23. Di Bawah Hujan

683 79 0
                                    

Hi, aku update

Warning! Ada banyak kata-kata cringe di part kali ini -_-

Delio duduk di kursi kantin dengan resah, kentara sekali dengan raut wajahnya yang berbeda dari biasanya dan hal itu tentunya sangat membuat Nathaniel tak enak memandangnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Delio duduk di kursi kantin dengan resah, kentara sekali dengan raut wajahnya yang berbeda dari biasanya dan hal itu tentunya sangat membuat Nathaniel tak enak memandangnya.

"Heh! Lo ini kenapa, sih? Asem banget, tuh, muka," celetuk Nathaniel seraya kembali memakan mie ayam miliknya.

Putra sulung dari Jeon Atlanvar Culberk itu menghela nafasnya, kemudian meletakkan ponselnya di meja. "Vira nggak ada kabar beberapa hari ini setelah ketemuan di kafe, sekarang juga dia nggak sekolah beberapa hari ini. Gue ngerasa ada sesuatu yang nggak beres."

"Mungkin dia sakit atau ada urusan penting yang mendadak, positif thinking aja," ujar Alvan menenangkan temannya itu.

"Kalian tahu 'kan kalo papa gue itu mafia dan dia nggak restui hubungan gue sama Vira, gue cuma takut papa gue lakuin sesuatu sama Vira," jelas Delio mengatakan kekhawatirannya selama ini.

"Apa perlu kita bantu lo buat cari Vira?" Alvan menawarkan diri yang diangguki oleh Nathaniel.

Delio menggeleng pelan. "Nggak usah, kalian pasti punya kesibukan masing-masing."

"Ck! Sibuk apaan coba? Gue tiap pulang sekolah cuma jadi babu ibu gue anjir," balas Nathaniel sedikit curhat.

"Tapi, nggak tahu sama yang udah punya bini," sambungnya sembari melirik Alvan.

Alvan mengulum bibirnya. "Tenang aja, Ririn pasti ngerti. Lagian dia udah tahu kalau gue ini ketua Cyclops."

"Pasti gara-gara semalam, 'kan?" tebak Nathaniel dan hal itu membuat Delio mengernyit tak paham. Maklum, Delio semalam tidak ikut.

"Nanggung banget kalau gue bohong lagi, lagian Ririn bukan cewek yang gampang banget gue bohongi."

"Eh, motor gue gimana?" tanya Alvan.

"Besok udah bisa lo ambil," jawab Nathaniel.


~•>•~

Sekitar pukul empat sore, para murid SMA Philomena baru saja keluar dari kelas masing-masing. Begitu pula dengan Alvan yang sedang menunggu kedatangan istrinya di gerbang sekolah. Niatnya ia mau mengajak Ririn untuk pulang menggunakan angkutan umum kalau tadi pagi mereka berangkat menggunakan taksi online.

"Udah pesen taksinya?" tanya Ririn yang baru sampai di depan suaminya.

Alvan menggelengkan kepalanya. "Hari ini kita pulang naik angkutan umum aja, lo mau?"

Ririn mengangguk antusias. "Mau banget, udah lama nggak naik angkutan umum pas udah nikah sama lo."

Laki-laki bersurai hitam itu menyunggingkan senyumnya. "Iyalah, nikah sama gue emang meringankan beban lo."

[iii] [END] MAS SUAMIWhere stories live. Discover now