30. Wanita Hebat

1.6K 95 20
                                    

Hi, aku update

Bantu rekomendasikan MAS SUAMI yuk

Siap untuk ending?

Cuma mau kasih tahu untuk menyiapkan tisu. Disarankan untuk membaca sambil mendengarkan lagu mellow

Laki-laki berambut hitam itu berlari di koridor rumah sakit dengan seragam sekolahnya yang sudah tak berbentuk lagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Laki-laki berambut hitam itu berlari di koridor rumah sakit dengan seragam sekolahnya yang sudah tak berbentuk lagi. Alvan langsung meluncur ke rumah sakit ketika sang ayah menelfonnya dan mengatakan bahwa istrinya akan segera melahirkan. Empat bulan berlalu dan tepat hari ini Ririn akan melahirkan.

Dengan napas tersengal-sengal ia masuk ke dalam ruang persalinan tanpa memperdulikan Ravenzy yang berada di luar, di sana ada Alleana selaku ibunya dan istrinya yang terbaring dengan kesakitan.

"Ririn!"

Wanita itu mendongak dengan peluh yang membanjirinya, ia mengulurkan tangannya meminta Alvan untuk menggenggam tangannya. "Alvan, sa-sakit," adunya.

Alvan mencium punggung tangan istrinya, kemudian mengecup kening wanitanya. "Iya, kamu yang kuat."

"Dok, kenapa operasi caesar belum dilakukan?" tanyanya.

"Maaf, kami tidak bisa melakukan operasi caesar karena kepala bayi sudah terlihat," jawab dokter perempuan itu.

Rahang Alvan merosot, kenapa menjadi seperti ini? Ia kembali menatap istrinya yang kesakitan. Sungguh, Alvan ikut merasakan apa yang istrinya rasakan.

Dokter kembali memberi aba-aba kepada Ririn dan sekuat tenaga Ririn mengejan, berusaha mengeluarkan bayi itu. Alvan terus memberikan semangat begitu pula dengan Alleana yang ikut menemani.

"Aku hiks nggak kuat, Al." Ririn meneteskan air matanya yang bercampur dengan keringat.

"Kamu pasti bisa, Sayang. Ayo, jangan menyerah!"

"Ayo, tinggal sebagian badannya yang belum keluar."

Kembali Ririn mengikuti instruksi dokter dengan tangannya yang semakin erat menggenggam tangan Alvan. Sungguh, sakitnya tidak dapat dideskripsikan.

Krak'

Detik itu pula Ririn berteriak keras dengan punggungnya yang sakit luar biasa. Alvan panik, bertanya-tanya apa yang terjadi.

"Patah tulang belakang," ujar salah satu perawat.

"Sebaiknya dilakukan operasi caesar," sahut perawat yang lain.

Dokter menggeleng. "Tidak bisa, sebagian tubuh bayi sudah keluar."

"Tapi ini bisa membahayakan nyawa pasien," balas perawat.

Alvan mengigit bibir bawahnya, ia kembali mengecup kening istrinya yang entah kesekian kalinya. Napas wanitanya itu memburu dengan mata terpejam, sedangkan Alleana menangis sesenggukan di sisi kiri menantunya. Ia tahu persis rasa yang Ririn rasakan sebab ia pernah berada di posisi itu.

[iii] [END] MAS SUAMIWhere stories live. Discover now