Chapter 11

20.8K 1.2K 4
                                    

Happy Reading 📖


"Gua mau pulang!"

Morgan menggeleng pelan dan terus mengikat tangan Celine di belakang kursi. Celine menggerakkan kaki nya sampai terlihat garis merah karena terlalu banyak tergesek.

"Gua udan turutin kan buat lo? jadi sekarang biarin gua pergi"

"Untuk yang satu ini aku engga turutin" Morgan berlutut di depan Celine dan menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah nya.

"Gua benci sama lo!"

"Aku sayang kamu juga"

"Sinting"

Morgan menghapus sisa air mata di pipi Celine dan mengecup nya pelan. Celine menatap Morgan tajam dengan mata yang memerah karena terlalu banyak menangis.

"Lepasin gua sekarang!"

Morgan melangkah mundur sambil menatap Celine sampai ia berdiri di ambang pintu.

"Engga akan!"

Pintu tertutup dan di kunci dari luar.

"MORGAN!"

***

Bughh

"Dimana anak saya sekarang!"

Liam mencengkeram erat kerah baju Veran dan menekannya di dinding. Veran menatap Liam lalu menggeleng.

Bughh

"DIMANA!"

Veran ambruk dengan lebam lebam di wajahnya serta darah yang keluar dari hidung dan sudut bibir nya.

"S-Saya ga tau Liam, anak kamu yang sudah membuat anak saya seperti ini"

Liam menjambak rambut Veran dan menatap nya tajam. "Anak saya ga salah apa apa, anak bajingan kamu yang sudah menculik anak saya!"

Bughh

"Hubungi dia sekarang!"

***

"Mau cari dimana lagi, Nay?"

Nayna, Moza dan Lena sedang berusaha mencari Celine namun sama sekali belum menemukan hasil.

Mereka mencari ke tempat tempat yang mungkin Celine datangi. Sebelum itu mereka kerumah Celine bertanya apakah Celine akan keluar rumah jika sedang ada masalah.

Nayna memukul kepalanya pelan sambil berkata 'pakai otak mu' berulang kali. Moza dan Lena meringis pelan lalu menghela nafas frustasi.

"Kita pula–"

"Engga! Kita ga akan pulang sebelum Celine ketemu"

"Nay, ayolah ini udah mau malem gimana kalau kita juga ikutan di culik kaya Celine?"

Nayna menatap Moza dingin dan menggeleng pelan. Nayna menujuk dan mendorong pundak Moza.

"Silahkan kalau kalian mau pulang, gua tetep mau cari Celine!"

Nayna pergi, menyisakan Moza dan Lena yang sedang diambang kebingungan. Mengikuti Nayna atau mengikuti isi hati nya.

***

Fadil dan Fiky sedang duduk di cafe dengan laptop dan kertas kertas tugas. Mereka melihat Nayna, Moza dan Lena yang sedang berjalan masuk ke arah hutan.

"Ngapain mereka mau malem masuk ke hutan?"

Fiky menaikan bahu nya lalu menoleh menatap Fadil yang tidak terlihat di depannya. Fiky melihat Fadil yang menyusul kawanan wanita masuk ke hutan.

"Maaf tugas, gua harus ikut sama Fadil"

Tugas tugas dan laptop milik mereka di tinggal di dalam cafe. Fiky menyusul Fadil masuk kedalam hutan.

"Ngapain?"

Nayna, Moza dan Lena spontan menoleh dengan cepat lalu menghela nafas ketika tau itu manusia.

"Cari Celine"

"Di hutan?"

Fiky terengah-engah memasuki hutan lalu menatap kawanan wanita itu. "Kalian kesini mau ngapain?"

"M a u  c a r i  C e l i n e"

"Loh bukanya Celine di rumah Mo–" Fadil menutup mulut Fiky dengan cepat sebelum  mereka akhirnya mati di tangan Morgan.

"Mo?"

Fadil gelagapan sendiri menjawab pertanyaan Nayna. Fiky yang melihat itu mengigit bibirnya.

"Mo?" Desak Nayna.

"Ga mungkin monyet kan Len" Bisik Moza.

Fiky semakin menggigit bibir kala tidak menemukan jawaban yang cocok. Fadil mengelap keringat di pelipis nya.

"Ayo kita cari sekarang sebelum malam" Ucap Fadil lalu melangkah masuk kedalam hutan.

Nayna memutar bola matanya lalu mengikuti Fadil dari belakang. Fiky tersenyum kaku ke arah Moza lalu menuntun mereka untuk masuk ke dalam hutan.

***

"Ga ada, ayo sekarang pulang" Kata Moza.

"Ga ada Celine di hutan mau cari sampai kapan, sekarang udah jam 9"

"Malam"

Fadil setuju dengan Moza. "Ayo kita istirahat dulu besok kita cari lagi"

"Gua mau cari sendiri" Ucap Nayna.

"NAYNA, AYOLAH. Lu juga harus mentingin diri lu. Lu belum makan malam"

Nayna menatap Moza datar lalu menggeleng. "Gua engga laper"

"Tinggal aja kalau gitu" Moza berjalan menjauh dari mereka begitu juga dengan Lena yang sudah lelah.

"Ayo Nay, besok kita cari lagi" Bujuk Fadil.

"Tapi gua takut Celine kenapa napa"

"Percaya sama gua, Celine baik baik aja"

Nayna mengetes air matanya lalu menunduk kepala. Fadil membawa Nayna ke pelukannya sambil mengelus rambut Nayna. Memberikan ketenangan sementara.

" Oh shit "

Fiky yang melihat itu segera berbalik dan menyusul Moza dan Lena yang sudah berdiri di depan gerbang hutan.

Nayna melepaskan pelukannya lalu mengangguk pelan. Fadil menggenggam tangan Nayna dan menarik nya berjalan menyusul mereka.

***

Morgan membuka pintu kamar dan melihat Celine yang tertidur dengan menundukkan kepalanya.

"Sayang waktu nya makan"

Makan malam macam apa ini, jam sudah menunjukkan pukul 10 malam dan Morgan baru memberi Celine makan malam.

Celine sudah tertidur karena merasa lapar dan haus. Berteriak pun sudah ia lakukan tapi Morgan tidak kunjung datang.

"Sayang ayo bangun aku tau kamu lapar"

Celine sama sekali tidak merasa terganggu dengan suara Morgan. Morgan menggoyangkan lengan Celine.

"Sayang?"

sial

***

Celine : Possessive Ex ✓ Where stories live. Discover now