I Wish I Could Hug You One Last Time epilog

14 4 0
                                    

Manik matamu mulai menyesuaikan cahaya.

Dirimu terbangun di sebuah padang rumput yang luas dan terbentang tak lupa dengan pakaian mu yang berwarna putih bersih seolah kau tak pernah memiliki setitik pun noda dosa.

Dirimu menatap bingung, perasaan yang terlihat tak nyata ini membuat mu sedikit rindu dengan 7 pelambang dosa besar tersebut. Dirimu mencoba melihat sekitar dan menunduk pelan, rerumputan yang memiliki tekstur seperti karpet itu membuatmu sedikit tenang dan mulai berjalan ke sebuah pohon yang terletak tak jauh dari mu.

Tapi saat nyaris mendekati pohon tersebut terasa pula ada yang memeluk mu dari belakang, sontak dirimu melihat siapa yang memeluk mu ini.

"Beel?" Ucap mu sambil menahan haru dan tangis. Lelaki dengan surai oren ini tersenyum manis pada mu dan menunjuk pohon besar yang tadi ingin kau kunjungi.

Kau melihat tempat yang di tunjuk dengan agak ragu, tapi sebelum melihat semua nya yang sedang bersantai di bawah pohon kau sudah di serbu dengan pelukan dari Mammon dan Asmodeus. Liquid dari matamu kembali lolos dan membuat mu menangis dalam diam, syukurlah wajahmu di tutupi oleh mammon yang memeluk mu dengan erat.

"Kalian curang." Suara dari belphie dan di ikuti suara kaki yang lain mulai terdengar lalu mendekati mu yang sedang menangis itu.

Gelak tawa yang lain membuat mu sedikit menghela nafas dan tersenyum meski memiliki mata bengkak akibat menangis.

Pelukan terakhir yang kau harapkan terkabul.

"Simeon? Solomon? Apa yang terjadi pada (Name)?" Ucap luke si malaikat kecil sambil memandang kedua sosok lelaki itu.

Di depan kedua lelaki itu terdapat tubuh (name) yang sedang terbaring kaku.

"Ini adalah bayaran saat seorang manusia biasa membuat kontrak dengan iblis iblis kuat. Saat iblis paling kuat di kontraknya itu menghilang, nyawa sang manusia juga menghilang." Ucap Solomon sambil melihat sekitar H.O.L ini

Niat awal mereka bertiga hanyalah sebuah kunjungan sekaligus meletakkan makanan buatan Solomon di tempat ini saja. Tapi yang mereka lihat sekarang adalah tempat yang penuh dengan darah. Layaknya sebuah kisah lama yang pernah terjadi di rumah ini dahulu kala.

"Artinya (Name) ada di celestial?" Tanya Luke yang sudah semangat, Simeon menggeleng pelan.
"Jiwa nya pergi ke tempat lain. Bukan di celestial maupun devildom."

"Lebih baik aku beritahu kan ini pada Dia-." Ucapan Solomon terpotong ketika melihat kehadiran dua iblis.

"Tidak perlu. Karna ini memang akhir yang sudah tak bisa di ubah."

"Apa maksud mu?"

Hope & Dream Project Where stories live. Discover now