chapter 18

1.2K 205 16
                                    

lima menit berlalu tetapi haruto belum merasakan tanda tanda jeongwoo akan keluar. 

"jeongwoo" panggil haruto

masih tak ada jawaban, haruto menghela nafas. "jahat banget, gue ngga dijawab, dianggurin" haruto bersandar pada pintu bilik yang di dalam nya jeongwoo

tok.. tok.. tok..

“gue masih disini kok, kalo mau keluar, keluar aja” haruto

Jeongwoo lalu membuka pintu dan tertunduk tak berani menatap haruto, “aduh, manis nya gue kok begini” haruto merapikan rambut jeongwoo yang sedikit berantakan

Jeongwoo diam, “balikin aja baju nya, baru kita keluar” haruto

“balikin gimana?” jeongwoo

“punggung bajunya ke depan, yang robek ini buat ke belakang” haruto

“terus punggung gue gimana, gue makin malu kalo terekspos” jeongwoo

“nanti pake jaket gue” haruto

Jeongwoo mengangguk lalu membalikkan bajunya sesuai dengan saran haruto

“udah” jeongwoo

Haruto lalu tersenyum dan memakaikan jeongwoo jaket kulit berwarna hitam yang sebelumnya ia kenakan

“ayo” haruto kemudian menarik jeongwoo keluar dari sana

“kemana?” jeongwoo

“kita ke ruang OSIS dulu, ngambil baju baru buat lo” haruto

Jeongwoo tak menjawab, “ukuran baju lo apa, biar gue aja yang masuk nanti”

Jeongwoo masih diam hanya menatap haruto, “kok diam?” haruto membalas tatapan jeongwoo

Jeongwoo menggeleng, “ukuran baju lo apa?” tanya haruto lagi

“ngga tau” jawab jeongwoo pelan

“masa ngga tau” haruto menghentikan langkahnya menatap jeongwoo tak percaya

“ya, emang ngga tau” jeongwoo

Haruto lalu mendekat kan wajah nya ke Jeongwoo dan melihat ukuran baju jeongwoo

“lo ngapain?” jeongwoo

“liat ukuran baju lo sekarang gue udah tau, ayo” haruto menarik jeongwoo lagi

🍀

“kita bolos aja ya” haruto

Jeongwoo diam, “lo kenapa dari tadi diajak bicara diam terus” haruto

Jeongwoo menggeleng, haruto tau jeongwoo masih terkejut dengan apa yang terjadi pada nya hari ini

Haruto memutuskan membawa jeongwoo ke roof top, “kok kesini?” tanya jeongwoo baru sadar

“ga papa” haruto tersenyum lalu duduk di bangku

Beberapa saat keduanya terdiam, Jeongwoo berdiri di pembatas roof top merasakan angin yang berhembus menerpa kulit nya

“jeongwoo” panggil haruto

Jeongwoo hanya menjawab dengan deheman, “sini duduk di sebelah gue” haruto

Jeongwoo langsung duduk di sebelah haruto, “udah baikan?” tanya haruto

Jeongwoo menggeleng, “gue lemah banget” jeongwoo tertunduk kecewa pada diri sendiri

“lo ngga selemah itu, lo bisa lawan mereka kalo lo mau” haruto

“mereka perempuan, kalo gue lawan semisal pun mereka yang salah tetep aja ujung nya gue yang salah” jeongwoo

“itu tau, jadi lo ngga selemah itu” haruto menarik jeongwoo untuk bersandar di bahu nya

“nangis aja kalo memang mau, gue ngga papa kok. Lo gini juga gara gara gue” haruto mengusap usap kepala jeongwoo

“lo punya pacar satu aja ngga bisa diurus kenapa harus tambah sih” jeongwoo

“bukan kemauan gue juga, mereka nya aja yang mau sama gue” haruto

“pake otak dong, lo nyusahin orang lain” jeongwoo

“iya, nanti gue sisain satu aja yang mandiri biar ngga ngerepotin orang lain” haruto tertawa

“kok nanti, sekarang!” jeongwoo menatap haruto serius

“ya udah, lo jadi pacar gue sekarang” haruto

“nggak!” tolak jeongwoo

“ini pernyataan bukan pertanyaan, gue ngga butuh persetujuan lo” haruto

“kenapa ngga, ini menyangkut gue juga”

“bodo amat, gue mau nya lo” haruto

“tapi gue ngga mau lo” jeongwoo

“ngga peduli, gue mau egois. Jangan pergi dari kehidupan gue” haruto

Jeongwoo diam, tak tau mau menjawab apa. “lo punya gue sekarang, pacar haruto dan punya haruto. Urusan lo jadi urusan gue, jangan lupa kabarin gue setiap saat. Gue sayang banget sama lo” haruto

Udah ngga bener nih

TBC

Everything [ʜᴀᴊᴇᴏɴɢᴡᴏᴏ]✓Where stories live. Discover now