Don't cry, Brother! chap.2

7 3 0
                                    

***

Sumeragi Tenma, seorang aktor muda yang sering dijuluki sebagai aktor jenius. Julukan itu memang sangat pas jika kita melihat melalui sudut pandang bakat aktingnya, sayang kepribadian aktor ini cukup buruk dalam kehidupan sehari-hari.

Ini bukan berarti ia berkepribadian buruk atau apa. Tenma hanyalah seorang remaja yang selalu membanggakan diri sendiri, kecintaannya pada aktinglah yang menuntunnya hingga sampai pada tahap ini. Selain itu, berkat kesungguhannya dengan akting pula Tenma berhasil menghilangkan phobianya terhadap tampil di panggung teater.

Sama seperti kebanyakan remaja pada umumnya, Tenma memiliki impian yang ingin dicapai. Bukan menjadi aktor terkenal, karena bagi Tenma itu merupakan keharusan dan takdirnya, impian yang diinginkan pemuda jeruk itu adalah keberadaan [Name]. Saudara kembar yang amat sangat ia rindukan.

Tenma selalu berdoa setiap malam sebelum menginjak alam mimpi, semoga ia dan [Name] bisa bertemu lagi. Entah pertemuan yang disengaja maupun tidak disengaja.

Dan lihatlah, betapa baiknya Kami-sama pada Tenma yang sering memikirkan nafsu dunia ini. Doa aktor muda itu terkabul. Ia bertemu kembali dengan saudaranya setelah sekian lama. Bahkan pendapatkan pelukan kejutan yang luar biasa hangat. Tenma merasa kembali hidup.

Cahaya yang selama ini ia impikan telah kembali, begitulah kata yang bisa menggambarkan perasaan seorang Sumeragi Tenma saat ini.

⋆。  𝒮𝓊𝓂𝑒𝓇𝒶𝑔𝒾 𝒯𝑒𝓃𝓂𝒶   。⋆

“Aku benar-benar minta maaf sudah membuat keributan!”

Tenma ingin tertawa. Padahal beberapa menit sebelumnya, gadis nakal itu menangis meraung-raung di lorong—Dan hampir menghancurkan harga diri Tenma di depan anggota Mankai lainnya. Melihat sikapnya yang tiba-tiba berubah menjadi tegas membuat Tenma ingin tertawa keras sembari mengejeknya.

“Tak apa, kami hanya terkejut karena suara teriakanmu. Aku cukup mengerti kok, kalau kau merindukan Tenma-kun.” Beruntung Kantoku bukan tipe orang yang tidak terlalu berpikir panjang mengenai permasalahan seperti ini.

“Tetap saja, aku bersalah. Masuk tanpa salam, membuat keributan di rumah orang, dan menganggu waktu kalian. Aku benar-benar minta maaf!”

“[Name], jangan banyak bergerak!”

“M-Maaf, Omi-san!”

Tenma baru menyadarinya. Luka di wajah [Name]. Apa kembarannya terlibat perkelahian? Sembari menunggu Omi mengobati luka di wajah [Name], gadis itu justru sibuk mengoceh permintaan maaf. Membuat Kantoku semakin tidak nyaman.

“Hentikan permohonan maaf bertuntunmu itu, kau membuat Kantoku-san tidak nyaman.” Pemuda jeruk itu angkat suara, mencoba menghentikan permintaan maaf yang entah kapan berakhir.

Hei, lagipula siapa yang suka mendengarkan permintaan maaf bertuntun seperti itu?

Hai’ hai’, gomennasai. Intinya, aku benar-benar minta maaf dengan kejadian memalukan tadi,” balasnya dengan senyum cerah. Senyuman yang aktor itu rindukan.

“Selesai, beruntung lukanya tidak terlalu parah. Lain kali berhati-hatilah dengan sekitarmu,” nasehat Omi berikan tidak lupa mengelus surai gadis manis itu sebagai tambahan kekuatan agar cepat pulih.

Tenma iri, ia yang notabe-nya adalah kembaran sang gadis bahkan tidak pernah mengelus surai [Name] seperti itu,  karena sang gadis akan langsung menepisnya dan menatap pemuda jeruk itu tajam.

Arigatou gozaimasu, Omi-san. Aku akan berhati-hati lain kali, tapi tidak janji.” Mangaka muda itu membalas nasehat pria coklat itu disertai tawa pelan. Sikap cerobohnya memang tidak berubah.
Kantoku mengambil alih pembicaraan. “Ah, ngomong-ngomong namamu?”

Hope & Dream Project Where stories live. Discover now