BAB 5

9K 1.5K 216
                                    

Arsha memasukkan buku - bukunya kedalam tas, bel pulang sudah berbunyi sekitar dua menit yang lalu. Hari pertama sekolah di tahun 2035 cukup membuat mental dan otaknya bermasalah. Ditahun 2021 ia tidak pernah belajar rajin dan sekarang harus mempelajari yang jauh dari kemampuan otaknya.

"Sasa, lo pulang bareng siapa?" tanya Selin yang sudah berdiri dihadapan Arsha.

"Gue pulang bareng Sagara" jawab Arsha yang membuat Selin melotot kaget.

"Besok gue cerita kalau mental gue udah kembali pulih, udah sana pulang lo" usir Arsha yang mendapat cibiran dari Selin.

Selin melangkahkan kakinya keluar dari ruangan kelas, menyisakan Arsha dan Sagara.

"Sagara" panggil Arsha

"Hari ini lo pulang sendiri. Gue ada urusan" ucap Sagara keluar dari ruangan kelas diikuti oleh Arsha.

"Tapi kan gue gak tahu alamat lo dan gue pulang naik apa?" tanya Arsha menatap Sagara.

Sagara menghela napas, gadis yang satu ini benar - benar merepotkan. Ia paling tidak suka  berurusan dengan orang lain karena itu membuang tenaga.

"Fine. Hari ini gue ajari lo naik bus, untuk kedepannya lo harus bisa sendiri" ujar Sagara menarik tangan Arsha.

"Buset main naik tarik aja. Selo dong" Arsha mencibir kesal menatap Sagara yang menariknya tiba - tiba.

Keduanya berjalan beriringan ke halte yang ada didepan sekolah.

"Haltenya gak beda jauh kaya halte trans Jakarta" gumam Arsha memperhatikan halte tersebut.

Menunggu kurang lebih tiga menit bus datang, Sagara menyuruh Arsha untuk masuk duluan yang diangguki oleh Arsha. Namun Arsha bingung bagaimana caranya masuk, karena pintu bus tidak terbuka. Jika ditahun 2021 jika ia naik bus pintu sudah terbuka secara otomatis.

Arsha mencoba membuka pintu secara manual namun tidak bisa, Arsha mendorong pintu tersebut sekuat tenanganya namun tidak bisa. Kakinya maju selangkah dan tiba - tiba pintu bus terbuka dan menyebabkanya terdorong masuk kedalam bus.

"BANGKE" umpat Arsha memegang pinganggnya yang sakit.

"Kenapa sih semuanya kemusuhan sama gue. KENAPA HAH? GUE CAPEEE" Arsha frustasi. Sejak dari kemarin tidak satupun ada yang dengan mudah ia lakukan, semuanya membuat dirinya kesal.

Sagara yang mendengar itu menatap Arsha tajam, beberapa orang yang ada didalam bus menatap Arsha heran. Sagara menarik tangan Arsha, menyuruh gadis itu duduk.

"Perhatikan baik - baik orang yang masuk" ucap Sagara menatap tajam Arsha.

Mengikuti perintah Sagara, ia melihat orang yang masuk keluar dan masuk dalam bus. Arsha cengegesan mengingat aksinya tadi yang membuka pintu bus secara brutal. Ternyata mereka hanya perlu melangkahkan kakinya dan secara otomatis pintu terbuka.

Saat melangkah, kaki diarahkan pada cahaya merah yang ada dipojok bus dan pintu akan terbuka. Hal yang sama dilakukan saat masuk maupun keluar dari bus.

"Gak berbayar?" tanya Arsha

"Transportasi umum gak ada yang berbayar" jawab Sagara yang membuat Arsha berdecak kagum.

"Kok bisa?"

"Masyarakat membayar pajak mahal untuk apa?" tanya Sagara yang diangguki oleh Arsha.

"Berarti korupsi gak ada ya, makanya bisa sampai segitunya" batin Arsha.

Sebenarnya ia ingin bertanya lebih namun takut mendapat amukan dari Sagara, mendapat satu pertanyaan saja laki - laki itu ingin mengulitinya hidup - hidup.

ARSHA JOURNEYWhere stories live. Discover now