Bab 14

22 1 0
                                    

"Kantin. Aku sedang senang hari ini. Dan kau harus terbiasa makan bersamaku, bukankah 6 bulan kedepan kita akan belajar bersama? Jadi, harus makan bersama pula."

-0-

Diam-diam aku hanya memperhatikan cara dia makan. Jujur, aku tak pernah sekurang kerjaan ini. Aku lebih tertarik melihat list buku fiksi non-fiksi di perpustakaan dibandingkan memperhatikan orang lain.

Tapi, kali ini berbeda, sedikit menarik rasanya melihat dia makan. Padahal itu hanya menu biasa yang selalu tersedia setiap hari di kantin.

"Ada apa Unga?"

Aku sedikit terperajat dan berusaha secepat mungkin menutupi rasa terkejutku. Kupalingkan secepat mungkin wajahku dan berpura-pura tidak mendengar pertanyaannya barusan.

Petrus bangkit dan berlalu.

Aku sedikit bingung dengan respon badanku yang hampir ikut bangkit dan mengikutinya tanpa sadar.

Untungnya akal sehatku masih berjalan dan aku mendudukkan kembali diriku yang hampir berdiri.

Petrus menghampiri ku segera dan sedikit menarik paksa untuk ku mengikuti langkahnya.

Ya, memang kuakui dan itu ku sengaja. Aku lebih suka berjalan sedikit lambat sehingga beberapa orang yang bersamaku biasanya kurang sabar menunggu langkahku.

Sedikit terbiasa dengan cara Petrus, aku hanya sedikit lebih pasrah mengikuti langkah panjangnya.

Sesampainya di kelas, Petrus mendudukkan ku di kursi milikku. Lalu dia berlalu ke kursinya dan focus menyalin tugasnya.

Hei. Aku terdiam dan bingung.

Apa yang sebenarnya terjadi?


Pelukan BulanWhere stories live. Discover now