#[Halu Story - 007] - Night Out

291 23 0
                                    

Warning!!!
Tolong untuk berhati hati karena adanya banyak kata kasar.
Maapkeun karna ceritanya gaje🖤
Jangan lupa vote n komen <3
Kalo ad yg mirip maap ya :(
Oiya another warning, karakternya bisa OOC (Out of Character).

Peace out✌

🎏👘🎏

Di bawah sinar bulan yang gemilang dan langit malam yang indah. Rasa euforia terasa di udara, dipenuhi oleh tawa riang, aroma makanan yang menggoda, serta lampion lampion yang tergantung di sekitaran area.

Itulah suasana yang dirasakan oleh [Name] ketika melangkahkan kakinya ke area pasar malam yang ramai itu. Gadis itu sendiri menggunakan yukata putih dengan motif bunga teratai dengan corak warna lavender disisi ujungnya serta obi warna merah yang mengikat pinggangnya. Rambutnya ia biarkan tergerai bebas, menghirup udara segar dari festival malam ini. [Name] juga membawa tas kecil berwarna hitam. Kakinya melangkah santai tanpa arah, [Name] mengikuti kemanapun kakinya membawa dirinya pergi.

[With Suna, Atsumu, Osamu]

Langkah kaki di belakangnya membuat sang gadis yang awalnya berjalan santai mempersiapkan tubuhnya menghadapi tubrukan keras dari teman rubahnya.

Bruk!

Benar saja, pria bersurai kuning dengan yukata warna coklat serta abu abu dengan obi berwarna hijau muda menubruknya. Dibelakang pria bersurai kuning itu, ada kembarannya yang bersurai abu abu dengan yukata yang warnanya hampir sama namun perbedaannya bukan dengan abu abu tetapi dengan warna coklat yang lebih muda, "[Name]-chan!!"

"Atsumu, apa yang kau lakukan?" tanya si gadis yang hampir saja jatuh jika saja dia tidak bersiap menghadapi tabrakan dari si pria. Osamu menghampiri keduanya sambil memegang topeng rubah berwarna hitam dengan corak keemasan di tangan kanannya. Dibelakangnya ada Suna yang menggunakan yukata berwarna coklat tua dengan syal berwarna merah yang membalut di lehernya.

"Yukatamu bagus, [Name]-chan!" puji Atsumu yang sedang memegang permen apel karamel yang entah kapan dibelinya. Kini Suna menghampirinya dan memberikan topeng rubah setengah wajah.

Desain topeng rubah berwarna putih yang diberikan oleh Suna memiliki garisan berwarna merah di bagian alis topeng tersebut. Selain warna merah, corak keemasan juga ikut menghiasi topeng rubah itu.

"Terima kasih," balas [Name] singkat. Suna hanya menggangguk singkat dan mengarahkan pandangannya ke arah yang lain. Atsumu yang masih memeluk [Name] bertanya ke pada yang lain, "Apa yang akan kita lakukan?"

"Mari kita coba makanan di sana!" seru Atsumu sambil menunjuk ke arah stan yang mengeluarkan aroma harum.

[With Kuroo]

Dari awal Kuroo masih belum menyadari keberadaan [Name] yang dari tadi sudah menatapnya dari jauh. Pria itu menggunakan yukata berwarna hitam yang senada dengan warna rambutnya, ia juga membawa kipas berwarna hitam yang telihat ketika ia melipat kedua tangannya di depan dadanya. Pemuda itu sama sekali tidak melihat ke arah si gadis, netra hazelnya menghadap ke arah lain dan netra tersebut dipenuhi dengan tatapan mengintimidasi, entah kenapa...

Karena terlalu lama diperhatikan membuat Kuroo mengalihkan pandangannya ke sumber, terlihat jelas dari ekspresinya yang terkejut, bahwa pemuda itu tidak merencanakan pertemuan ini. Sebuah senyum tak terelakkan muncul di wajah Kuroo ketika matanya bertemu dengan mata [Name].

"Siapa sangka kita bisa bertemu di luar lapangan voli lagi," kata Kuroo dengan nada yang ramah. Kakinya melangkah menghampiri si gadis. [Name] mempertahankan wajah tanpa ekspresinya. "Ya, siapa sangka?"

"Kau sendirian?"

"Seperti yang kau lihat," balas [Name] simpul, pemuda disampingnya terkekeh kecil, "Kebetulan, aku juga. Ayo jalan bersama."

Sejujurnya Kuroo tidak terlihat sedang sendirian, tapi yasudahlah...

Seiring malam berlalu, Kuroo dan [Name] melewati deretan stan makanan, permainan karnaval, dan panggung pertunjukan tradisional. Mereka menikmati waktu bersama, berbagi kenangan dan cerita di bawah langit malam yang cerah.

Saat kembang api mewarnai langit dengan warna-warni yang mempesona, Kuroo mengajak [Name] untuk berdansa di tengah lapangan terbuka yang dihiasi lentera-lentera.

[With Sakusan]

Sakusa? Datang ke festival yang dipenuhi kuman? Tentu saja dia tidak akan datang.

[With Ryota and Karma]

Seorang pria bersurai silver mengenakan kimono lengan pendek berwarna putih keabu-abuan, dibagian luarnya ia menggunakan haori berwarna hitam yang kontras dengan kimononya. Pria itu juga menggunakan obi berwarna abu abu yang terikat di bagian pinggangnya. Disampingnya ada pemuda dengan rambut merah terang mengenakan yukata berwarna gelap dengan pola tengkorak berwarna navy blue. Obi yang dipilihnya memiliki warna yang biru yang lebih lembut dan kontras pada penampilannya. Keduanya sama sama menampilkan ekspresi dengan senyuman malas yang mempesona, "Haya."

"Cocok juga yukatanya," ujar Ryota ketika melihat pakaian adiknya dari atas sampai bawah. Tangannya bergerak untuk membawakan tas kecil milik si adik dan menyerahkan wagasa berwarna merah kepadanya, "Ini siapa sih yang model?" tanya si kakak. Si gadis diantara kedua pria itu menyahut malas, "Kau lah, siapa lagi?"

"Kau jadi model juga bisa, Haya," balas si kakak. [Name] memutar bola matanya malas, "Kau yang tidak memperbolehkan ku, ingat?"

"Benar juga, Ryota pernah bilang seperti itu," Karma menjentikkan jarinya, mengingat salah satu memori yang pernah terjadi di Indonesia sebelumnya. Ryota mencebik malas, "Loh bukan salahku kalau sebelum kau terkenal saja sudah bahaya. Lagipula kau juga yang tidak mau terkenal lagi kan?"

"Benar juga," celetuk Karma, mau bagaimana lagi? [Name] saja hampir pernah diincar oleh musuh Ryota.

Ketiganya menikmati setiap sudut festival dari pertunjukan tradisional hingga permainan karnaval, dan lentera-lentera indah yang menerangi malam. Ryota dan Karma berusaha meyakinkan [Name] untuk mencoba berbagai permainan, dengan berbagai taruhan yang dilontarkan oleh ketiganya.

𝕋𝕠 𝕓𝕖 𝕔𝕠𝕦𝕟𝕥𝕚𝕟𝕦𝕖𝕕...

Nanti klo aku mood aku tmbahin mungkin?

Masa Lalu || Haikyuu x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang