Enamorarse

8.9K 975 124
                                    

(name) sedang bersama Sanzu, mereka berada di gedung tua yang sudah tidak terurus lagi. Sanzu bersiul, dan siulan nya berhasil membuat siapapun yang mendengarnya bergetar ketakutan termasuk (name)

Sanzu mengajak (name) untuk mengeksekusi seseorang, ada dua pria yang terikat dengan muka yang sudah babak belur.

Sanzu menyodorkan pistol nya ke arah (name), memberi isyarat agar wanita itu mengambil pistol nya.

setelah (name) mengambil pistol itu, Sanzu beralih berdiri di belakang (name) untuk membantu (name) untuk menggunakan pistol nya.

Sanzu mengarahkan pistol ke arah dua pria yang terikat itu.

"dorr!"

"kau harus membuat pistol ini berbunyi seperti itu, sayang"

tubuh (name) bergetar, kedua pria itu pun tidak kalah bergetar nya dari (name), mereka sangat ketakutan apalagi mendapat tatapan mengerikan dari Sanzu.

"mereka para penghianat Bonten dan penghianat pantas mati"

"gunakan pistol mu (name), buat aku senang hari ini"

(name) menatap tidak tega, apa tidak ada cara lain selain membunuh? kalaupun cara satu-satunya adalah membunuh mereka kenapa harus menyuruh (name)? ayolah Sanzu memang gila.

tangan nya menggenggam erat pistol, secara perlahan menekan pelatuknya, mengarahkan pistol nya ke arah kepala mereka.

Dorr dorr

suara nyaring itu berbunyi dua kali, setelah suara tembakan itu berbunyi kedua orang penghianat Bonten mati dengan kepala yang di penuhi dengan darah.

Sanzu mendekatkan badan nya dan membisikan sesuatu ke telinga (name).

"itu juga berlaku padamu"

"jika kau menghianati kami, maka peluru ku akan bersarang di kepalamu"

(name) menelan ludahnya susah payah, udara disini terasa sangat sesak, Sanzu selalu saja membuatnya ketakutan.

"pergi ke mobil, aku harus membereskan mayat mereka"

。。。

Kakucho masuk ke dalam kamar (name), tangan nya sibuk melepas jas yang dia kenakan lalu membuang jas itu ke ranjang.

Kakucho langsung memeluk (name) dan membenamkan kepala nya di dada wanita itu, tangan (name) terangkat untuk membelai rambut Kakucho.

(name) membalas pelukan membuat bibir Kakucho terangkat sedikit, rasa lelah nya hilang setelah di peluk oleh (name).

Kakucho mendongakkan kepala nya untuk menatap wajah cantik (name), dengan gerakan cepat dia mengecup bibir ranum milik (name).

"ini tidak akan membekas, jadi Ran tidak akan tau"

Kakucho kembali mengecup bibir (name), hanya sebuah kecupan tapi dia lakukan terus menerus.

Kakucho tau jika kemarin Ran melukai (name) karena tanda merah yang Koko tinggalkan di leher (name).

jadi mulai sekarang dia akan berhati-hati agar Ran tidak lagi menyakiti (name).

"mau makan bersama? di mansion hanya ada kita berdua"

"boleh"

kedua nya beranjak dari ranjang dan berjalan berdampingan menuju ke dapur, disana Kakucho hanya menyuruh (name) untuk duduk di kursi.

tidak membiarkan wanita itu membantunya.

"aku baru tau Kakucho-san sangat lihai memasak"

"karena dulu aku sering memasak untuk Izana"

"Izana?"

"kau tidak perlu tau, sayang"

bibir (name) tertutup, seharusnya dia tidak bertanya.

kedua nya sama-sama terdiam, Kakucho sibuk memasak sedangkan (name) terus memperhatikan gerakan Kakucho.

masakan nya sudah selesai, Kakucho menaruh beberapa piring yang berisi masakan nya dan meletakan itu dimeja.

mereka duduk berhadapan, Kakucho mengambil sendok nya lalu menyuapkan makanan ke mulut (name).

"bagaimana?"

"enak"

Kakucho menghela nafas lega, dia sempat berpikir (name) tidak akan menyukai masakan nya, tapi wanita itu sekarang sangat menikmati makanan dari Kakucho.

"(name) kau pernah jatuh cinta?"

kepala (name) mendongak, mulutnya berhenti mengunyah.

"pernah, itu waktu aku masih SMP"

(name) tersenyum kecut membayangkan bagaimana dia bertemu dengan cinta pertama nya, (name) dan pria itu sempat berpacaran tapi harus kandas di tengah jalan karena sang pria lebih mementingkan sahabat nya.

"dimana kalian bertemu?"

Kakucho menyuapkan makanan ke mulut nya sambil menunggu jawaban dari (name).

"club jahit, dia adalah ketua dari club jahit"

"seorang pria? menjadi ketua club jahit?"

(name) mengangguk, itulah daya tarik dari cinta pertama nya, dia sangat unik, semua perempuan yang masuk ke club jahit sangat mengagumi mantan kekasihnya.

dan mungkin saja (name) masih mencintai nya sampai sekarang, tetapi mengingat betapa egois nya pria itu membuat dada (name) sesak.

setelah lulus SMP mereka tidak pernah bertemu lagi, entah kemana pria itu menghilang.

"kenapa putus?"

"kau tidak perlu tau, Kakucho-san"

Kakucho terkekeh, (name) menirukan gaya bicara nya tadi ketika (name) bertanya tentang Izana.

"kau menggemaskan, lama-lama aku bisa jatuh cinta padamu"

(name) kembali melanjutkan makan nya, dia tidak menghiraukan ucapan Kakucho.

"(name) selesai makan, temani aku tidur"

Mikey datang dari pintu masuk, tangan nya menenteng jas nya yang berwarna hitam sedangkan tangan satu nya di gunakan untuk melonggarkan dasi.

Mikey melewati meja makan begitu saja, dan mengisyaratkan (name) untuk cepat menghabiskan makanan nya.

suara sendok jatuh membuat (name) terperanjat kaget, itu perbuatan Kakucho, dia melakukan nya dengan sengaja.

Kakucho berdiri dari duduk nya.

"kau sudah selesai kan? temani dia tidur"

"Kakucho-san, tapi makanan mu belum habis"

"ahh selera makan ku sudah hilang"

ekspresi wajah Kakucho sangat kesal, selalu saja ada yang menganggu saat dia sedang bersama (name).

Kakucho pergi begitu saja meninggalkan (name) di meja makan.

。。。

BITCHES ― BONTENWhere stories live. Discover now