Alat Tes..

13.3K 985 38
                                    

Haiii..
Comeback ..
Rindu aku?
Pasti Mas Farzan ya -_
Udah ketebak deh..
.
.
Ya udah lanjut..
Jangan syok ya..
Tulis komen sebanyak mungkin hehe..
Episode yang mulai mendebarkan..
Apa lagi episode selanjutnya hihihhi..

Keliatan senyum jahil author gak?
😊😊😊

🌸

🌸

Setelah hari itu melihat bangunan yang diberikan Farzan untuknya, besok harinya Hana dkk berdiskusi banyak dan saling mengemukakan pendapat dari mereka.

Sampai tidak ada lagi yang harus di bicarakan kecuali saat cafe sudah dibuka mungkin, jika itu pun ada hal yang tak terduga.

Caca meminta tolong pada momy-nya untuk meminta satu koki direstoran keluarnya agar bekerja di cafe yang akan mereka pegang nanti.

Hal itu membuat yang lain kegirangan, ini bukan cafe kecil-kecilan melainkan ini hampir sekelas dengan cafe terkenal.

Bahkan hanya dengan celetukan Dika saat itu, semuanya jadi sangat mudah kenyataan. salut memang kalo gaul sama anak sultan.

Dan setelah pembicaraan disekolah, Hana mengajak teman-teman nya untuk datang ke rumahnya dihari minggu nanti.

Sekarang hari kedua setelah pembicaraan waktu itu, jam istrahat selalu menjadi topiknya berdiskusi dan berkumpul. Setelah kelas olahraga, jam berikutnya adalah jamkos jadi para murid merasa bebas.

Hana dkk masih berada di pinggir lapangan untuk istirahat karena praktek lari tadi, untung saja Vino membelikan minum untuknya dan yang lain.

"Kalian udah liat jadwal ujian di mading?" Tanya Vino yang duduk disebalah Caca.

Hana menoleh, "Emang udah ada?" Tanyanya.

Vino mengangguk, "Ada, tadi pas gue dari kantin lewat mading, anak-anak bada ngumpul jadi gue tanya sama mereka ada apa, ternyata jadwal ujian udah keluar." Jelas Vino sambil membukakan penutup botol minum milik Caca.

"Makasih," Ucap Caca yang di angguki Vino, pasalnya Caca terlihat kesusahan membukanya jadi Vino berinisiatif membantunya.

"Nanti deh sambil ganti baju kita liat," Sahut Bunga dan di angguki yang lain.

"Oh iya Ca, pesenan cup cake buatan orang rumah kapan bisa aku ambil?" Tanya Hana yang teringat dengan cakenya.

"Pulang sekolah nanti gue anterin kerumah deh," Jawab Caca.

"Emang buat apa sih Na?" Tanya Bunga yang juga heran dengan jumlah cup cake yang di pesan Hana.

"Buat dimakan dirumah lah, lagian kan Caca bawa cake nya suka pagi-pagi, aku kalo dirumah jadi suka kepengen cake yang dibawa Caca, jadi ya udah aku pesen deh," Jawab Hana panjang lebar.

"Lo gak lagi ngidam kan, Han?" Celetuk Dika tiba-tiba.

Semuanya jadi diam, Hana juga yang awalnya ingin menjawab Dika menjadi diam. Lalu otaknya berputar untuk mengingat kapan dia terakhir datang bulan.

Ya ampun..

Hana memandang wajah temannya satu persatu dengan ekspresi wajah yang sulit di artikan.

Udah telat sebulan lebih.
Batin Hana.

Hana harus mengeceknya pulang sekolah nanti, tapi Hana gak bisa beli tes kehamilan ke apotek dengan seragam SMAnya.

Ah, Hana punya ide, cewek ini langsung membuka ponselnya dan memesan tes kehamilan dari salah satu aplikasi dan untungnya sore ini bisa delivery.

"Na?" Panggil Bunga yang melihat Hana asik sendiri, cewek ini malah menyengir tanpa dosa.

"L-lo hamil,Na?" Tanya Bunga sambil berbisik.

Hana mengedikan bahunya dan kembali memakan donat yang tadi dia beli dari adik kelas.

Bunga saling tatap dengan Caca dan yang lainnya, Hana benar-benar bersikap aneh. Bunga juga jadi memikirkan pesan Bima malam tadi jika dirinya mengurusi Farzan yang sering bolak balik ke kamar mandi saat bekerja.

Ini sangat mencurigakan, jika kejadian Farzan disatukan dengan sikap Hana yang berbubah begini kemungkinan besar Hana hamil.

Mengabaikan Hana yang bersikap seperti ini, Bunga mengajak untuk berganti baju karena tidak nyaman sehabis olahraga.

Jamkos ini mereka habiskan untuk berdiam dikelas dan saling berbincang kesana kemari, tanpa memperdulikan Hana yang terus mengunyah.

Kalian bisa bayangkan, adik kelasnya sedang ada praktek kewirausahaan. Dan mereka berdominan menjual makanan siap makan, lalu alasan Bunga, Caca dan Dika diam karena Hana membeli apa yang adik kelas mereka jual.

Vino sudah kembali ke kelasnya, jadi mereka tinggal berempat. Dika sudah mengusap wajahnya entah keberapa kali, mungkin saja wajahnya bisa luntur.

Di depan mejanya banyak sekali makanan yang Hana beli, bahkan Hana juga membeli makanan yang belum masak. Alasannya untuk makan dirumah

Meskipun Hana menyuruh yang lain ikut makan bareng, tapi tetap saja kalau terlalu banyak begini perut mereka sudah sangat kenyang.

Hana hanya terkekeh melihat wajah temannya yang cengo seperti ini.

Hingga jam pulang pun berbunyi, Hana membagikan makanannya pada Caca Bunga dan Dika. Lalu melanjutkan membereskan bukunya kedalam tas.

Hari ini Hana dijemput supir Farzan karena sang suami tidak bisa menjemputnya, Hana tidak tau kenapa dan membuatnya menjadi khawatir.

"Nanti kabarin aku ya kalo kerumah, aku duluan," Ucap Hana pada Caca dan langsung berpamitan.

"Iya nanti dikabarin, hati-hati pulangnya." Jawab Caca dan Bunga melambaikan tangannya.

Hana pun memasuki mobil yang menjemputnya, dan melihat ponselnya. Ternyata pesanannya sedang di siapkan, Hana tidak sabar untuk melihat hasilnya.

Hana berharap dirinya positif, Hana juga tidak memikirkan bagaimana kedepannya jika dirinya hamil. Sebentar lagi lulus dan Hana juga percaya pada Farzan semua akan baik-baik saja.

"Sudah sampai Non," Ucap supir, Hana baru melihat wajahnya. Mungkin supir kantor. Pikir Hana.

"Makasih.." Hana pun keluar dan berjalan masuk kedalam rumah.

Hana langsung menuju kamarnya dan memilih mandi sambil menunggu paketnya datang, setelah lima belas menit Hana selesai mandi dan berpakaian lalu turun kebawah duduk di sofa.

Tingnong..

Anggap aja bunyi bel begitu yak..

"Iya sebentar," Hana berlari menuju pintu.

Dugaan Hana benar ternyata kurir yang sedang dia nantikan sudah datang, "Terimakasih Pak, itu bonusnya buat Bapak." Ucap Hana setelah menerima paketnya dan membayarnya.

"Terimakasih Non, saya permisi." Kurir pun pamit.

Hana langsung berlari lagi menuju kamarnya untuk membuka paket, dan disana ada beberapa alat tes kehamilan yang Hana pesan.

Cewek ini mengambil semuanya ke kamar mandi lalu mencobanya satu persatu.

Jantung Hana berdegup kencang menunggu hasilnya, bahkan dirinya sudah mondar mandir tidak karuan di depan wastaple didalam kamar mandi.

Dan saat hasilnya muncul, Hana membulatkan matanya dan menutup mulutnya tidak percaya.

"Aaaaarrrrgghhhhhh..."

My Husband, My Teacher. (Selesai) MASIH REVISI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang