02. Permintaan Alleana

2.3K 222 126
                                    

Hi, aku update

Asal kota dari mana kalian semua?

Komen yok komen




02. Permintaan Alleana

Alvan turun dari motor ninjanya dengan penampilan yang sangat rapi, seragam dimasukkan ke celana, dasi terpasang rapi, rambut ditata sedemikian rupa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alvan turun dari motor ninjanya dengan penampilan yang sangat rapi, seragam dimasukkan ke celana, dasi terpasang rapi, rambut ditata sedemikian rupa. Kalau anak lain yang pas berangkat amburadul dan pulang amburadul lagi, maka beda sama Alvan. Berangkat sama pulang harus rapi, tetapi di sekolah penampilannya udah kayak preman.

"Wih, udah kek murid teladan aja gue," monolognya seraya merapikan rambutnya di kaca spion motor.

Setelah itu, Alvan masuk ke rumah mewahnya. "Assalamualaikum, kesayangan bunda pulang!"

Sepi, tidak ada seorangpun yang menyambut kedatangannya. Ia melangkah lebih dalam masuk ke rumah dan langsung terlonjak ketika menyadari ada Bundanya serta seorang gadis duduk dengan menatapnya aneh di sofa ruang tamu.

"Ngapain lo di sini?" tanya Alvan seraya menunjuk gadis itu.

Gadis itu merotasikan bola matanya, kejadian waktu di sekolah kini kembali ia ingat. Sial, padahal sudah tadi ia lupakan.

"Lo nguntit gue pasti, jadi orang ganteng emang sudah," katanya dengan menyibakkan rambutnya ke belakang.

"Alvan, coba kamu duduk di sana." Alleana selaku Bundanya Alvan menunjuk tempat di samping gadis berambut sebahu itu yang kosong.

Alvan menurut dan duduk di samping gadis itu. "Kenapa, Bun?"

Alleana tersenyum. "Kalian cocok banget, Bunda pengen lihat kalian nikah."

Alvan cengo dan gadis berambut sebahu itu melebarkan matanya terkejut. Bagaimana bisa Alleana dengan santainya mengatakan hal demikian? Pernikahan itu bukan hal yang main-main, Alleana pikir pernikahan itu permainan Pou apa.

"Bun, Bunda apa-apaan, sih? Masa Alvan dinikahin gitu aja, mana sama dia lagi." Alvan mendelik ke arah gadis itu dan dibalas decakan kecil.

Alleana tak memperdulikan ucapan protes putra pertamanya, ia malah memanggil nama suaminya dan dengan secepat kilat Ravenzy datang menghampiri istrinya.

"Ada apa, hm?" tanyanya dengan nada lembut.

"Aku mau Alvan nikah sama anaknya Bi Laras," pinta Alleana dengan netra menatap suaminya memohon.

Tentunya Ravenzy lemah dengan tatapan itu. "Iya, nanti kita nikahin mereka."

Alvan terperangah tak percaya ditempat. Kedua orang tuanya ini kenapa, sih? Dengan seenak jidatnya main nikah-nikahan.

[iii] [END] MAS SUAMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang