#35 - Tokyo Training camp (5) - Dumb Plan (2)

2.1K 335 30
                                    

Warning!!!
Tolong untuk berhati hati karena adanya banyak kata kasar.
Maapkeun karna ceritanya gaje🖤
Jangan lupa vote n komen <3
Kalo ad yg mirip maap ya :(
Oiya another warning, karakternya bisa OOC (Out of Character).

Peace out✌

🏐🏐🏐

"Tidak mungkin sekarang, Bokuto-san," ucap Akaashi.

"Eh? Kenapa?" tanya Bokuto. Dengan kesalnya Kuroo menjitak kepala temannya itu, "Ini sudah malam, baka."

"Tapi besok hari terakhir kalian disini kan?" tanya Akaashi kepada Tsukishima. Tsukishima meresponnya dengan anggukan, "Kalau begitu ayo besok ajak dia bermain."

"Main apa tapi?" tanya Hinata. Bokuto mengangkat tangannya, "Voli?"

"Sepertinya jangan," sahut Kuroo, membuat Bokuto menatap bingung, "Eh? Kenapa?"

"Kita pasti akan kalah," balas Kuroo lagi, pria itu langsung terlihat depresi.

"Shogi?"

"Tidak!"

"Eh kenapa?"

"Hmm... bagaimana ya? Dia sama sekali tidak mengerti cara bermain shogi."

"Ku kira karena dia bisa bermain, ternyata..."

"Tapi bukannya kalau dia tidak bisa main itu bagus? Kita akan menang dengan mudah"

"Bukan begitu, kalau dia tidak bisa main, dia jadi punya alasan untuk menolak bermain dengan kita kan?"

"Kalau begitu kita ajari saja?"

"Hmm... bagaimana ya..."

"Ya sudah, kalau gitu poker?"

"....sepertinya kalian tidak tau ya? Dari dulu [Name] dan kakaknya itu selalu taruhan, biasanya sih mereka main voli, namun kalau sedang dalam keadaan tidak bisa main voli, mereka taruhan dengan main poker atau main UNO."

"Bukannya itu judi?"

"Ah..."

"Hmm... soal itu kurasa mereka tidak peduli."

"Kalau begitu main petak umpet?" tanya Lev, mengusulkan ide juga, sekaligus menginterupsi pembicaraan antara Kuroo, Bokuto, Akaashi, Hinata, dan juga Tsukishima. Kuroo menyahut, "Eh, kekanak kanakan sekali, tapi itu ide yang cukup bagus."

"Oiya, ngomong ngomong dimana [Name]-chan?" tanya Bokuto.

"Oh, tadi aku melihatnya. Dia sedang berbicara dengan dua orang, dan kalau tidak salah... mereka menyebutkan kata hamil, kemudian mereka membawanya pergi, karena itu aku tidak bisa mengajaknya," sahut Hinata. Dan tentu saja jawaban tersebut membuat semuanya kaget.

"...Hamil?"

"...Jangan jangan karena kau menciumnya dia jadi hamil!?" seru Bokuto kaget sambil mengguncang guncang bahu Kuroo. Dan mendapat hadiah tatapan datar dari teman temannya kecuali Hinata yang juga terlihat bingung dan panik. Kuroo memegang bahu Bokuto, "Kau ini... aku penasaran bagaimana caramu bisa masuk SMA sih?"

"Itu namanya keberuntungan. Keberuntungan."

"Selain itu Hinata, kau lihat siapa dua orang itu? Pria? Wanita? Tinggi? Kau lihat warna rambutnya? Atau mungkin warna matanya? Apa kau dengar mereka berbicara apa?" tanya Kuroo seolah dia menginterogasi Hinata.

Hinata menggeleng, "Aku hanya melihat dari jauh jadi aku tidak dengar pembicaraan mereka, tapi aku melihat dengan siapa dia berbicara, dua pria tinggi, rambut satunya silver, satunya merah."

Masa Lalu || Haikyuu x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang