Scenario chap. 3

18 8 0
                                    

Ah sialan.

Tadi benar-benar kacau! 

Bisa-bisanya aku yang seorang penduduk biasa tanpa Hero License ataupun kewenangan lain berkata kalau aku bakal mengejar villain yang menyerang Katsuki pada calon Hero No.1 ?

Aku bodoh.

Tapi, kalau aku terlalu lama diam, nyawa Katsuki bisa dalam bahaya.

Dan aku tak ingin kakak ku yang bersinar itu, orang yang aku kagumi dari jauh itu, pria yang aku rindukan tiap saat itu pergi begitu saja, meninggalkan aku.

Aku melihat catatan di ponsel.

[ Villain berbau hutan mawar itu menghancurkan hampir separuh kota ]

Villain berbau hutan mawar.

Hanya itu petunjuk yang ada di buku. Tapi, bagaimana aku bisa mencari villain berbau mawar?

Kalau saja villain itu tiba-tiba muncul di depanku!

BRUUKK!!

Seseorang menubruk bahuku sampai kantung belanja yang aku bawa terjatuh. Aku memungut semua belanjaan yang berceceran.

Sedangkan pelakunya membungkuk lalu pergi, "Gomen."

Lalu, tercium aroma mawar yang amat kental. Aroma nya lembut, ringan, tapi begitu pekat seperti berada di hutan mawar.

"Izu, aku kirim lokasiku. Aku sedang mengikuti si villain." Aku menutup panggilan sebelum Midoriya menjawab.

Kesempatan emas ini tak akan aku lepaskan.

"Scenario...."

[ Pukul 09.41 malam ]

Aku berlari.

Aku berlari sekencang mungkin ke arah rumah sakit terbesar di Tokyo.

Tidak, aku tak mengikuti lomba lari ataupun membeli barang diskon di lapak oren, Sheepy.

Tapi karena villain sialan itu bilang,

"Sudah terlambat! Pro Hero sialan itu akan mati!! KALIAN TAK AKAN BISA MENYELAMATKANNYA!!"

Jangan bercanda!! Aku tak mau kehilangan lagi!!

BRAAKK!!

"[Y/N]..."

"Katsuki bagaimana?!"

Mitsuki menyambutku dengan pelukan, lalu perlahan tubuhnya gemetaran.

"U-uso...."

Aku melepaskan diri dari pelukan Mitsuki.

Dan aku melihat garis yang seharusnya bergerak naik turun dengan teratur itu tinggal satu garis datar, lurus tanpa gelombang.

"Nande....."

Aku menunduk. Jujur aku kesal, marah, dan benci pada diriku sendiri.

Sebab, aku tak mampu mengikuti alur yang kubuat sendiri.

"Kenapa kau diam saja, huh?! Kemana Katsuki yang menyebalkan itu?! Kemana sosok hero yang keren itu?!" Aku menggoyangkan tubuh Katsuki saking frustasinya. "Bangun sialan!! BUKA MATAMU ITU!"

"[Y/N]-san!" Midoriya menarikku menjauh dari Katsuki.

"AKU BILANG, BANGUN BEDEBAH!!"

Tentu saja Katsuki tak menjawab.

Hope & Dream Project Where stories live. Discover now