Pelajaran Olahraga...

28.8K 1.8K 20
                                    

Hana merasa heran melihat Melisa yang terus mengejar Farzan, matanya tidak bisa menolak pemandangan yang sering terjadi beberapa hari ini setelah hari pertama statusnya dan Farzan berubah.

Meski yang di lakukan Farzan hanya diam dan berlaku acuh, pandangan itu sangat menggelikan. Apa tidak terlalu merasa rendah? Jika terus menerus mengejar?

Hana tau, Melisa mengejar hal lain dari Farzan dan bukan benar-benar tulus dari hatinya. Hana menekan kepalanya dengan jari telunjuk merasa pusing yang seharusnya tidak perlu dia khawatirkan.

Entah sial atau beruntung hari ini jadwalnya Farzan mengajar, pelajaran hari ini pun sama dengan saat kelas Melisa lakukan yaitu bola Voli.

Olahraga yang disukai Hana dan kedua temannya, "Baiklah buat dua tim campur dengan cowok biar terlihat poin kalian." Intruksi Farzan.

Tentu saja Hana akan satu tim dengan temannya Bunga dan Caca, untuk cowoknya tentu ada Radit, Bagas juga Heri. Tim yang sempurna dan tim andalan disekolah karena setiap anggotanya tentu berprestasi.

Radit dan Bagas mereka berdua pemain basket andalan sekolah ini dan mereka juga teman dekat Vino, kalo Heri, dia menjadi ketua dari ekskul beladiri taekwondo.

Para pemain dengan fisik yang bagus, hari ini kelas kita gabung dengan kelas IPS1, suasana lapangan semakin ramai karena beberapa kelas dengan jamkos.

Pertandingan bola Voli antar kelas, semua sudah dalam posisi masing-masing. Kali ini Hana yang pertama servis.

Sedari tadi Farzan memperhatikan setiap gerik dari Hana, gadis itu sangat terampil dalam menerima bola. Farzan ada merasa bangga jilbab yang di kenakan Hana tidak sama sekali di buka, bersyukur. Mungkin itu yang tepat.

Kelas Hana terus mengejar poin dari lawan meski selalu beda tipis. Farzan meneguk ludahnya kasar saat melihat tetesan peluh dari wajah Hana serta pipi yang nemerah karena panas.

Farzan mengusap wajahnya kasar, "Astagfirullah." Lirihnya.
Meskipun mereka sudah halal tapi Farzan menghargai keputusan Hana.

"Bagas tahan.." Teriak Bunga yang paling bawel ditim mereka.

Kelas lawan ternyata seimbang dengan kelasnya hingga sulit untuk dikalahkan, hingga poin terakhir untuk babak pertama mereka rebutkan.

"Hana siap siap.." Lagi Bunga yang berteriak.

"Ya." Teriak Hana penuh semangat, saat bola datang dengan aba-aba Hana meloncat tinggi lalu memukul bola dengan kencang.

Priiittt....

Priiiiittt....

"Masuk.." Teriak wasit tentu itu ketua kelas kami, Andreas.

"Kelas XII IPA 2 babak pertama menang." Lanjut Andreas.

Semua bersorak senang dari teman sekelas yang menonton dan tim juga, Hana Bunga dan Caca berpelukan merasa senang.

"Waaaa... Kita menang.." Ucap Caca antusias, mereka bertiga sampai loncat-loncat. Meski hanya permainan namun tetap ada kembanggaan.

"Thanks ya kalian.." Ucap Hana pada timnya. Mereka semua bertos ria.

"Oke semuanya kita istirahat dulu.." Teriak Farzan, semua kembali bersorak dan sebagian ada yang langsung berlari menuju kantin.

Hana dan yang lainnya berjalan ke tepi lapangan, lalu mengambil minum yang di sediakan oleh teman sekelasnya.

Satu yang membuat Hana beruntung masuk kelas ini, semuanya kompak.

"Gila keren banget tadi.. Padahal tadi bakalan kena loh." Ucap salah satu teman sekelasnya.

"Iya bener tadi Bagas juga keren banget loh.. Apa lagi pas nyeka keringat.. Aduhhh.. Hot.."

My Husband, My Teacher. (Selesai) MASIH REVISI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang