29. Diganggu Bencong

616 77 0
                                    

Hi, aku update

Bantu rekomendasikan MAS SUAMI yuk

Komentar juga banyak-banyak biar bisa terbit:)

Jangan lupa follow Ig asti023lstr dan mpiistory_official

Matahari selesai dengan tugasnya dan kini giliran bulan yang menerangi seluruh alam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari selesai dengan tugasnya dan kini giliran bulan yang menerangi seluruh alam. Wanita hamil muda itu duduk di balkon dengan tangannya mengusap-usap perutnya yang mulai membuncit. Tak pernah Ririn bayangkan sekalipun dalam kehidupannya kalau dirinya akan hamil di usia muda seperti ini. Semuanya terjadi begitu saja, pertemuannya dengan Alvan, pernikahannya dengan Alvan, dan mencintai laki-laki itu.

Ririn menghela nafasnya, lalu mendongak untuk menatap langit yang dipenuhi bintang. Ririn terpaku kepada bintang yang dekat dengan bulan, bintang itu sangat menonjol dibandingkan dengan bintang-bintang lainnya.

"Di luar dingin, pake cardigan, nih. Segelas susu hangat jangan lupa kamu minum." Alvan datang dengan membawa cardigan milik istrinya, juga segelas susu hangat rasa cokelat.

"Makasih!"

Alvan duduk di kursi samping istrinya. "Dari tadi aku lihatin kamu ngelamun aja, jangan mikir yang aneh-aneh, Rin."

"Enggak, kok. Cuma aku ngerasa kalau aku udah hidup sejauh ini dan aku rindu dengan masa kecil aku. Polos, bermain sesuka hati, sekolah hanya ingin bertemu teman tanpa memikirkan nilai pelajaran, tidak ada yang namanya sakit hati, beban pikiran. Aku ingin kembali ke masa-masa itu dan kalau boleh, aku tidak mau menjadi dewasa.

"Dulu saat masih kecil, aku sangat ingin menjadi orang dewasa. Aku pikir rasanya menyenangkan, pacaran, hangout sama temen, lulus, dapat kerja, sukses, punya suami dan anak, lalu hidup bahagia selamanya. Tapi semuanya tidak sesuai ekspektasi, menjadi dewasa dituntut untuk mandiri, nilai harus sempurna, patah hati, yang pada akhirnya malah menjadi sebuah beban." Ririn menghela nafasnya, menundukkan kepalanya seraya mengusap-usap perutnya.

Laki-laki yang memakai kaos hitam polos dengan celana training panjang berwarna senada itu mengusap lengan istrinya. "Itu sudah menjadi hukum alam yang jangan dipertanyakan lagi dan jangan dipikirkan lagi. Dunia ini semakin tua, begitu pun dengan umur manusia. Kita pernah diajarkan untuk jangan berharap berlebihan karena terkadang apa yang kita harapkan tidak akan sesuai."

"Sama halnya seperti hidup, waktu kecil kita berpikir menjadi dewasa itu menyenangkan dan nyatanya tidak semenyenangkan itu," lanjutnya.

Alvan memperhatikan istrinya intens. "Rin, maaf. Aku merenggut semua apa yang ada di dalam diri kamu, aku merenggut masa muda kamu, aku merenggut kebahagiaan kamu. Kalau saja--"

Ririn menempelkan jari telunjuknya di bibir sang suaminya. "Aku nggak suka kamu ngomong kayak gitu, jangan menyalahkan diri sendiri. Kamu bilang kita harus percaya dengan takdir dan aku percaya takdir aku memang harus seperti ini."

Beranjak dari duduknya, Alvan memilih berjongkok di depan istrinya. "Rin, kamu berhak untuk mendapatkan apa yang kamu mau dan pernikahan kita uang terjadi membuat kamu nggak bisa mendapatkannya."

[iii] [END] MAS SUAMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang