Hope : Hug chap.1

24 7 1
                                    

[Chap 1: Kesan ku terhadapnya]

Netranya menatap sekitar. Mencari sebuah benda yang tampak kecil hingga menyamai besar uang logam. Benar, dia tengah mencari benda tersebut. Tubuhnya membungkuk seperti nenek yang tengah encok, matanya pun ikut menyipit agar dirinya lebih jeli mencari barang tersebut.

"Demi celana dalam Squidward. Dimana kemana sih jatuhnya?" Gerutu juga tanyanya pada diri sendiri.

Untuk lebih jelasnya. Dia mencari barang itu di kelasnya, yang kebetulan sudah sepi orang-orang. Kenapa sepi? Karena ini sudah waktu pulang, dan seharusnya dia juga ikut pulang. Akan tetapi, benda itu tidak sengaja jatuh dari tasnya, juga dirinya tidak tahu dimana benda itu jatuh. Ini seperti mencari jarum ditumpukkan pasir putih, sama sulitnya dan memakan waktu.

Matahari semakin menurun seakan didorong paksa oleh bulan karena hendak bergantian. Dia masih sibuk mencari benda tersebut. Entah sudah berapa kali dirinya membungkuk, menjelajahi sudut lantai, bahkan membuka lemari kelas yang mana mungkin berada di dalam sana.

Merasa percuma dan lelah, dia yang merupakan seorang perempuan, melampiaskan kekesalannya dengan cara meninju papan tulis di kelasnya sendiri.

"Jangan merusak fasilitas sekolah, bocah"

Suara tidak asing, namun dirinya berharap agar suara itu bukanlah orang yang dia duga. Suara itu tepat dibelakangnya, tepatnya di pintu depan kelas.

"Kau mencoba menambah pekerjaan ku, bocah?"

Perempuan itu berbalik, mendapati sosok pria jangkung dengan wajah bak kukang yang tengah diganggu jam tidurnya. Dirinya tersenyum, membalas sapaan dari si pria itu.

"Sedang apa kau disini?" Tanya pria itu sembari mendekati si perempuan.

Si perempuan kembali tersenyum walau terkesan kaku. Kemudian, dia menghela nafas cukup panjang dan mengubah tatapannya menjadi sedih.

"Saya mencari stiker limited edition Doraemon yang saya tanpa sengaja jatuhkan. Dan sampai sekarang, stiker itu belum ketemu" jelas perempuan tersebut sembari memakai nada sedih.

Si pria, yang menjabat sebagai guru disekolah ini, mencoba membantu walau hanya menggerakkan bola matanya. Tidak lama, manik bagai tatapan elang itu menemukan benda yang dicari si perempuan.

Dahi si pria mengkerut, sedikit bingung karena benda tersebut ternyata menempel pada rok si perempuan, namun si perempuan tidak menyadarinya. Aneh bukan? Si pria menatap si perempuan lagi, dan barulah ia sadar mengapa dia tidak menyadari benda tersebut tepat di bawah ujung roknya.

"Kau tidak memakai kacamata?"

"Rusak! Tadi pas praktek, kacamata saya terlempar dan patah menjadi dua"

"..."

*

*

*

*

*

Kesan ku terhadapnya. Ceroboh dan merepotkan. Walau begitu, aku tetap menyukainya

*

*

*

*

*

Hope & Dream Project Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang