Chapter 12

19.2K 1.2K 17
                                    

Happy Reading 📖

"Pasien baik baik saja, ini obat untuk penambah darah. Di minum 2x sehari dan harus habis"

Morgan menerima satu tablet obat untuk penambah darah karena darah Celine terbilang cukup rendah. Morgan mengangguk singkat lalu naik ke atas untuk menemui Celine.

Celine menatap Morgan datar, pergelangan tangan dan kaki nya sudah membiru karena tali yang mengikat terlalu keras.

Morgan terkekeh kecil, menatap Celine dengan tatapan menggoda. Celine membuang muka ke arah jendela, langit gelap tanpa bintang, angin dingin yang menerpa wajah sampai menusuk tulang.

"Dingin ya?"

Morgan mencubit pelan pipi Celine, ketika Morgan hendak pergi Celine menahan tangan nya dan mengangguk singkat. Celine sudah merasa beku.

Morgan tersenyum kecil lalu pergi meninggalkan Celine dengan pintu jendela terbuka lebar.

Celine menundukkan kepalanya melirik ke arah nakas, piring berisi nasi dan lauk itu sudah dingin dan jarak nya cukup jauh. Celine lapar.

***

"Kamu harus makan!"

Bunda menggeleng lesu. Hampir 2 minggu mereka belum menemukan keberadaan Celine. Liam sudah lelah menanyakan hal yang sama pada Veran.

Jawaban Veran selalu sama 'Tidak Tau' Liam sudah benyak melakukan sesuatu, harapan terakhirnya ada di polisi. Namun sampai saat ini mereka belum menerima informasi apapun.

"Aku yakin, Celine pasti ketemu dengan keadaan baik baik saja"

Bunda mengangguk lemah.

Liam menarik Bunda kedalam pelukannya mengusap punggung dan mengecup pelan kening Bunda dengan sayang.

"Aku mau kamu tetep kuat sampai Celine kembali dan kita akan pindah"

***

Nayna membuka loker nya dan meraih satu set seragam olahraga. Tidak sengaja melirik loker milik Celine yang beberapa hari ini tidak pernah di buka.

Celine adalah teman terbaik Nayna. Celine akan menerima dan menghargai pendapat nya walaupun Celine tidak setuju.

Nayna merasa nyaman berdekatan dengan Celine. Sekarang Nayna merasa ada sesuatu yang hilang walau teman Nayna bukan hanya Celine.

"Nayna!"

"Ayo, udah mau mulai!"

Nayna mengangguk singkat lalu segera masuk kedalam ruang ganti baju, sedikit mengingat kenangan mereka berdua saat berganti pakaian.

Nayna tertawa kecil saat mengingat kenangan itu.

***

Morgan mengelus pipi Celine yang tertidur nyenyak di ranjang. Morgan sudah melepaskan ikatan di tangan dan kaki nya.

Tidur Celine sedikit terusik oleh usapan lembut di pipi nya. Morgan mengecup singkat pipi Celine.

"Selamat pagi, Sayang"

Celine menatap Morgan aneh, lalu mengucek matanya yang gatal. Morgan meraih piring di nakas. Makanan ini sudah di ganti dengan yang baru.

"Selamat makan"

Celine menatap makanan di depannya, sangat sangat menggiurkan mungkin karena Celine belum makan dari semalam.

Morgan meraih tangan Celine lalu mengusap pergelangan tangannya yang membiru.

"Maaf"

Morgan mengecup pergelangan tangan Celine kemudian menatap Celine dengan mata yang berkaca-kaca.

Celine meringis tertahan saat Morgan menekan kuat area biru di pergelangan nya. Morgan semakin berkaca kaca namun tangan nya semakin menekan kuat.

"Sakit"

Morgan melepaskan jari nya di pergelangan Celine lalu segera mengelus rambut nya. Celine menatap Morgan gugup karena tatapan Morgan sangat berbeda.

"Aku makan"

Morgan tersenyum kecil melihat Celine yang mulai meraih sendok dan mengumpulkan nasi berserta lauk di satu sendok.

Celine pikir ada sesuatu mengerikan namun selama ia makan, Morgan hanya menatap nya teduh.

Setelah selesai, Celine meraih satu permen rasa blueberry yang tersedia di nakas. Baru saja di letakkan di lidah. Morgan dengan tiba tiba mencium bibir nya dan merebut permen di dalam mulut Celine.

"Belum aku izinin"

Celine mengusap bibirnya dengan kaget dan melihat Morgan yang memakan permen nya. Morgan menaikan satu alisnya seolah olah bertanya 'apa ada yang salah?'

"Morgan"

"Aku mau sekolah"

"Janji ga kabur" Kata Celine cepat karena melihat perubahan mimik wajah Morgan yang menjadi dingin.

"Beneran aku ga akan kabur, ga akan pergi" Celine menatap Morgan dengan berharap.

"Engga boleh"

"Morgan plis, aku kangen temen temen aku"

kangen bunda sama ayah juga.

Morgan hendak pergi namun Celine menahan tangan nya dan menangis hebat. Selama beberapa hari menahan tangisnya ia tumpahkan sekarang di depan Morgan.

"B-Beneran, aku janji!"

"Aku ga suka ya kalau kamu jadi cengeng gini" Morgan menghempaskan tumbuh Celine yang menahan tangan nya.

"S-Sekolah aku gimana?"

"Ya gausah sekolah, aku kurang apa emang? kamu cuma harus ada di samping aku, semuanya biar aku yang urus" Ucap Morgan datar.

Celine mengusap matanya yang penuh dengan air mata, memeluk kaki nya sendiri dan menundukkan kepalanya. Menenggelamkan wajahnya.

Morgan menghela nafas lalu berlutut di depan Celine. "Apapun ending nya, kamu tetep sama aku"

Celine semakin menahan isak nya, ia sangat menyesal sudah bertemu Morgan yang kedua kalinya.

Bisakah ia mengulang waktu?


***

Kalian ada recommended film bagus? atau series gitu? list movie aku udah abis :[

Celine : Possessive Ex ✓ Where stories live. Discover now