adalah sepasang suami istri di kehidupan sebelumnya.

Sri jadi berandai-andai, memikirkan betapa cintanya Ken di kehidupan yang lalu sebelum bereinkarnasi kepada dirinya yang sekarang. Sri hanya ingin tahu kebenaran dan bagaimana detail hubungan mereka untuk memutuskan maju atau benar-benar menyerah.

Munafik namanya jika Sri menampik keinginannya untuk bisa bersama dengan Ken di kehidupan ini, tak memikirkan risiko hatinya bisa kembali terluka dan jiwanya membawa beban yang tak kunjung usai jika gadis itu masih belum mampu melepaskan masa lalu.

Berada di jalan raya kurang lebih dua jam, mobil memasuki Jalur Lintas Selatan, mereka tiba di Pantai Parangdhawa setelah terjadi beberapa drama, termasuk saus tartar yang jatuh di tangan Sri. Gadis itu mencoba berbicara sebanyak mungkin untuk melupakan seluruh kegelisahan hatinya sehingga orang lain tak bisa membaca isi pikirannya.

PratiwimbaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt