Bab 2

98 3 0
                                    


"Bunga, sebenarnya kalian udah pacaran kan?"

Lelah. Jujur saja, ini adalah pertanyaan ke 50 mungkin yang selalu ditanyakan anak kelas lain kepadaku. Bahkan desas desus sudah cukup banyak ku dengar.

Bukan terlalu PD. Tapi, aku cukup terganggu dengan semua ini, karena aku tidak terlalu tertarik dengan masalah perasaan.

Bukan berarti aku anti-sosial ya. Justru kebanyakan teman ku adalah lelaki. Sahabat yang selalu ku tempeli juga lelaki, Namanya Joy. Ibu kami bersahabat sejak SMA, sehingga anak-anak mereka dijodohkan untuk berteman.

Yang kubicarakan bukan dia. Bukan Joy. Tapi, lelaki putih, tinggi, cukup kurus yang duduk di baris belakang di sebelah kanan. Agak pojok an memang.

"Ngak kok Yuli. Sama sekali enggak,oke?" kataku menjawab pertanyaan Yuli. Dia sahabatku. Dan aku tau justru dia yang menyukai lelaki itu.

"Tapi deket banget Bunga. Hampir semua siswa disini ngomong nya gitu." Balas Yuli sedikit memaksaku untuk mengakui sesuatu yang tidak kulakukan.

"Gilak. Gadak Yul. Yakali kami deket, udah berantem mulu di tugas, debat terus, pendapat ku aja ga pernah di dengar sama dia kalua lagi nugas." Kali ini jawabanku cukup panjang agar Yuli puas dengan jawabanku.

"Oke Unga. Aku cuman gamau kamu terjebak. Dia itu katanya playboy. Liat aja di Facebook nya, godain cewek mulu. Gajelas di itu mah."

Perlu diketahui, aku bukan tipikal orang yang mudah dipengaruhi tetapi juga bukan orang yang tega menyakiti orang lain dengan ucapanku.

Ucapan Yuliana barusan, aku mengerti. Aku tau maksud dan tujuan dia dari redaksinya.

"Iya Yul. Aku ke perpus dulu, mau balikin buku. Mau ikut?" Ajak ku basa-basi. Padahal sebenarnya aku lebih nyaman sendiri.

"It's ok Bung. Aku masih ada urusan sama 3 curut yang di kelas. Ngutang pulsa gak dibayar."

Aku mangut-mangut lalu melanjutkan langkahku.

Oh ya, 3 curut yang Yuliana barusan sebutkan adalah teman-teman akrab ku. Kami berlima cukup baik berteman dan saling melengkapi. Aku, Yuliana, Cindy, Winda dan Ade.

Pelukan BulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang