BAB 38

3.6K 556 57
                                    

Pulang sekolah Sagara dan Arsha tidak langsung pulang ke rumah, ke dua orang terlihat duduk di sebuah kafe dengan nuansa purple blue. Arsha memaksa Sagara untuk menemani dirinya memakan es krim di sana, Sagara yang kaku tidak pernah mengajak dirinya kencan atau hal semacam yang orang lain biasa lakukan saat berpacaran. Dengan inisiatif sendiri Arsha memaksa Sagara. Sagara menatap Arsha yang sedang asyik melahap es krim miliknya, satu fakta yang baru Sagara ketahui bahwa Arsha sangat amat menyukai es krim. Terbukti sudah lima es krim yang gadis itu habiskan dan sepertinya belum ada kata puas dari gadis itu.

"Udah cukup makan es krimnya, ayo pulang!" ujar Sagara yang mendapat gelengan dari Arsha.

"Pulang aja sendiri, gue masih mau makan es krim. Pantang pulang sebelum muntah" jawab Arsha melanjutkan melahap es krimnya.

"Nanti kamu sakit, kebanyakan makan es krim itu tidak baik. Memang es krim memang mengandung banyak vitamin tapi kalau kebanyakan gak baik Arsha" ujar Sagara mengambil stik es krim dari tangan Arsha dan membersihkan bibir gadis itu akibat makan belepotan.

"CK. Gak bakalan sakit, orang gue biasa makan es krim banyak" cibir Arsha sembari berusaha meraih es krim yang ada di hadapannya namun tangannya di tahan oleh Sagara.

"Jangan bandel. Ayo pulang! Makan dulu baru makan es krim nanti gue beli sekalian pabrik es krimnya" tegas Sagara menarik tangan Arsha menjauh dari kafe tersebut. Arsha merenggut kesal karna Sagara gadis itu tidak bisa puas memakan es krim.

"Sagara gak ada romantisnya jadi pacar, masa iya pacaran diajak ngerjain soal matematika. Itu kencan apa les privat" celoteh Arsha mengingat beberapa pekan lalu Sagara mengajak dirinya kencan di temani dengan soal matematika.

"Kan supaya Arsha pintar, kalau Arsha pintar nanti keturunan Arsha juga pintar" jawab Sagara menatap gemas Arsha.

"Halah omong kosong, kalau memang takdirnya sudah pintar mau di kasih makan tai pun bakalan tetap pintar. Tapi kalau memang takdir dia bodoh mau di kasih minum susu, di kasih fasilitas belajar bagus dan di kasih vitamin tiap hari pun bakalan tetap bodoh" cibir Arsha yang mendapat gelengan dari Sagara.

"Siapa yang bilang begitu? kepintaran kita itu faktor gen dari orang tua kita dan ada juga karena mau berusaha. Kamu aja yang malas belajar" cibir Sagara mengacak rambut gadis itu.

"Yang bilang gitu teman - temannya Arsha lah" jawab Arsha dengan bangganya.

"Salah pergaulan" gumam Sagara.

Sekitar 20 menit dalam perjalanan Arsha dan Sagara sampai di rumah, keduanya berjalan beriringan memasuki rumah. Arsha yang sedari tidak berhenti berceloteh dan Sagara yang hanya mengangguk-anggukan kepalanya mendengar semua celotehan Arsha. Sedari tadi Arsha tidak ada henti - hentinya mengeluarkan gosip terbaru yang ia punya yang hanya di respon anggukan oleh Sagara.

"Lo tahu gak sudah gitu si Sera malah gak ngaku lagi kalau dia itu udah selingkuhin Agam" ucap Arsha menggebu - gebu.

"Agam?" tanya Sagara menyerngit bingung.

"Iya Agam, masa lo gak tahu sih. Itu kelas 12 IPS 1, yang ganteng terus senyumnya semanis madu, anak volley dan udah beberapa kali menang perlombaan. Dia juga pintar dalam bidang akademik, pecinta monyet terus dia juga punya adik perempuan yang cantik banget tapi masih SD, mamanya punya butik dan papanya ilmuan. Tapi dia engga suka jadi ilmuan karena katanya dia gak mau jadi kaya papanya yang hampir tiap hari di ruang lab" jawab Arsha menjelaskan secara rinci tentang Agam.

"Kok kamu bisa tahu sedetail itu?" tanya Sagara mendengus kesal.

"Hey ganteng, jangan lupakan nona muda ini adalah ratu stalker, terpercaya, teraktual, terkini, dan terpanas melebihi air panas" jawab Arsha dengan bangganya.

"Makanya tuh, si Sera gak tahu diri banget. Agam tuh definisi blasteran surga masih aja disia - siakan. Udah gitu dia selingkuh ke orang yang kastanya lebih rendah dari Agam, bikin malu perempuan aja" ujar Arsha melanjutkan gosipnya.

Sagara menarik tangan Arsha menuju dapur, menyuruh gadis itu duduk di kursi yang ada di sana. Sagara tersenyum tipis melihat gadis itu yang tidak ada lelahnya berceloteh sedari tadi. Tanpa mengganti seragam Sagara memasak sembari mendengar gosip gadis itu, sesekali pria itu menimpalinya.

"Gue kira tuh ya mak - mak 2035 gak ada yang julid eh tahu - tahunya sama aja kaya di 2021, tetap aja mak - mak itu yang paling bener" ujar Arsha yang kini topik gosipnya sudah beralih ke mak - mak.

"Kemarin tuh ya, kita berdua kan belanja bulanan dan di situ kan Gara gandeng tangan Sasa. Nah ada tuh ibu - ibu ngomong masih remaja aja udah berani gandengan tangan, sambil matanya nyolot lihat Sasa. Pasti itu ibu - ibu engga pernah merasakan yang namanya uwu - uwuan. Lagian mukanya jelek, alisnya kaya Angry bird" celoteh Arsha yang berhasil mengundang tawa kecil Sagara.

"Udah gak usah di pikirkan, makan yang banyak" ujar Sagara menyodorkan nasi goreng yang dia buat.

"Terima kasih Gara ganteng, jadi sayang deh" ucap Arsha tersenyum manis.

"Sagara apa sih yang gak lo bisa? perasaan semuanya bisa lo lakuin deh" ujar Arsha sembari melahap makanannya.

"Udah makan yang banyak biar jangan sakit" jawab Sagara tersenyum simpul.

"Habis makan jadi nonton kan? harus jadilah filmnya udah Sasa download" tanya Arsha yang di angguki oleh Sagara.

"YESSS. Gini dong Sagara yang murah hati, kan jadi tambah sayang. Utututu gantengnya aku, sayangnya aku, gemas deh" ujar Arsha mengusap - usap wajah Sagara, gadis itu terlalu senang Sagara mengiyakan kemauannya.

"Udah sayang sama Sagara?" tanya Sagara yang dengan cepat diangguki oleh Arsha.

"Eh? maksudnya iyalah sayang Sagara kan baik, orang baik harus di sayanglah" jawab Arsha gelagapan.

"Masa sih?" tanya Sagara mendekatkan wajahnya ke hadapan Arsha. Arsha semakin gelagapan melihat wajah tampan Sagara yang haja berjarak beberapa senti dari wajahnya, saking dekatnya Arsha bisa merasakan deru nafas pria itu.

"I-iya lah, btw nafas lo wangi pakai pasta gigi merek apa?" tanya Arsha.

"Gak tahu, cepat habiskan jangan sampai ada yang sisa" jawab Sagara menjauhkan wajahnya, kembali ke posisi semula.

Sesuai janji setelah makan keduanya akan menonton film, Arsha memilih menonton film kartun keluaran disney. Gadis itu lebih menyukai film kartun yang menurutnya jalan ceritanya lebih unik dan lebih menghibur. Sagara juga tidak mempermasalahkan film pilihan gadis itu selagi Arsha senang, Sagara juga mendapatkan fakta baru bahwa gadis yang kini berada di sampingnya itu penyuka film kartun. Sagara mengusap lembut kepala Arsha, membiarkan gadis itu mencari posisi nyaman. Menatap Arsha yang kini masih setia menatap layar yang ada di hadapannya.

"Tidur aja yuk, lanjut besok lagi aja udah jam 12 malam" ujar Sagara mematikan layar tersebut yang di balas decakan kesal oleh Arsha.

"Padahal tanggung banget" ucap Arsha kesal yang di balas gelengan oleh Sagara.

"Tidur Arsha! besok katanya nenek mau kesini mau ketemu kamu" ujar Sagara mengambil selimut dan menyelimuti tubuh gadis itu. Keduanya menonton di kamar Sagara dengan kasur sebagai tempat menonton, kasur Sagara tepat berhadapan dengan layar yang Sagara biasa pakai.

"Iya - iya ini tidur"

"Selamat malam Sagara ganteng" ujar Arsha menaikkan selimut sehingga menutupi seluruh tubuhnya.

"Selamat malam Arsha, semoga akan ada hari semenyenangkan hari ini" gumam Sagara.

Hello gengsss,

Jangan lupa vote + follow gengsss.

fyi, next part akan ada kejutan, jadi see you.

ramaikan kolom komentar yukk gengs

ARSHA JOURNEYWhere stories live. Discover now