Nama Panggilan..

25.1K 1.6K 24
                                    

Setelah kejadian yang mengejutkan saat disekolah tadi, Hana terus saja menghindar dari Farzan namun masih tetap menurut untuk pulang bersama.

Dalam perjalanan tadi pulang pun hanya diam saja dan Hana terus memandang keluar jendela. Sampai sekarang hari sudah larut pun Hana tidak banyak bicara meskipun memang dasarnya Hana tidak terlalu banyak bicara.

Namun ini jelas terlihat jika Hana menghindarinya, paling memanggilnya waktu makan malam dan menyiapkan segalas coklat hangat saat Farzan sedang fokus di meja kerjanya.

Hana sedang mengerjakan tugasnya di meja belajar membelakangi Farzan, sebenarnya Hana menghindar karena jantungnya tidak berhenti berdegup kencang sedari pulang sekolah bersama.

Aneh,
Hana baru merasakannya untuk pertama kali seperti ini, menjadi salah tingkah jika berada di dekat Farzan maka Hana memilih menghindar dan tidak berkontak mata.

Saat ini pun Hana tidak fokus dengan bukunya, bayangan bibir kenyal Farzan masih terasa di bibirnya dan itu membuatnya frustrasi.

Atau bahkan candu?

EntahlahEntahlah.

Argghhhhh.. Harus cuci otak biar bersih ini mah. Batin Hana.

Rasanya Hana ingin berteriak namun hanya bisa dalam hati saja.

Hana menelungkupkan wajahnya diatas buku catatannya, bingung harus bersikap bagaimana sekarang.

"Hana."

Deg.

Hana terkejut mendengar namanya di panggil, suara Farzan terdengar tenang tidak seperti pagi tadi.

Apa pria itu tidak segugup seperti nya?

Apa hal itu sudah biasa? Tapi dia bilang ini juga yang pertama.
Aaarggghhhhhhh.... Gak tau. Batin Hana meronta.

"Hana kamu tidur? Jangan tidur sambil duduk." Gadis itu seketika membuka matanya dan duduk lalu menoleh kebelakang menatap Farzan yang juga menatapnya.

"E-engga tidur kok." Jawab Hana gugup.

Farzan pun bangun dari kursinya lalu berjalan menghampiri Hana, "Apa ada yang tidak mengerti? Ini pelajaran Pak Jodi kan?" Hana mengangguk membenarkan.

"Mau saya bantu?" Tanya Farzan, sebenarnya Hana bisa mengerjakan tugas ini hanya saja otaknya sedang berkelana ke dunia 18++.

"Ehh.. Boleh?" Dalih Hana, biarlah kali ini Farzan yang mikir. Farzan pun mengangguk lalu membantu Hana mengerjakan tugasnya.

Netra Hana sedari tadi tanpa sadar terus memandangi bibir tebal Farzan yang terus mengoceh menjelaskan sambil menulis di kertas hvs.

Bahkan fokusnya sudah hilang sejak Farzan memposisikan disampingnya, jarak yang dekat seperti tadi.

Farzan sadar jika Hana hanya diam saja dan tidak menjawab ucapannya, Farzan pun melirik gadis disampingnya ternyata memang benar Hana tidak memperhatikan apa yang dia tulis di kertas.

Farzan pun kini full memandang Hana dengan menopang satu tangannya di pipi sebelah kiri.

Hana tersadar dan mengerjapkan matanya, "Ehh.. Tadi apa Pak?" Tanya Hana pura pura.

Farzan hanya terkekeh, Hana menundukan kepalanya merasa malu karena kepergok sedang memperhatikan Farzan.

"Apa ada sesuatu diwajah saya?" Tanya Farzan,"Kamu lebih tertarik sama wajah saya dari pada kertas ini." Tunjuk Farzan pada kertas di atas meja belajar Hana, ternyata pria itu mengira dirinya memandang wajahnya padahal fokus Hana pada bibirnya.

My Husband, My Teacher. (Selesai) MASIH REVISI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang