19. Club

745 85 1
                                    

Hi, aku update

Warning! Jika risih silakan skip

Bau alkohol langsung menyeruak masuk ke indera penciuman Ririn, suara musik DJ mengalun dengan begitu kencang yang mampu memecahkan gendang telinga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bau alkohol langsung menyeruak masuk ke indera penciuman Ririn, suara musik DJ mengalun dengan begitu kencang yang mampu memecahkan gendang telinga. Lampu warna-warni yang kerlap-kerlip membuat mata Ririn pusing melihatnya, belum lagi perempuan yang berjoget ria di dance floor dengan pakaian kurang bahan.

"Sam, lo nggak salah ajak gue ke sini?" tanya Ririn dengan sedikit berteriak karena suara musik yang kencangnya bukan main.

"Enggak, kok. Lo tenang aja, gue sering ke sini," jawab Samuel santai dengan sesekali menikmati alunan musik DJ.

"Lo tunggu di sini sebentar."

Ririn menganggukkan kepalanya, menunggu Samuel di salah satu sofa yang berada di sudut club. Sementara Samuel, laki-laki itu pergi ke bartender untuk memesan minuman.

"Gue udah bawa Ririn ke sini, sekarang apa rencana lo?" tanya Samuel kepada Narthana yang duduk di kursi dekat bartender.

Narthana memberikan segelas minuman non alkohol kepada Samuel. "Minuman ini udah gue kasih obat perangsang, lo kasih ke Ririn biar cewek itu minum. Setelah obatnya bereaksi, lo tinggal bawa dia ke kamar nomor delapan."

"Jadi, setelah itu gue perkosa dia?"

"True, ini cara yang paling cepet karena kalau nunggu Ririn sama Alvan pisah menurut gue itu butuh waktu bertahun-tahun."

Samuel menarik satu sudut bibirnya, kemudian terkekeh. "Berengsek juga cara lo."

Narthana tertawa kecil, lalu menyesap wine dengan kadar alkohol 5%. "Sesama berengsek jangan saling mengejek."

Laki-laki bule itu berdecih, kemudian membawa gelas minuman yang diberikan Narthana dengan segelas minuman yang ia pesan tadi. Ia tersenyum ketika menemukan Ririn yang duduk tak nyaman di sana, maklum saja gadis seperti Ririn mana pernah masuk ke club seperti ini.

"Lo nggak suka, yah?" Samuel meletakkan kedua gelas minuman itu di meja, ia duduk di samping Ririn.

"Dikit risih sebenarnya, di sini berisik dan gue eneg lihat cewek-cewek yang joget-joget di sana."

Samuel mengambil minuman yang sudah diberi obat perangsang oleh Narthana. "Ini minum lo biar nggak seret."

Tanpa menaruh curiga sedikit pun kepada Samuel, Ririn meneguk minuman itu sampai setengah dan diam-diam Samuel tertawa senang. Ia hanya tinggal menunggu obat itu bereaksi.

"Maaf, mungkin ini keterlaluan. Tapi, gue cinta sama lo."

~•>•~

Delio berdecak pelan seraya menaruh ponsel miliknya ke meja secara asal. Ia sangat kesal kepada kekasihnya yang tidak membalas pesannya, juga entah ke mana perginya Vira setelah pulang sekolah tadi. Tidak ada kabar apa pun dari kekasihnya itu.

[iii] [END] MAS SUAMITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang