είκοσιεφτά

875 154 16
                                    

Ketiga lelaki itu turun menuju aula dengan langkah cepat. Setelah sampai di bawah mereka melihat di tengah-tengah aula keempat temannya tengah bertekuk lutut, mulut tersumpal dan tangan terikat ke belakang.

Mata mereka bertiga berkaca-kaca melihat keadaan saat ini. Jay segera mendekati mereka untuk membantu melepaskan ikatannya "Siapa yang ngelakuin ini sama kalian?" tanya jay.

"Emmmm emmm emmmm!!"

"Emm emmm emmmm!"

Belum mendekati keempat temannya, Jay berhenti saat mendengar tawaan seseorang. Jake dan sunghoon berjalan mendekati jay untuk bersiap.

"Hahaha wah wahh,  bisa ku tebak kalian telah berhasil membangunkan sang takdir ya" ucap seorang wanita. Disampingnya terdapat seorang lelaki yang sangat mereka kenali. "Bagus teman-temanku" ucap lelaki itu.

Jay melotot pada lelaki itu. "Jadi lo dalang di semua ini?"

"Hahaha ya lo bisa nganggepnya kayak gitu. Emang haruto aja yang goblok, bisa-bisanya ketahuan sama bocah baru kayak kalian" jawabnya.

Ni-Ki diam-diam merongoh kantung celana belakangnya, ia mengambil sebuah pisau lipat yang ia bawa. Saat berhasil ia ambil ia mulai memotong tali yang mengikat tangannya. Heeseung yang melihat itu memberi kode pada Ni-Ki untuk berhati-hati jangan sampai ketahuan.

Mata wanita itu berbinar melihat apa yang di pegang oleh Sunghoon. "Waw pedang takdir yang telah di angkat oleh takdirnya hihihi. Sungguh menarik!"

Sunghoon langsung menyimpan pedang itu dibelakang tubuhnya.

"Bagaimana kalau Kamu kasih saya pedangnya dan aku akan melepaskan teman-temanmu" ucapnya.

"Pedang itu milikku!" ucap seorang lelaki dari arah pintu kastil dengan jubah hitam dan topeng yang menutupi wajahnya. Ia membawa seorang wanita dengan wajah yang tertutup kain hitam.
Berjalan mendekati medusa beserta laki-laki itu

"Iya tuan maksud saya pedang itu milikmu, aku akan mengambilnya lalu memberikannya padamu" ucap medusa. "Salam tuan" ucap Jihoon tunduk hormat.

"Aku akan menukar pedang itu dengan wanita di sampingku" ucap lelaki bertopeng itu. Ia menarik kain yang menutupi wajah tahanannya. Seorang wanita tua dengan mata senduh terlihat.

Jake terpaku, ia mengulum bibirnya. Air matanya turun tanpa perintah, hatinya sakit. Di saat orang yang selalu ia rindukan tapi jauh, orang yang dia sayang meninggalkannya, orang yang sangat ia hormati mengacuhkannya berada tepat di depan matanya dengan mata senduh menatapnya.

"Mama" ucap jake pelan. Ia terduduk menangis tersedu-sedu. Bukan, bukan ini yang ia mau. Ia merasa tidak apa-apa untuk tidak memiliki kasih sayang ibunya asalkan ibunya bahagia. Tapi kenapa ibunya menjadi tahanan bahkan terlihat kacau.

Sunghoon mengelus pundak jake sedangkan jay menutup mata dengan tangannya menahan air matanya yang akan jatuh juga.

Wanita itu menangis tanpa suara. "Jake, anak mama. Maafin mama jake" ucapnya. Suaranya terdengar begetar menahan tangis yang mendalam.

"Jadi ini tahanan yang telah kalian simpan bertahun-tahun. Huh kalian sangat jahat menjauhkan seorang ibu dengan anaknya, aku sangat terharu melihatnya" ucap medusa. Ia berpura-pura sedih.

Jake mengangkat kepalanya. "Tahanan? Jadi selama ini mama bukan sama papa tapi jadi tahanan? Kenapa mama di tahan?"

"Ya karena lo anak 3 dewa besar. Kalau mama lo nggak jadi tahanan, lo yang bakal celaka! Mangkanya mama lo mau nggak mau jadi tahanan tuan gue"

"BANGSAT LO JIHOON!" Teriak Jay murka.

"Owowowo, lo berada di situasi yang nggak menguntungkan jadi lebih baik lo jangan emosi dulu ya" ucap lelaki bernama jihoon itu.

"Jadi, setuju?" tanya lelaki bertopeng itu.

"Jangan!" cegah ibu jake. "Aku sudah tua dan tidak pantas, jangan tukar aku dengan pedang berharga itu. selesaikan tugas kalian."

"Maa.." hanya kata-kata itu yang keluar dari mulut jake. Ia ingin menolong ibunya tapi tugas mereka bertujuh melindungi dunia, bahkan ia telah melewati berbagai bahaya bersama teman-temannya

Ibunya tersenyum kearah jake. "Jake anak mama. Mama nggak pernah sekalipun benci sama kamu, mama sayang banget sama jake. Maafin mama selama ini berkata kasar dan nggak pernah ngebesarin kamu dengan tangan mama sendiri. Maafin mama karena nggak pernah tau apa yang kamu alamin, apa yang kamu lewatin, apa yang lagi kamu khawatirin. Mama nggak pernah nyesel punya anak kayak kamu, semoga di kehidupan selanjutnya kamu bisa jadi anak mama lagi, kali itu mama nggak akan ninggalin jake lagi. Sekarang jake punya tugas yang besar, mama yakin jake sm temen-temen pasti bisa ngelawan yang jahat. Jake akan jadi pahlawannya semua orang"

"Setuju" ucap sunghoon tiba-tiba. Membuat seluruh orang di ruangan itu membelalakan matanya terkejut. Jake menatap sunghoon senduh. "Gue bakal selamatin mama jake" lanjutnya. Ia menatap mata temannya itu, "kita bisa cari cara lain buat ngerebut pedang itu, yang terpenting mama lo kembali."

"Waaaaahh, kekuatan seorang yang baik hati memang sangat mengesankan" medusa tersenyum senang.

"Jihoon, ambil pedang itu!" perintah lelaki bertopeng. Jihoon memgambil pedang dari tangan sunghoon dan memberikannya pada pria bertopeng itu.

"Lepasin mama jake sekarang!" perintah Sunghoon. Lelaki bertopeng itu mendorong mama jake ke arah medusa. "Medusa, lakukan tugasmu." ia berjalan keluar kastil dengan sedikit berlari. Medusa tersenyum jahat lalu membuka penutup kepalanya

"TUTUP MATA KALIAN!" Teriak heeseung.

Semuanya menutup mata.

"Anak kebanggan mama, jake. Iloveyou" ucap mama jake senduh, sebelum ia berubah menjadi patung seutuhnya.

TASSSS! tak takk takk

"Semuanya bisa buka mata, udah gue tebas kepalanya" ucap Ni-Ki.

Jihoon yang membuka matanya lantas langsung berlari kabur.

Sunoo megayunkan tongkatnya. "Petrificus totalus!"  (Mantra membuat tubuh yang di tuju menjadi beku)

Terkena sihir dari sunoo, jihoon pun terjatuh dengan tubuh yang kaku.

"MAMAAA" Teriak jake histeris. Ia mendekati patung mamanya lalu memeluknya erat sambil terisak.

Teman-temannya yang lain memilih mengalihkan pandangan mata mereka dan diam-diam ikut menangis. Ni-Ki mengambil kain hitam yang berada di lantai lalu ia memasukkan kepala medusa kedalam kantung kain tersebut.

Jake yang sudah menenangi dirinya berdiri tegar. "Ayo kita kejer orang yang udah curi pedang kita" ucapnya dengan nada yang rendah.

"Tapi jihoon mau kita tinggal disini?" tanya Sunoo.

Tiba-tiba junkyu muncul dengan jubah hitam dan tongkat sihir yang di pegangnya. "Kalian kejar orang itu, jihoon bakal gue yang bawa ke camp." junkyu memegang jihoon lalu mengucap mantra, "Apparate" (Mantra muncul di tempat yang diinginkan) . Lalu junkyu dan jihoon pun menghilang.

Jake berlari mengejar pria bertopeng itu diikuti yang lain meninggalkan heeseung dan jay berdua.

"Lo duluan bang, gue mau pipis jangan tinggalin gue" ucap jay. Heeseung mengangguk lalu berlari.

~

"Sial" umpat jungwon. Setelah keluar dari kastil mereka di hadapi oleh monster berbadan singa, berwajah manusia dan ekor kalajengking yang beracun

"Hati-hati dengan ekornya" tegas heeseung.

"shit, dimana jay?" tanya Sunghoon. Tepat setelah bertanya jay berlarian menuju ke arah mereka, "gue disini" jawabnya.

"Hadeh mudah aja sih kita lawan ini satu" Ucap Ni-Ki pede. Yang lainnya pun ikut optimis dan tersenyum bangga melihat Ni-Ki.

"SERAAAAAANGGGG!"

DIFICIL • ENHYPENWhere stories live. Discover now