Selanjutnya..

5.4K 387 9
                                    

Maaf baru up lagi ya..

Ini cerita selanjutnya..
Kemungkinan beberapa eps lagi cerita ini akan selesai..
Terimakasih buat kalian semua yang udah dukung aku dan kasih semangat buat aku, meskipun aku up nya lama.
Dan karena ada beberapa kendala yang menjeda waktu untuk up lagi..

Terimakasih sebanyak mungkin..

Jangan lupa komen sama vote ya..
❤❤❤
.
.
.
.

Bandara.

"Makasih.. Kalian udah mau anterin aku sampai sini.. Padahal kalian pasti sibuk." Ucap Caca.

Hana, Bunga, Dika dan Vino ikut mengantar Caca ke bandara. Sedangkan di cafe ada Farzan dan Bima yang membantu.

"Engga, emang harusnya kita kaya gini." Jawab Hana. " Kamu baik-baik ya disana.. Jaga kesehatan." Lanjut Hana.

Caca mengangguk, kini air mata yang sedari tadi di tahan akhirnya luruh. Hana dan Bunga memeluk Caca, dan mereka berdua pun ikut menangis

"Jangan nangis dong Ca, gue jadi mewek juga nih.." Sahut Bunga sambil mengusap air matanya. "Lo harus janji sama gue, jaga diri baik-baik.. Jangan sakit.. Jangan lupa makan.." Lanjut Bunga memberi petuah.

Sebar-bar Bunga namun tetap perhatian pada sahabatnya, Caca hanya mampu menjawab dengan anggukan.

Kini Dika menghampiri Caca setelah pelukan ketiga cewek itu lepas, Dika menepuk bahu Caca dan mengusap pelan pipi Caca.

"Jaga diri baik-baik ya.. Gue yakin kita bakal sama-sama kaya dulu lagi.." Ucap Dika, "Lo bakal ketemu gue disana.." lanjut Dika sambil berbisik yang membuat kening Caca mengerut.

Vino menarik Dika yang tengah berbisik itu, dirinya tidak terima gadis yang masih menempat dihatinya ini di isengi Dika.

"Kalem bro.. Gak bakal gue ambil kok.." Dika langsung mengelak sambil mengangkat kedua tangannya seolah dia tidak bersalah, Vino hanya mendengus.

Vino mengabaikan Dika dan memilih memeluk Caca, biarlah para sahabatnya melihat betapa bucinnya Vino pada Caca. Namun Caca pun tidak menolak pelukan Vino, masih tidak rela meninggalkan orang-orang terkasihnya.

Tapi, mau bagaimana lagi kan.

"Kamu baik-baik disana oke? Jangan sampai ceroboh disana, masih mending kalau ada yang bantu kan?" Vino malah mengejeknya dan membuat Caca mencubit kecil pinggang Vino, dan pria itu meringis pelan.

Vino tersenyum saat melihat Caca yang juga tersenyum, pria ini hanya ingin melihat senyuman Caca bukan tangisannya saat gadis ini akan pergi.

"Aduh mata gue.." Ucap Bunga tiba-tiba sambil menutup matanya dengan tangan, namun tetap sedikit mengintip.

"Terimakasih teman-teman.. Kalian juga baik-baik disini ya.. Semoga nanti aku bisa kirim kabar buat kalian gimana pun caranya.. Aku sayang kalian.." Ucap Caca dan semuanya memeluk Caca.

Jadwal penerbangan Caca semakin dekat, dengan berat hati mereka harus membiarkan Caca pergi. Sekali lagi Caca berpamitan pada mereka, lalu menyeret kopernya untuk masuk ke dalam.

Caca melambaikan tangannya, yang di balas juga oleh mereka. Bunga merangkul pinggang Hana dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya mengusap bahu Hana. Agar bumil itu tidak terlalu sedih, karena akan berpengaruh pada janin.

Sampai Caca sudah tak terlihat lagi oleh pandangan mereka, mereka semua menghela nafas dengan berat. Untuk beberapa menit mereka hening dan hanya diam saja, sampai Dika mengajak semuanya kembali ke cafe.

My Husband, My Teacher. (Selesai) MASIH REVISI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang