DELAPAN BELAS

1K 82 0
                                    

Selesai mengeringkan tubuh, Livina dan Jack menaiki king bed mereka. Ciuman itu terus berlangsung penuh gairah. Jemari Jack bahkan sudah menggoda bagian tubuh Livina yang sensitive sejak dari kamar mandi. Keduanya menolak beristirahat sebelum melampiaskan birahi masing-masing. Sepanjang malam itu mereka bersetubuh dengan berbagai posisi. Jack bangga melihat perubahan terbuka dari Livina. Wanita yang kini menjadi istrinya itu tidak lagi malu-malu terhadapnya. Pada dasarnya dia adalah pria berdarah panas, libidonya selalu tinggi pada waktu-waktu tertentu dan Livina dapat mengimbanginya. Mendekati pukul 3 subuh barulah keduanya memilih beristirahat.

Mereka menghabiskan waktu sepanjang hari di tempat tidur sesuai dengan rencana Jack. Mereka menikmati sarapan, makan siang dan makan malam di dalam kamar. Livina bangkit duduk dan mengecek organ intimnya yang memar. Pikirannya seketika kosong. Apa dia dan suaminya terlalu berlebihan? Jika dulu memarnya karena paksaan, kini memar itu karena suka relanya. Hidup kadang terasa bercanda.

Jack sedang berada di kamar mandi membersihkan diri. Livina meraih obat oles yang pernah diberikan dokternya dan berharap obat tersebut membantu meredakan nyerinya. Livina memang sudah mengantisipasi betapa liarnya Jack di atas tempat tidur tetapi level yang dialaminya sejak tadi malam jauh berbeda. Jack berubah seperti binatang buas berdarah panas. Livina tergolek pasrah ketika Jack terus menyetubuhinya tanpa ampun. Livina merasa bersyukur dia memilih alat kontrasepsi yang benar.

Awalnya Ellani menyarankan untuk menggunakan IUD dan Alin menyarankannya menggunakan spiral, tetapi Maya menyarankan untuk menjalani KB suntik. Keputusannya jatuh pada pilihan Maya. Livina ngeri membayangkan jika IUD tersebut gagal menahan sperma aktif Jack dan membuat dirinya hamil seketika. Livina juga mempertimbangkan kebuasan Jack. Bisa ditebak spiralnya mungkin akan berpindah tempat kemana-mana jika dia memilih menggunakan alat tersebut. Livina sadar jika setiap kontrasepsi memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pada kasusnya, KB suntik adalah alternative terbaik. Sejauh ini tubuhnya juga tidak mengalami kenaikan berat badan yang signifikan.

Jack melangkah keluar kamar mandi dengan telanjang bulat. Rambutnya sudah setengah mengering dan mendekati Livina.

"Apa yang terjadi?" Jack melihat Livina baru saja meletakkan obat oles tersebut di meja.

"Aku mengoleskan obat."

"Uh? Kamu terluka?"

"Ya, di sini." tunjuk Livina.

"Ups. Sorry." Jack tak bisa menyembunyikan senyum bangganya. Dasar pria.

Livina kembali menaiki tempat tidur, malam membuat udara semakin dingin. "Kemarilah." Pinta Livina manja memanggil Jack menaiki tempat tidur.

"Ya, setelah aku menjawab telepon ini." Jack tersenyum meminta maaf dan meraih handphonenya. Jack berbicara tak jauh darinya kepada Simon. Jack terlihat marah dan nyaris memaki. Livina sudah terbiasa dengan pemandangan itu. Jack adalah pemimpin yang berhati dingin namun cerdas, dia penuh tanggung jawab dan disiplin, itulah mengapa dia tegas terhadap bawahannya yang melakukan kesalahan. Lebih dari 10 menit Jack mengomel di telepon dan mematikannya. Jack meraih air mineral dan meneguknya habis sebelum bergabung dengan Livina di atas tempat tidur.

"Sesuatu terjadi?" Livina mengelus dadanya menenangkan.

"Ya, sekretaris bodoh itu tidak becus melakukan tugasnya." Adu Jack. Livina menggumam pelan menenangkan Jack. Livina bahkan mengecupi rahang dan bibir Jack bergantian. "Dia lupa menyetor surat perjanjian. Kamu tahu bagaimana fatalnya itu, Sayang." Oceh Jack tak henti.

"Simon tidak mengontrolnya?"

"Simon sedang di luar kota. Harusnya pekerjaan mudah seperti itu tidak perlu ada kesalahan. Aku mempekerjakannya karena deskripsi luar biasa di CVnya. F*ck! Itulah sebabnya aku ingin kamu segera bekerja bersamaku. Kamu mau kan, Sayang?" lanjut Jack.

His Innocent Widow (21+)Where stories live. Discover now