Hope : Hug chap.2

20 8 0
                                    

[Chap 2: Tertawa karena]

Adakan yang tahu, kapan seseorang bisa tersenyum lebar? Itulah pertanyaan dari sosok perempuan yang tengah termenung di balkon asrama. Ah benar, dia kini menjalani masa sekolah nya di asrama yang baru saja dibangun. Walau harus terpisah dari keluarga, namun dirinya tetap bertekad menjalani masa sekolah, walaupun harus berganti lingkungan.

Sekarang ini, si perempuan termenung seraya mengunyah es krim mochi. Untunglah semuanya telah didalam mulutnya, sehingga es krim itu tidaklah mencair dan mengotori lantai.

Sembari menguyah, dia juga memikirkan hal-hal aneh. Contohnya, cara membuat orang tersenyum lebar, cara mengaitkan tautan jemarinya dengan si dia, juga membuat gebetan peka terhadap perasaan nya. Ok, lupakan pemikiran terakhir, juga pemikiran kedua. Dia dan orang itu mana mungkin bersama, jadinya si perempuan hanya memfokuskan pemikiran pertama, yakni cara membuat orang tersenyum lebar.

Si perempuan terdiam, hingga tanpa sadar ada seseorang yang berdiri dengan menyandarkan tubuhnya ke sisi pintu balkon. Maniknya sedikit mengkilap, saat tanpa sengaja melihat kaos si perempuan sedikit terangkat akibat hembusan angin malam.

Bukan, dia bukannya mesum. Hanya saja punggung si perempuan tampak sedikit meningkatkan rasa penasarannya. Kenapa demikian? Karena ada garis merah-merah yang mengikuti tulang punggung, juga beberapa koyo yang menempel di belakang leher si perempuan.

Si pria mengulum bibirnya rapat-rapat. Tawanya hampir saja pecah saat tahu si perempuan itu tengah dilanda sakit yang diderita banyak orang.

"Hei, bocah. Masuk ke dalam, dan jangan sampai masuk angin"

Terkejut, perempuan itu berbalik dengan raut kesal. Tentu saja kesal, karena pria yang menjabat sebagai guru itu muncul tiba-tiba bagai hantu.

"Sensei, jangan membuat orang sera-" si perempuan berkedip, saat melihat ukiran kurva yang mana begitu menawan. Sesaat, jantung nya berdegup hanya karena melihat senyuman pria berkepala tiga itu.

"Sensei. Jangan senyum, nanti saya mati sensei mau tanggung jawab?"

"H-hah?"

*

*

*

*

*

Aku tertawa, karena kelakuan juga hal-hal aneh yang dia lakukan. Lain kali, akan ku buatkan minuman hangat.

*

*

*

*

*

Hope & Dream Project Where stories live. Discover now