I wish I Could Hug You One Last Time chap.2

16 4 0
                                    

Di ruang kumpul nampak jelas raut wajah kebingungan dari Asmo maupun yang lain. Ini pertama kalinya dan harap saja terakhir kalinya ada yang menyusup ke rumah ini, bahkan Lucifer sampai meminta (baca: memerintah) 2 anak yang sering bergelut itu mengunci seluruh ruangan yang menghubung ke luar.

Mataku melirik sekitar, nampak jeruji besi yang mirip sekali dengan jeruji kurungan Belphie dulu,
"Rasanya dejavu ya" suara lemas itu membuat ku melirik sejenak.

"Tapi kali ini aku tak di kurung sendiri." Belphie benar benar hanya tersenyum entah dengan artian apa.
Nyaris mirip dengan senyuman Satan, Sama sama tak bisa di tebak.

"Oi lucifer bagian pintu belakang udah tuh! Bagain kiri kanan dan balkon juga!" Suara mammon yang menggelegar entah dari mana pun membuat Beel yang lagi makan langsung menoleh.

Lucifer sendiri langsung keluar dari arah menuju pintu di basement, tersisa lantai atas. Satan ataupun asmo menghujani dua orang paling tua(?) di sini untuk menjelaskan lebih rinci apa yang terjadi.

Aku hanya duduk tenang di sana sambil memainkan D.D.D ku, Levi tak online sama sekali di game, mungkin dia benar benar sedang berusaha menutup bagian atas dengan sempurna seperti apa yang di lakukan dua orang yang lebih tua darinya itu.
Padahal saat sekolah saja dia masih bisa memainkan game di tengah pelajaran. Tapi aneh juga sih kok iblis masih belajar ya?

"(Name)? *munch* kau terlihat pucat *munch*" ucapan itu membuat ku refleks memegang wajah. Dikit mengontrol wajah ku untuk kelihatan baik baik saja saat aku sendiri sedang berfikir.

Kadang aku kembali berfikir lagi dan lagi apa aku benar benar nyaman tinggal di sini. Semuanya memang terpenuhi, Tak ada yang kurang selama aku tinggal di sini.

"Jangan khawatir, setelah Levi turun Lucifer bilang kita akan berpencar dan mencari siapa yang menyusup ke dalam rumah ini." Ucap beel dengan senyumannya yang masih cerah di sana

Aku membalas senyuman itu dengan sedikit kikuk tak lupa mengelus kepala lelaki besar satu ini. Benar terserah apa yang mengganjal di tempat ini, asal aku masih bisa hidup, hal hal lain seperti perasaan ataupun firasat hanyalah hal bodoh.

Satu atau dua jam mulai berlalu begitu saja. Levi sama sekali belum turun membuat yang lain kebingungan. Mereka tau jika anak ini mudah teralihkan apalagi jika di pancing pake action figure limited edition, tapi ya kali selama ini.

"Apa game maze 3D milik levi yang dulu itu tiba tiba aktif? Dia bisa lama karna hal itu kan?"

"Dia terlalu lama. Aku tak bisa ke kamar dan mandi di kamar ku."

Ungkapan opini dan keluhan dari Satan maupun Asmo membuat ku diam sejenak kembali. Memang ini terlalu lama, dan agak mustahil jika Levi tak kembali dalam waktu dekat meski game sialan itu aktif.

Karna biasanya dia yang selalu mendapat hal beruntung, suasana ruangan yang selalu di dapat nya saat maze nyaris mirip dengan yang biasa.

Tapi kayaknya ini mungkin kesempatan bagus untukku.
"Aku akan mencari nya."

Aku akan menawarkan diri dan melihat yang aslinya sedang terjadi.

"Kalau begitu biar aku temani." Mammon kembali menawarkan diri menemani ku lagi dan lagi.
Tak heran sih.

"Tidak. Kau terlalu mudah lengah. Biar aku saja." Satan pun mulai menawarkan diri juga.

Hahh ini jelas skakmat untuk mammon.

"Kalau satan mungkin saja. Silahkan, cepat bawa dia kembali." Lihat bapak nya Satan sampai mengijinkan

"OI LUCIFER?!"

Hope & Dream Project Where stories live. Discover now