22 | Punarbhawa

1.3K 247 68
                                    

22 | Punarbhawa
Reinkarnasi



***



Jakarta, 28 Juni 2020

Siang hari, Putri asyik bertukar pesan dengan Sri yang sibuk membicarakan Dipuy karena Sri sengaja ingin memancing reaksi Putri mengenai sahabatnya itu. Sejujurnya, gadis itu merasakan sesuatu ketika melihat foto yang dikirimkan oleh perempuan yang sudah dianggapnya sebagai kakak itu. Ia bahkan sempat terjatuh selepas melihat paras rupawan lelaki itu. Dipuy, namanya. Unik, begitu juga perasaan yang tiba-tiba hinggap di hati Putri. Ia berpura-pura tidak tertarik kepada Dipuy, tetapi sepertinya Sri bisa membaca isi hati Putri yang sesungguhnya.

Selama kenal dengan Sri satu bulan ini, Putri mengetahui bahwa Sri mudah tertarik pada energi dan perasaan orang lain, terutama yang dekat dengannya. Dari sanalah Putri berkesimpulan bahwa dirinya dan Sri sama-sama seorang empath, hanya saja Sri tidak memoles bakatnya. Dirasa Putri, Sri memang menolak anugrah dari Tuhan itu karena masih banyak hal yang harus dibereskan oleh gadis itu. Jiwa Sri masih belum siap menanggung beban untuk merasakan gelombang emosi manusia lain. Sama seperti Putri yang terkadang bisa sampai jatuh sakit jika energi orang-orang disekitarnya terlalu pekat dan biru.

Tak bohong, Putri bahagia ketika Sri membahas lebih dalam mengenai Dipuy. Akan tetapi, di sisi lain Putri merasa ada perasaan jengkel ketika memikirkan Dipuy. Dirinya tak ingin mengatakan kepada Sri jika merasa tertarik kepada lelaki itu, sebelum memastikan itu murni kekaguman atau pengaruh dari kata-kata "sosok yang dijadikan model Hayam Wuruk" oleh Sri. Ia suka ketika Sri menceritakan hubungan Dipuy dengan saudara-saudaranya, serasa mengenal lelaki itu secara langsung. Putri ikut kebingungan ketika tahu hubungan Dipuy dengan Tri yang semula baik-baik saja menjadi runyam, terlebih ketika Sri menambahkan bahwa semua itu terjadi setelah Sista Sarkara menulis cerita fiksi tentang Kerajaan Majapahit.

Namun, tiba-tiba Sri memilih untuk melanjutkan pembicaraan yang sempat terhenti mengenai seorang gadis yang ditemuinya beberapa bulan yang lalu, Bibir Putri bergerak untuk membaca pesan yang dikirimkan oleh Sri dengan tangan yang bergetar. "Beberapa waktu lalu aku bertemu dengan perempuan yang memiliki nama yang sama dengan tokoh utama perempuan di FMFLY. Kamu ingat aku pernah bahas ini sekilas, tapi belum melanjutkannya, 'kan?"

Ada gejolak aneh yang mengisi relung dada Putri. Gadis itu tak bisa mendeskripsikan perasaannya, semua campur aduk. Yang jelas, ia ke-trigger dengan pernyataan Sri. Semua terlalu magis, otak Putri tak mampu memprosesnya. Satu hal yang gadis itu ketahui, semuanya bukan sekadar kebetulan. Sejak bertemu dengan Putra, gadis itu belajar bahwa di dunia ini tak ada yang namanya kebetulan. Tuhan telah merencanakan seluruhnya hingga takdir hebat itu tampak tak ubahnya sebagai kebetulan di mata manusia.

Putri yakin seratus persen bahwa semua yang dirinya dan Sri alami adalah salah satu dari keajaiban Tuhan. Tak semegah Borobudur atau Prambanan, keajaiban kecil itu mengandung benang merah yang lebih rekat daripada susunan batu andesit pada kedua candi terbesar di Indonesia yang ditempelkan tanpa putih telur dan tetap kokoh, meskipun ratusan tahun telah terlewati. Hanya saja, Putri tak tahu apa itu. Ia terlalu fokus dengan pemikiran dan perbincangannya dengan Sri sehingga melupakan keberadaan Putra yang mungkin bisa memberi mereka sedikit petunjuk.


Sri Payudani
Pusing banget, sih. Waktu itu ada kecelakaan di pensi akbar sekolahku, satu perempuan dan satu laki-laki tertabrak truk. Karena si Dipuy sibuk dan punya tanggung jawab besar dan tidak bisa meninggalkan tempat, akhirnya aku yang menemani salah satu teman mereka untuk registrasi sampai dengan orang tua Mas Elang dan Mbak Ayu tiba di rumah sakit.
Mana kejadiannya pas banget seminggu setelah FMFLY tamat.
Sampai sekarang masih jadi bahan overthinking-ku.

PratiwimbaWhere stories live. Discover now