Chapter 7

30.6K 1.7K 11
                                    

Happy Reading 📖

Celine menutup wajah nya dengan kesal, pasalnya semua nomer laki laki di kontak nya di hapus oleh Morgan. Apa dia tidak tau disana ada nomer Nicole.

"Morgan, stop"

Morgan menjauhkan dirinya pada Celine dan tetap menatap tajam layar ponsel Celine.

"Ternyata kamu punya pacar di Swedia?" Tanya Morgan dingin.

"Aku disini bingung nyari kamu kemana, kamu justru punya pacar disaat aku sakit"

"Aku beliin kartu baru"

Celine menahan tangan Morgan lalu menggeleng pelan. "Jangan dong disana banyak nomer sahabat sahabat aku di Swedia"

"Oke, lagipula udah aku hapus dan blokir semua nomer laki laki di ponsel kamu" Ucap Morgan lalu mengembalikan ponsel Celine.

"Udah putus?"

Celine mengangguk.

"Bagus"

sial

Celine menatap Morgan lalu mendorongnya untuk keluar kamar nya. Morgan menurut lalu berdiri di ambang pintu.

"Jangan sampai aku liat nomer laki laki baru di ponsel kamu"

bacot

Celine segera menutup pintu nya dengan kencang dan tidak lupa untuk mengunci pintu.

***

Morgan masuk kedalam gedung tinggi yang ada di pinggir kota, Fadil dan Fiky sudah sampai di sana beberapa menit yang lalu.

"Ga mau nyewa?

Morgan menatap Fadil lalu menggeleng. Fiky memberikan satu botol pada Morgan. Morgan menuangkan ke gelas kecil lalu meminumnya.

Setelah beberapa menit Fadil keluar ruangan dengan seorang wanita begitu juga dengan Fiky dan berakhir Morgan sendiri dengan botol minum minuman.

2 jam kemudian.

Fadil kembali dan melihat Morgan yang sudah tertidur dengan botol botol kosong. Fadil menatap Morgan lalu menepuk pipi nya.

"Teler nih bocah"

Fiky masuk dan menatap Fadil lalu berganti Morgan. "Gua ga bisa mau lanjut jalan soalnya"

Fiky meraih tas dan jaketnya lalu menepuk pundak Fadil dan segera pergi dari ruangan itu karena sudah di tunggu dengan seorang wanita.

Fadil meraih ponsel Morgan lalu menelepon Celine, satu satu nya orang yang bisa membantunya.

Satu tahun yang lalu, Morgan belum berteman dengan Fadil dan Fiky. Mereka bertemu karena Morgan hampir bunuh diri di gedung kosong.

Kemudian mereka berteman, Fadil dan Fiky memutuskan untuk pindah sekolah dan satu sekolah dengan Morgan sampai kelas 12 saat ini.

Morgan mengucapkan nama Celine berkali kali dengan nada pelan. Yang pasti sekarang Morgan membutuhkan Celine.

Tidak lama Celine datang lalu menatap Fadil. "Morgan kenapa?"

Fadil tidak percaya Celine akan benar-benar datang, mengingat sekarang sudah jam 2 pagi.

"Lu belum tidur?"

Celine menggeleng. "Belum"

Fadil mengangguk lalu menujuk Morgan. "Mabuk"

"Kok bisa?"

Celine menghampiri Morgan lalu menegakkan tubuhnya. Morgan membuka matanya pelan dan melihat Celine dengan sayu.

"C-Celine?"

Morgan menarik Celine ke pelukannya dan tertidur di bahu Celine. Fadil yang melihat itu segera mendorong Morgan dan membawa ke parkiran.

"Lo kesini naik apa?"

"Taksi"

Fadil mengangguk pelan sebagai jawaban. Sedangkan Celine hanya menyenderkan tubuhnya sambil menatap Morgan yang tertidur dengan bantalan paha nya.

"Ke rumah Morgan aja"

"Jangan, nanti dia di marahin sama Veran" Celine mengerutkan keningnya mendengar Fadil yang hanya mengucapkan nama Veran tanpa embel embel 'om'

"Apart lu kenapa?"

"Bahaya kalau dia di apartemen gua, mana lagi mabuk"

"Mau gimana lagi?"

Celine menghela nafas pelan memikirkan apakah Morgan harus ke apartemennya atau ia letakkan di pinggir jalan?

***

"Taro disini aja"

Fadil segera meletakkan Morgan yang masih tertidur di sofa milik Celine, yah akhirnya Celine memutuskan membawa Morgan ke apartemennya.

"Morgan ga bakal ngapa-ngapain kok, dia kalau udah tidur ya tidur" Ucap Fadil.

Celine mengangguk. "Makasii ya"

Fadil menepuk pundak Celine lalu segera keluar dari apartemen. Celine mengambil selimut di kamarnya lalu menyelimuti tubuh Morgan.

Pagi hari nya, Morgan terbangun dengan kepala pening dan tenggorokan yang kering.

Morgan melangkah ke arah dapur lalu meraih gelas, namun pergerakannya terhenti mengingat ini bukan dapur di rumah nya.

Morgan menatap sekeliling dengan tatapan bingung lalu tersenyum kecil melihat bingkai di dinding dengan foto Celine di dalamnya.

Morgan menuangkan air putih ke gelas lalu meminumnya. Morgan berjalan ke arah kamar yang tertutup lalu membukanya.

Celine masih tertidur.

Morgan melangkah pelan lalu naik ke atas ranjang dan menyibak selimut, ketika Morgan ingin memeluk Celine, Celine lebih dulu terbangun lalu memukul Morgan dengan bantal.

"Aduhhh"

Celine menatap Morgan dengan kaget lalu turun dari ranjang. "Kenapa si suka banget ngagetin"

"Siapa yang ngagetin?"

Morgan melangkah pelan ke arah Celine lalu memeluknya erat. Celine mendorong dada besar Morgan lalu masuk kedalam kamar mandi.

Morgan mengangkat bahu nya tidak tahu, mood perempuan di saat pagi bisa membuat kepalanya lebih pening.

Morgan beralih menatap laptop milik Celine dan ternyata masih menyala. Morgan mengangguk anggukan kepalanya melihat isi laptop Celine yang kebanyakan kdrama atau film fantasi.

"Keluar"

Morgan menoleh menatap Celine yang sudah memakai baju seragam sekolah. Morgan mengerutkan keningnya lalu melihat hari di laptop Celine.

Wednesday.

Morgan segera mematikan laptop dan pergi keluar kamar, tidak lupa ia menutup pintu.

***
ಠ‿ಠ

Celine : Possessive Ex ✓ Where stories live. Discover now