SEPULUH

2.2K 177 12
                                    

Hai hai buat kamu yang sudah menunggu. Grazie update lagi ^^ Enjoy!

"Panggil dokter itu sekarang!" gelegar Jack. Tak menunggu lama balutan kain itu terbuka. Jack meraih minyak zaitun dan mengurut pelan kedua lengan Livina lembut. Livina cukup terkejut dengan aksi Jack dan memilih menurut. "Siapkan makanan sekarang juga." Lagi-lagi Jack memerintah tegas. "Ada sesuatu yang ingin kamu makan?" lirihnya pada Livina.

"Uh? Oh? Emmm..." Livina masih tidak terbiasa dengan perlakuan baik Jack. "Aku ingin sesuatu yang asam." Mendengar permintaan Livina, salah satu perawat itu segera menyiapkan.

"Aku ingin Livina dipindahkan ke ruang VVIP dalam satu jam kedepan. Kalian bisa pergi." Jack mengusir seluruh staff rumah sakit beserta pengawalnya agar memberikan privasi kepada mereka berdua.

Jack terus memijat lembut lengan Livina dan bertanya dibagian mana lagi yang sakit. Meski Livina belum sepenuhnya percaya, tetapi sikap Jack membuat hatinya sedikit berbunga-bunga. Ternyata dirinya semudah itu luluh.

Satu jam kemudian Livina sudah berganti kamar dan sedang membersihkan diri. Setelah selesai, Jack menunggunya dengan semangkuk bubur dan satu piring rujak. Jack duduk dekat di sebelahnya mengamati Livina yang makan secara perlahan. "Bagaimana perasaanmu?" tanya Jack ketika Livina selesai menyantap makan malamnya.

"Lebih baik."

"Kamu tidak akan berpikir aneh-aneh lagi bukan?" Jack menggenggam kedua tangan Livina memohon.

"Tergantung."

"Livina..." resah Jack.

Livina mengelus perutnya lembut, "berapa usianya?"

"5 minggu. Besok dokter akan memeriksanya lebih lanjut."

"Dokter masih harus memantau kejiwaanku."

"Tapi kamu berjanji untuk tidak melakukan yang aneh-aneh lagi bukan?"

Melihat wajah serius Jack, Livina justru tertawa kecil. "Apa karena bayi ini kamu berubah? Jika aku mati, bayi ini akan mati bersamaku. Kamu tidak harus kuatir untuk itu."

"LIVINA!" Murka Jack membuat Livina juga ikut terkejut.

"Itu benar bukan? Kamu tidak harus menanggung beban ini." Balas Livina.

"Aku sudah mengatakannya tadi, aku jatuh cinta kepadamu. Akupun ingin lari dan pura-pura lupa tetapi ujung-ujungnya aku justru semakin mencarimu. Bayi ini hanyalah pelengkap manis."

Livina menghela napas panjang dan bersandar pada bantalnya. "Aku lelah, banyak sekali yang terjadi." Pengakuan Jack hari ini seperti menjungkir balikkan fakta yang diketahuinya dulu.

"Bisakah aku tidur di sebelahmu?" pinta Jack memelas. Sungguh di luar nalar Jack bisa berubah sedrastis ini.

"Uh? Why?" Livina menoleh dengan bingung.

"Tempat tidur ini cukup untuk dua orang."

"Untuk apa kamu tidur di sini saat kamu memiliki mansion mewah?"

"Itu tidak ada hubungannya." Jack memaksa berbaring dan meraih Livina dalam pelukannya. Livina ingin berontak tetapi Jack terlanjur dalam posisi nyaman.

"Kamu tidak ingin mengganti baju?"

"Uh? Aku bau?" Jack mengendus area keteknya.

"Tidak, hanya saja tidur dengan kemeja tidak nyaman untukmu."

"Oh..." Jack menghubungi Oman untuk membawakan baju tidur.

Sambil menunggu baju tidurnya, Jack dan Livina kembali berbaring dalam posisi berpelukan. Livina menyandarkan kepalanya di dada bidang Jack. Lengan kanan Jack melingkari erat tubuh Livina. "Kamu sungguh egois." Ungkap Livina tiba-tiba.

His Innocent Widow (21+)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon