Sayang???

20.3K 1.1K 6
                                    

Up yukk..
Yukk..
Yukkk..
Yaa gaje deh...
Hahha..
Okee.. Silahkan membaca.. :*:*:*

🌸

🌸

Farzan mendapatkan pesan dari Bima bahwa hari ini akan ada rapat khusus lagi bersama Rudi tentang kemajuan penyelidikan dari anak buahnya.

Hari ini Farzan tidak ada jadwal mengajar di sekolah. Jadi pagi ini Farzan akan langsung ke kantor.

Farzan turun menuju dapur terlihat istri kecilnya sedang menata sarapan mereka di meja makan.

"Mas, Udah selesai?" Tanya Hana yang menyadari kehadiran Farzan.

Farzan mengangguk sambil menguncangkan di bagian lengan, "Langsung ke kantor ya?" Tanya Hana lagi.

"Iya ada meeting lagi.. Semoga gak pulang larut juga." Jawab Farzan lalu duduk di kursinya dan di ikuti Hana.

"Kamu di sekolah baik baik ya.. Kalo ada apa apa hubungi aku secepatnya." Hana mengangguk dengan petuah Farzan.

Mereka pun melanjutkan sarapannya dengan suasana pagi yang berbeda karena sikap Farzan yang memberikan perhatian lebih padanya.

Seperti saat bangun tidur tadi Farzan mengecup keningnya. Membuat Hana seakan kembali masuk kedalam mimpi. Farzan semakin hari semakin manis, Hana takut terkena diabetes jika seperti ini.

Sarapan mereka sudah selesai dan Hana kembali membereskan semuanya, sedangkan Farzan naik kembali ke kamarnya mengambil jas dan dasi yang sengaja di gantung asal di bahunya.

Farzan kembali menghampiri Hana, "Pasangin dong." Farzan berdiri di depan Hana dengan senyum menawannya.

Siapa saja yang melihat akan terlena dengan senyuman Farzan. Hana membalas senyuman Farzan dan membantu menyimpulkan dasinya setelah membungkukan sedikit tubuhnya.

"Terimakasih." Farzan mengecup kening Hana.

Jantung Hana berdebar lebih kencang, Hana yakin jika dirinya suda jatuh kedalam cinta Farzan.

"Sama sama." Jawab Hana lalu mengambil tas nya dan tas kerja Farzan.

Menyiapkan sepatu mereka dan bersiap untuk berangkat.

Lima belas menit sudah dan mereka sudah tiba di tempat biasa jika mengantar Hana sekolah, gadis itu masih belum berani untuk turun di depan gerbang karena terlalu mencolok.

"Hati hati ya.. Jangan lupa makan kalo sesibuk apapun." Farzan mengangguk dan mengusap kepala Hana.

"Kamu juga hati hati, kalo ada apa apa cepet hubungi aku ya." Hana pun mengangguk dan memejamkan matanya saat wajah Farzan mendekat.

Cup.

Kecupan hangat dikeningnya membuat Hana larut dalam apa yang dirasakannya sekarang. Hana ingin mengatakan sejujurnya tapi, Hana masih malu untuk berbicara duluan.

Hana mencium punggung tangan Farzan menyaliminya, seperti kebiasaan Farzan pun mencium pucuk kepala Hana.

"Assalamualaikum."

"Walaikumsalam sayang." Jawab Farzan yang membuat Hana melotot dengan yang di ucapkan Farzan.

"Udah nanti kamu kesiangan." Farzan dengan sengaja mendorong Hana agar gadis itu tidak mencecar pertanyaan padanya.

Farzan terkekeh melihat wajah Hana yang tidak terkontrol sangat menggemaskan. Setelah Hana keluar Farzan langsung  menancapk gas.

Hana menghentakan kakinya dengan jantung yang berdebar, "Nyebelin banget sih.. Awas saja kalo sampe rumah nanti." Hana menggerutu memandang mobil yang menjauh.

My Husband, My Teacher. (Selesai) MASIH REVISI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang