Ep 01: You and Me, Also Mistake

53 8 0
                                    

Hello! and welcome to the room of The Neo Broken Heart Club, a space where you can hear a letter of a broken heart from the side of a man. We'll bring you a lot of stories to hear and let's jump to today's letter.

Today's mail we've got from Hanif Rasyad, male in his 22's and just having his heart broken.
So let's hear what he got.

Nama gua Hanif Rasyad, umur dua puluh dua tahun dan gua baru aja putus dari pacar gue dimana kita itu udah punya hubungan selama empat tahun tapi, gua itu kenal sama dia dari kecil karena kita tetanggaan.

Basically we are growing up together dan memutuskan untuk lebih dari sekedar tetangga aja itu pas umur kita delapan belas tahun.

It was a beautiful four years, karena Cila (nama mantan gua) itu seperti sosok yang bisa menjadi rumah untuk gua. Klasik banget gak sih? Iya klasik haha karena apalah gua remaja delapan belas tahun kala itu udah merasa bahwa Cila ini The One I've been searching in my whole life walaupun sejujurnya ya delapan belas tahun ternyata enggak sepanjang itu setelah gua pikir-pikir hahaha.

Anyway, karena ini adalah surat dimana gua menumpahkan isi hati gua putus dari kekasih hati maka gua akan menuliskan. Rasanya gamang, gua gak bisa deskripsiin gimana rasanya pas gua dan Cila itu memutuskan untuk menyudahi semuanya.

Dua bulan sebelum gua dan Cila putus memang kita sudah sering terlibat banyak sekali perbedaan pendapat dan banyak hal lain yang mendukung terjadinya perang dingin di antara kita, gua dan Cila bukan tipikal pasangan yang bisa berantem sambil teriak-teriak histeris.

We liked to take a day or two for reflecting ourselves tiap lagi ada konflik, tapi sialnya selama dua bulan ya kita gitu-gitu aja gak ada kemajuan sama sekali walaupun we are giving space to each other.

Orang bilang di umur dua puluhan kita akan merasakan yang namanya quarter life crisis, gua gak tau apakah gua sedang merasakan atau belum merasakan tapi yang pasti Cila sedang ada di fase itu, she said it herself dan dia itu ada di fase dimana she needs time for herself.

Gua kasih, gua kasih Cila waktu yang dia minta. Tapi semakin lama, gua merasa bahwa hubungan kita juga semakin berada di ujung jurang karena Cila yang fokus sama kehidupannya, berusaha untuk tidak egois ya gua bilang ke Cila gimana enaknya untuk bawa hubungan kita ini di fase seperti ini? She said let's take a break, I said yes dan bodohnya gua itu gak nyadar kalau break dalam hubungan artinya putus yang belum terkonfirmasi aja.

Sampai satu malam dimana gua dan Cila ketemu untuk melepas rindu yang nyatanya malah menjadi malam dimana kita mengutarakan kalimat sampai disini aja, gua gak marah atau menyalahkan Cila karena gua sadar dalam hubungan itu ada dua kepala yang disatukan jadi satu dan memiliki pandangan hidup yang tidak selaras tapi bisa melengkapi dan memaklumi.

Malam itu Cila mengutarakan semua dan gua juga mengutarakan semua yang selama ini hanya berani gua keluarkan di dalam kepala dan tidak pernah berani menyuarakan kepada Cila, berkali-kali Cila bilang I'm way too good for her, I'm too good to be true.

Semua kata-kata yang gua tangkap bahwa fase hidup gua dan Cila itu ternyata tidak sejajar walaupun kita sudah bersama-sama untuk bertahun-tahun.

Selama ini gua selalu merasa bahwa gua dan Cila berjalan beriringan dan tidak pernah melihat kekurangan yang sebenarnya ada di depan mata dan andai aja gua tahu lebih dulu mungkin gua akan memperbaiki itu lebih awal dan mungkin... mungkin gua dan dia masih jadi kita, tapi semua itu kembali ke dalam mungkin bukan?

Lost her feels like I also lost half of me, cringe gak sih? Tapi, itu yang benar-benar gua rasain.

Kalau ada yang tanya apa sih yang buat gua jatuh cinta sama Cila? Loh jadi kayak mengenang masa lalu, ya namanya surat patah hati kan ya haha.

Cila feels like sunshine after the rain, bukan rainbow. Karena pelangi itu banyak warnanya dan Cila itu hanya punya satu warna, hidupnya selalu hanya memiliki satu jalur yang membuat gua mudah untuk bisa mencintainya dengan sederhana dan juga menikmati hidup di bawah kasih sayangnya.

Genap empat bulan semenjak gua dan Cila setuju untuk kembali menjadi teman, tapi jujur aja setiap malam gua masih kangen gimana di telepon Cila hanya untuk dengerin dia ngomel karena gua overworked atau gua yang ceroboh sama barang-barang gua.

Cila is home and for now she is still home for me.

Sekian dari gua, Hanif Rasyad yang menuliskan dengan penuh hati bagaimana patah hati yang saya alami. Semoga kalian-kalian di luar sana tidak merasakan patah hati yang mendalam dan ingat dalam hubungan itu ada dua orang, jangan pernah merasa kalian berjalan sejajar.

Pesan gua Selalu lihat ke belakang dan pastikan apakah dia butuh bantuan atau dia ingin kamu sejajar dengannya, karena hidup dua orang yang bernaung dalam satu cinta terkadang tidak bisa selaras mau selama apa kalian bersama.

Peace out!

Peace out Hanif! Thank you for sending us your letter and trust us to telling your story to the world under The Neo Broken Heart Club, ada satu kata penutup yang sangat aku suka dari Hanif yaitu "karena hidup dua orang yang bernaung dalam satu cinta terkadang tidak bisa selaras mau selama apa kalian bersama" you really choose the right words to deliver what you feel inside, umm... ini terdengar sangat di luar konteks tapi...

Hanif I'm one of your secret admirer and after read your letter I could feel the love you give towards her and I really admire your heart. I really hope you could find your definition of  happiness and I hope I can be that one? Haha, hope you'll get better and reach out to me if you know me Hanif.

Thank you for tuning in The Neo Broken Heart Club and see ya next week!

The Neo Broken Heart ClubWhere stories live. Discover now